Senin, 30 Agustus 2010

EVALUASI PASCADIKLAT TRANSFORMASI BIROKRASI, BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 2007

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Era globalisasi membawa dampak terjadinya perubahan yang sangat dinamis. Masyarakat semakin berkembang dan menuntut proses pelayanan yang efektif dan efisien, hal ini mengharuskan adanya peningkatan kinerja birokrasi menjadi lebih kompeten. Profesionalisme sumberdaya aparatur daerah mutlak perlu pengembangan secara optimal melalui pendidikan dan pelatihan, sehingga dapat melakukan pelayanan publik secara baik sebagai dinamisator dan fasilitator masyarakat. Dengan demikian aparatu dapat mengelola dan mengembangkan potensi wilayah yang dimiliki daerah untuk dapat dipasarkan serta dimanfaatkan menjadi Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang bermuara pada kesejahteraan masyarakat.
Globalisasi menuntut aparatur penyelenggara negara untuk siap melaksanakan fungsi dan tugasnya secara profesional. Untuk menuju birokrasi yang handal diperlukan tingkat kompetensi yang memenuhi standar. Konsep dalam hal strategi, kebijakan dalam setiap pengambilan keputusan dilandasi visi ke depan yang terukur. Menjalin jejaring antar stakeholders yang berkaitan lingkup pengelolaan tugas diperlukan untuk menambah relasi. Dan yang paling penting dilakukan setiap birokrasi dalam komitmen bersama untuk menuju visi dan misi yang telah menjadi tujuan yang disepakati.
Untuk itu diperlukan birokrat yang mempunyai pemikiran yang berwawasan global dan mempunyai jiwa kewirausahaan, sehingga diharapkan mampu mengelola dan memanfaatkan sumberdaya lokal baik sumber daya manusia maupun sumberdaya alam untuk pembangunan daerah secara efektif dan efisien yang bermuara pada kesejahteraan masyarakat.
Berangkat dari pemikiran di atas, maka diperlukan upaya untuk mengetahui seberapa jauh telah terjadi perubahan birokrasi. Hal tersebut dapat diperoleh secara terukur berdasarkan tingkat keberhasilan penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan dalam rangka pengembangan sumberdaya manusia di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Salah satu tolok ukurnya adalah dengan melakukan evaluasi diklat Transformasi Birokrasi yang telah diselenggarakan oleh Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2007.

B. Tujuan
Tujuan pelaksanaan evaluasi pascadiklat adalah sebagai berikut.
1.Untuk mengetahui tingkat perbaikan kinerja alumni, yaitu perbaikan tindak kerja alumni yang berkaitan dengan tujuan program diklat Transformasi Birokrasi.
2.Untuk mengetahui tingkat pendayagunaan alumni, yaitu seberapa jauh pelibatan alumni dalam kegiatan-kegiatan yang ada hubungannya dengan pengetahuan dan ketrampilan yang diperolehnya dalam pelatihan.
3.Untuk mengetahui tingkat kesesuaian pengetahuan dan ketrampilan selama diklat dengan kebutuhan kompetensi di lapangan, yaitu seberapa jauh kesesuaian materi pelajaran untuk dapat diterapkan dan menunjang kinerja instansi.
4.Untuk mengetahui tingkat implementasi konsep dan teori transformasi birokrasi di Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, yaitu melihat kebijakan-kebijakan yang sedang dilaksanakan berikut implikasinya terhadap transformasi birokrasi.

C. Manfaat
Manfaat evaluasi pascadiklat Transformasi Birokrasi adalah sebagai berikut.
1.Mengetahui persepsi umum alumni terhadap proses transformasi birokrasi.
2.Umpan balik dalam rangka perbaikan program kediklatan.
3.Mendapatkan Informasi sebagai bahan penentuan kebijakan tindak lanjut pengembangan sumberdaya manusia aparatur di Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

D. Deskripsi Obyek Evaluasi
Deskripsi obyek evaluasi pascadiklat adalah sebagai berikut.
1.Obyek evaluasi adalah Alumni Diklat Transformasi Birokrasi Angkatan VIII Tahun 2007, dengan jumlah alumni 39 orang.
2.Tujuan
Tujuan instruksional umum dari Diklat Transformasi Birokrasi adalah menyiapkan aparat Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dalam menghadapi perubahan yang terjadi dengan meningkatkan profesionalisme dan penanaman jiwa kewirausahaan, sehingga dapat mengembangkan dan memanfaatkan potensi yang dimiliki daerah demi kesejahteraan masyarakat.
Sedangkan tujuan secara khususnya adalah sebagai berikut:
a.memberikan pembekalan peserta agar dapat melaksanakan tugasnya dengan baik, efektif, dan efisien;
b.memperluas wawasan enterpreunership, pengetahuan, dan peningkatan kemampuan dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan daerah;
c.mampu melaksanakan tugas-tugas pokok pemerintahan daerah secara terampil, senantiasa membina hubungan baik dengan instansi terkait;
d.mampu melihat sudut pandang pengelolaan sumberdaya alam dan sumberdaya manusia untuk mensejahterakan masyarakat dari sisi kewirausahaan.
Sasaran yang dituju dari Diklat Transformasi Birokrasi adalah terwujudnya kompetensi yang dimiliki pejabat eselon III dan IV untuk setiap instansi yang ada di lingkungan Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang diharapkan mempunyai visi ke depan yang positif, mampu mengaplikasikan konsep-konsep corporate culture dalam pelaksanaan kegiatan sehari-hari.
3. Peserta
Peserta pelatihan adalah pejabat eselon III, IV, dan pejabat fungsional di lingkungan Pemerintah Propinsi DIY, Kabupaten, dan Kota di Wilayah Provinsi DIY, dengan Jumlah peserta diklat transformasi birokrasi angkatan VIII tahun 2007 sebanyak 39 orang. Persyaratan peserta sebagai berikut:
a.Moral yang baik.
b.Dedikasi dan loyalitas terhadap tugas dan organisasi.
c.Kemampuan menjaga reputasi diri dan instansinya.
d.Jasmani dan rohani yang sehat.
e.Motivasi yang tinggi untuk meningkatkan kompetensi.
f.Prestasi yang baik dalam melaksanakan tugas.
g.Diusulkan oleh Kepala Instansi yang bersangkutan.
h.Dinyatakan lulus seleksi administratif oleh Penyelenggara.
4. Pengajar
Materi pelajaran disampaikan oleh para pengajar atau penceramah yang didampingi moderator, serta pembimbing kertas kerja yang berasal dari.
a.IMA (Indonesia Marketing Association) Chapter D.I.Y.
b.Widyaiswara Provinsi D.I.Y.
c.Pejabat Struktural di lingkungan Pemerintah Provinsi D.I.Y.
d.Pakar di bidangnya.
e.Bupati/Walikota se Provinsi D.I.Y.
f.Alumni Diklat Transformasi Birokrasi.
5. Pembiayaan
Semua biaya penyelenggaraan Diklat Transformasi Birokrasi dibebankan pada APBD Pemerintah Provinsi D.I.Y. Tahun Anggaran 2007 pada Badan Diklat Provinsi D.I.Y.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Tingkat keberhasilan suatu pelatihan memerlukan feed back atau umpan balik dari berbagai pihak. Hal inilah yang melandasi pentingnya kegiatan evaluasi pascadiklat dilakukan. Efektifitas dan efisiensi suatu pelatihan perlu dilakukan evaluasi yang dilakukan secara konsisten dan terus menerus. Selain itu, evaluasi pelatihan juga dipergunakan sebagai dasar untuk memperbaiki segala kekurangan yang ada baik dalam aspek materi pelatihan, aspek penyelenggaraan, proses belajar maupun aspek lain yang berhubungan dengan kegiatan pelatihan tersebut. Untuk itu, ada berbagai cara evaluasi yang dapat dipergunakan, baik untuk mengetahui "suasana pelatihan", efektifitas metoda dan media, kemampuan fasilitator, maupun efektifitas penyelenggaraan pelatihan itu sendiri. Dalam Pendidikan Orang Dewasa, evaluasi pelatihan lebih banyak ditekankan pada aspek "perubahan tingkah laku" daripada yang bersifat peningkatan pemahaman. Oleh karena itu, evaluasi pelatihan lebih banyak dilakukan secara partisipatif yang melibatkan seluruh komponen pelatihan.

A. Pengertian Evaluasi
Evaluasi merupakan salah satu tahapan dalam manajemen: "Controlling". Menurut Blaire R. Worthen (1986) "… Evaluation is one of the most widely discussed but little used…". Untuk dapat mengevaluasi suatu program perlu Penguasaan Teknik Evaluasi dan menghilangkan "Culture Barrier". Diantaranya adalah mampu melakukan kegiatan evaluasi terhadap kegiatan sesuai tupoksi serta mengubah mental set yang resisten terhadap kegiatan evaluasi menjadi pendorong perbaikan program.
Evaluasi didefinisikan sebagai upaya yang seksama untuk mengumpulkan, menyusun dan mengolah fakta, data dan informasi untuk menyimpulkan harga, nilai, kegunaan, kinerja dan lain-lain mengenai sesuatu (barang, program, kegiatan, organisasi, pekerjaan dll.) serta menggunakan kesimpulan itu dalam proses pengambilan keputusan dan perencanaan (Sarbini, 1995).

B. Tahapan Evaluasi
Tahapan evaluasi menurut Blain R. Sanders & James R. Sanders, 1984 adalah sebagai berikut:
1. Pemfokusan Evaluasi (Delineating)
•Subyek Evaluasi
•Jenis Data yang akan diambil
•Cara pengambilan data
2. Pengumpulan dan Analisa Data (Obtaining)
•Sumber data
•Jenis data
•Populasi dan metode sampling
•Cara/metode serta instrumen pengumpulan data
3. Penyimpulan, Perumusan dan Penyajian Informasi Hasil Evaluasi (Providing)
•Kinerja program/kegiatan beserta komponennya
•Rumusan alternatif

C. Metoda Evaluasi
Metode evaluasi dapat digolongkan menjadi dua bagian, yaitu.
1.Metode Kuantitatif, yaitu metode yang berbasis data kuantitatif dengan teknik analisis data berdasarkan kalkulasi statistik.
2.Metode Kualitatif, yaitu metode yang berbasis data kualitatif.
Fokus pada obyek evaluasi melalui variabel-variabel kegiatan dan informasi kegiatan. Penentuan rencana kerja meliputi penetapan rencana pelaporan, penetapan prioritas kegiatan, penetapan anggota tim dan ketugasannya, dan Penetapan jadwal.
Pengumpulan data dilakukan secara langsung dari sumber data, Pengumpulan data melalui data sekunder, pengumpulan dari sumber data yang lain, dan data dari pengalaman evaluator. Yang perlu diperhatikan dalam pengumpulan data adalah durasi waktu, sebaran lokasi sumber data, biaya yang tersedia, dan hambatan dari responden.
Analisa data dilakukan dengan mengggunakan pendekatan yang tepat dan mudah pengoperasiannya, alokasikan waktu yang panjang, konsultasi dengan ahli, konsultasi dengan user.
Dalam penyimpulan dan perumusan rekomendasi harus link and match dengan tujuan semula, rumusan alternatif rekomendasi harus jelas, skala prioritas terhadap hasil rekomendasi, rekomendasi bersifat operasional baik dari aspek teknis maupun anggaran.
Evaluasi input meliputi kesiapan bahan, kesiapan peralatan, kesiapan tenaga kerja. Evaluasi proses yaitu cara/metoda, sekuensi/pentahapan, alokasi waktu. Evaluasi output untuk mengetahui sesuatu apa yang langsung dapat diperoleh dari pelaksanaan kegiatan. Evaluasi outcome menekankan terhadap kinerja/produk sesuai standarisasi yang ada.

BAB III
ANALISA DATA

A. Kriteria Evaluasi Penilaian Metode Kuantitatif
Data yang diambil dari responden adalah data penilaian responden terhadap alumni, sehingga pengukuran yang dihasilkan merupakan pengukuran kinerja yang sesungguhnya tetapi lebih merupakan persepsi responden terhadap kinerja alumni. Skor jawaban dengan menggunakan skala Likert (5 pilihan) dengan skor minimal = 1 dan skor maksimal = 5.
Jawaban responden terhadap kuesioner yang telah diberikan kepada alumni diklat Transformasi Birokrasi, kemudian disusun dan diklasifikasikan ke dalam 3 (tiga) indikator atau variabel, yaitu indikator tingkat perbaikan kinerja alumni, indikator pendayagunaan alumni, dan indikator tingkat kesesuaian pengetahuan dan ketrampilan selama diklat dengan kebutuhan kompetensi di lapangan.
Masing-masing variabel diberikan penilaian atau skor pada tiap-tiap bagian pertanyaan. Total skor yang dicapai masing-masing responden kemudian diklasifikasikan ke dalam 5 kategori yaitu sangat kurang, kurang, sedang, baik, dan memuaskan.
Jumlah pertanyaan menentukan dalam penentuan kategori yang dipergunakan untuk mengukur variabel. Jumlah pertanyaan yang ada dalam tiap variabel yang terdapat dalam kuesioner yang ditujukan kepada responden alumni diklat, adalah sebagai berikut.
1.Pertanyaan Pilihan Berganda (Multiple Choice).
a.Untuk variabel tingkat perbaikan kinerja alumni : 10 soal.
b.Untuk variabel pendayagunaan alumni : 10 soal.
c.Variabel tingkat kesesuaian pengetahuan dan ketrampilan selama diklat dengan kebutuhan kompetensi di lapangan: 29 soal.
d.Variabel implementasi konsep dan teori transformasi birokrasi: 14 soal.
2.Pertanyaan Terbuka sebanyak 6 buah pertanyaan.

Dari jumlah pertanyaan tersebut kriteria penilaian yang dapat dijadikan sebagai kategori penilaian adalah sebagai berikut.
1.Jumlah pertanyaan yang diajukan kepada responden sebanyak 10 buah.
Jawaban pertanyaan keseluruhan untuk satu responden mempunyai skor maksimum = 50 dan skor minimum = 10. Interval skor dapat dihitung dengan mempergunakan perhitungan sebagai berikut.
Interval = skor maksimum – skor minimum
Jumlah kategori


= 50 – 10
5

= 8

Interval yang diperoleh dipergunakan untuk menggolongkan kategori adalah sebagai berikut.
a. Kategori Sangat Kurang : < 18
b. Kategori Kurang : 19 - 26
c. Kategori Sedang : 27 - 34
d. Kategori Baik : 35 - 42
e. Kategori Memuaskan : > 42

2. Jumlah pertanyaan yang diajukan kepada responden sebanyak 29 buah.
Jawaban pertanyaan keseluruhan untuk satu responden mempunyai skor maksimum = 155 dan skor minimum = 31. Interval skor dapat dihitung dengan mempergunakan perhitungan sebagai berikut.
Interval = skor maksimum – skor minimum
Jumlah kategori

= 145 – 29
5

= 23,2

Interval yang diperoleh dipergunakan untuk menggolongkan kategori adalah sebagai berikut.
a. Kategori Sangat Kurang : < 76
b. Kategori Kurang : 77 - 99
c. Kategori Sedang : 100 - 122
d. Kategori Baik : 123 - 145
e. Kategori Memuaskan : > 145

3. Jumlah pertanyaan yang diajukan kepada responden sebanyak 14 buah.
Jawaban pertanyaan keseluruhan untuk satu responden mempunyai skor maksimum = 70 dan skor minimum = 14. Interval skor dapat dihitung dengan mempergunakan perhitungan sebagai berikut.
Interval = skor maksimum – skor minimum
Jumlah kategori

= 70 – 14
5

= 11,2

Interval yang diperoleh dipergunakan untuk menggolongkan kategori adalah sebagai berikut.
a. Kategori Sangat Kurang : < 37
b. Kategori Kurang : 37 - 48
c. Kategori Sedang : 49 - 59
d. Kategori Baik : 60 - 70
e. Kategori Memuaskan : > 70
Kriteria Penilaian Hasil Rerata Keseluruhan
Kriteria penilaian kuantitatif yang lain didasarkan pada hasil rerata dari seluruh skor penilaian setiap variabel. Nilai atau skor hasil dari jawaban responden dirata-rata setiap variabel, kemudian hasil rata-rata tersebut kesimpulan hasil evaluasi dapat dilihat dari kriteria penggolongan kategori sebagai berikut.
a. Kategori Sangat Kurang : 0 - 1
b. Kategori Kurang : ≥ 1 - 2
c. Kategori Sedang : ≥ 2 - 3
d. Kategori Baik : ≥ 3 - 4
e. Kategori Memuaskan : ≥ 4

B. Kriteria Evaluasi Penilaian Metode Kualitatif
Evaluasi penilaian dengan metode kualitatif didasarkan dari hasil jawaban responden atas pertanyaan terbuka di dalam kuesioner. Beberapa jawaban yang sama dirangkum menjadi kesimpulan. Jawaban yang berbeda-beda tetap menjadi bahan kesimpulan evaluasi pascadiklat. Meskipun jawaban orang-perorang dari responden diakui mempunyai kelemahan yang berkecenderungan subyektif, tetapi jawaban tersebut tetap diinventarisasi dengan tujuan ke arah penyempurnaan proses penyelenggaraan diklat transformasi birokrasi.
Evaluasi penilaian dengan metode kualitatif tersebut dideskripsikan untuk membuat gambaran secara obyektif, sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat, serta hubungan antarfenomena yang diselidiki. Fenomena atau peristiwa yang terjadi yang berkaitan dengan proses pelaksanaan diklat tersebut berkaitan dengan tindaklanjut diklat transformasi birokrasi, perlu tidaknya temu alumni Diklat Transformasi Birokrasi, kualitas bahan ajar, sarana dan prasarana belajar, materi pelajaran, widyaiswara, nara sumber, instruktur, panitia, pendamping, dan konsumsi.
Tidak semua responden mengisi atau memberikan jawaban Jawaban atas pertanyaan terbuka. Dari jawaban responden yang masuk dapat disimpulkan sebagai berikut.
1.Diklat transformasi birokrasi menurut semua jawaban responden ternyata perlu ditindaklanjuti dengan diklat transformasi birokrasi lanjutan. Demikian juga temu alumni diklat transformasi birokrasi juga perlu dilaksanakan.

2.Saran terhadap bahan ajar:
a.materi agar selalu diperbarui,
b.materi dalam bahasa Indonesia,
c.sesuaikan dengan perkembangan zaman,
d.sesuaikan dengan peraturan perundang-undangan,
e.kurangi yang bersifat teori,
f.lebih aplikatif / terlalu berpola pikir Amerika,
g.kurang implementatif,
h.materi berupa buku kurang praktis dan terlalu teoritis,
i.materi agar berorientasi pada kondisi Daerah Istimewa Yogyakarta,
j.materi agar lebih berorientasi pada pemerintahan yang efektif bukan pada marketing.

3.Saran terhadap sarana dan prasarana:
a.agar berorientasi pada sarana dan prasarana berbasis teknologi informasi,
b.perlu dikembangkan,
c.sudah memadai/cukup,
d.perlu laboratorium/simulasi,
e.tingkatkan untuk ruang simulasi,
f.tempat duduk kurang ergonomic/tidak perlu bagus tetapi nyaman untuk duduk
g.kapasitas terlalu penuh untuk 40 peserta,
h.perlu disain ruangan yang mendorong dinamika peserta.

4.Saran terhadap materi pembelajaran:
a.agar selalu di up date,
b.sudah baik,
c.sesuaikan dengan situasi,
d.sesuaikan dengan perkembangan,
e.perlu ditingkatkan,
f.kurang berorientasi pada praktek lapangan,
g.tingkatkan penguasaan materi,
h.sederhanakan dan sesuaikan dengan kebutuhan peserta,
i.perlu outward bound,
j.perlu materi bahasa inggris/sesekali pengajar menggunakan bahasa inggris,
k.tugas akhir agar lebih variatif, tidak hanya masalah pemasaran.

5.Saran terhadap pengajar:
a.sesuaikan dengan kompetensinya,
b.sudah baik/cukup,
c.perlu lebih ditingkatkan,
d.perlu diseleksi lebih ketat,
e.kurang profesional,
f.metode penyampaian materi dari pengajar terlalu monoton,
g.perlu pengajar dari ilmu pemerintahan/administrasi negara agar materi lebih seimbang (tidak terlalu marketing minded).

6.Saran terhadap panitia, pendamping, dan konsumsi:
a.perlu memperhatikan tempat pembelajaran,
b.cukup baik,
c.peran panitia menentukan, oleh karena itu perlu ditingkatkan pelayanannya,
d.setting tempat duduk sebaiknya dengan berbentuk huruf U,
e.sudah sangat baik,
f.perlu peningkatkan,
g.jangan terlalu mudah mengganti jadwal pengajar,
h.waktu tidak perlu diselang-seling dengan libur diklat (peserta jadi tidak fokus ke diklat),
i.tugas resume buku tidak efektif, prakteknya hanya tugas dilakukan dengan copy – paste.

C. Jumlah Data yang Terkumpul
Dari keseluruhan target responden yang diinginkan yaitu sejumlah 39 orang alumni diklat Transformasi Birokrasi, data yang terkumpul berjumlah 34 eksemplar (87,18%) dari alumni diklat Transformasi Birokrasi (Tabel 1).
Tabel 1. Jumlah Kuesioner Terkumpul

No. Responden Jumlah Target Populasi Data Masuk Persentase
1. Alumni 39 34 87,18
Sumber: Hasil Analisis Data Primer, 2008

D. Variabel Perbaikan Kinerja Alumni
1. Jumlah Pertanyaan
Untuk mengetahui tingkat perbaikan kinerja alumni diberikan kuesioner yang berisi 10 pertanyaan untuk diisi alumni diklat Transformasi Birokrasi. Pertanyaan tersebut menggambarkan pengaruh diklat terhadap tingkat kompetensi alumni yang berkaitan dengan Transformasi Birokrasi.
2. Kecenderungan Penilaian
Perlu dikelaskan bahwa responden tidak diberikan prediktor masing-masing item kuesioner untuk menentukan besaran penilaian, oleh karena itu kualitas jawaban sangat tergantung dari kemampuan atau sikap responden terhadap alumni pelatihan. Namun dari peta jawaban dapat dilihat bahwa kecenderungan jawaban responden dari alumni dapat dikatakan sama. Secara rinci kecenderungan jawaban responden dapat dilihat sebagai berikut (Tabel 2).
Tabel 2. Kecenderungan Responden Alumni Diklat terhadap Tingkat Perbaikan Kinerja Alumni Diklat Transformasi Birokrasi

No. Tingkat Perbaikan Kinerja Alumni Jumlah Persentase
1.
2.
3.
4.
5. Kurang Sekali (< 18)
Kurang (19 – 26)
Sedang (27 - 34)
Baik (35 – 42)
Memuaskan (> 42) 0
0
13
20
1 0,00
0,00
38,23
58,82
2,94
Jumlah keseluruhan 34 100,0
Sumber: Hasil Analisis Data Primer, 2008
Dari hasil analisa rerata keseluruhan skor responden didapatkan angka 3,37, hal ini menunjukkan tingkat perbaikan kinerja alumni diklat transformasi birokrasi dalam kategori baik.
Walaupun secara umum terjadi perbaikan kinerja yang baik, dari hasil jawaban kuesioner per item kalimat dalam kuesioner ada yang berkecenderungan termasuk kategori kurang, yaitu adanya hambatan-hambatan secara struktural, sistem, dan peraturan dalam melaksanakan tupoksi instansi menuju transformasi birokrasi.

E. Variabel Pendayagunaan Alumni
1. Jumlah Pertanyaan
Untuk mengetahui tingkat perbaikan kinerja alumni diberikan kuesioner yang berisi 10 pertanyaan untuk diisi alumni diklat Transformasi Birokrasi. Pertanyaan tersebut menggambarkan pengaruh diklat terhadap tingkat pendayagunaan alumni yang berkaitan dengan Transformasi Birokrasi.
2. Kecenderungan Penilaian
Secara rinci kecenderungan jawaban responden dapat dilihat sebagai berikut (Tabel 3).
Tabel 3. Kecenderungan Responden Alumni Diklat terhadap Tingkat Pendayagunaan Alumni Diklat Transformasi Birokrasi

No. Tingkat Pendayagunaan Alumni Jumlah Persentase
1.
2.
3.
4.
5. Kurang Sekali (< 18)
Kurang (19 - 26)
Sedang (27 - 34)
Baik (35 - 42)
Memuaskan (> 42) 0
1
18
13
2 0,00
2,94
52,94
38,24
5,88
Jumlah keseluruhan 34 100,0
Sumber: Hasil Analisis Data Primer, 2008

Dari hasil analisa rerata keseluruhan skor responden didapatkan angka 3,32, hal ini menunjukkan tingkat pendayagunaan alumni diklat transformasi birokrasi dalam kategori baik.

E.Variabel Tingkat Kesesuaian Pengetahuan dan Ketrampilan selama Diklat dengan Kebutuhan Kompetensi di Lapangan.
1. Jumlah Pertanyaan
Untuk mengetahui tingkat kesesuaian pengetahuan dan ketrampilan selama diklat dengan kebutuhan kompetensi di lapangan, responden diberikan kuesioner yang berisi 29 pertanyaan untuk diisi alumni diklat Transformasi Birokrasi. Pertanyaan tersebut menggambarkan penilaian pada materi pada setiap mata pelajaran dalam diklat Transformasi Birokrasi.
2. Kecenderungan Penilaian
Secara rinci kecenderungan jawaban responden dapat dilihat sebagai berikut (Tabel 4).
Tabel 4. Kecenderungan Responden Alumni Diklat terhadap Tingkat Kesesuaian Pengetahuan dan Ketrampilan selama Diklat dengan Kebutuhan Kompetensi di Lapangan

No. Tingkat Kesesuaian Pengetahuan dan Ketrampilan selama Diklat dengan Kebutuhan Kompetensi di Lapangan menurut Alumni Diklat Transformasi Birokrasi Jumlah Persentase
1.
2.
3.
4.
5. Kurang Sekali (< 76)
Kurang (77 - 99)
Sedang (100 - 122)
Baik (123 - 145)
Memuaskan (> 145) 0
5
22
7
0 0,00
14,70
64,71
20,59
0,00
Jumlah keseluruhan 34 100,0
Sumber: Hasil Analisis Data Primer, 2008
Dari hasil analisa rerata keseluruhan skor responden didapatkan angka 3,88. Hal ini menunjukkan tingkat kesesuaian pengetahuan dan ketrampilan selama diklat dengan kebutuhan kompetensi di lapangan termasuk dalam kategori baik.

F.Variabel Implementasi Konsep dan Teori Transformasi Birokrasi
1. Jumlah Pertanyaan
Untuk mengetahui tingkat implementasi konsep dan teori transformasi birokrasi, responden diberikan kuesioner yang berisi 14 pertanyaan untuk diisi alumni diklat Transformasi Birokrasi. Pertanyaan tersebut menggambarkan penilaian implementasi konsep dan teori yang diberikan dalam diklat Transformasi Birokrasi atau realitas kebijakan yang telah dan sedang diterapkan di Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta saat ini.
2. Kecenderungan Penilaian
Secara rinci kecenderungan jawaban responden dapat dilihat sebagai berikut (Tabel 5).
Tabel 5. Kecenderungan Responden Alumni Diklat terhadap Tingkat Implementasi Konsep dan Teori Transformasi Birokrasi

No. Tingkat Implementasi Konsep dan Teori Transformasi Birokrasi Jumlah Persentase
1.
2.
3.
4.
5. Kurang Sekali (< 37)
Kurang (37 - 48)
Sedang (49 - 59)
Baik (60 - 70)
Memuaskan (> 70) 0
15
18
1
0 0,00
44,12
52,94
2,94
0,00
Jumlah keseluruhan 34 100,0
Sumber: Hasil Analisis Data Primer, 2008
Dari hasil analisa rerata keseluruhan skor responden didapatkan angka 3,65. Hal ini menunjukkan tingkat implementasi konsep dan teori transformasi birokrasi di Pemerintah Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta termasuk dalam kategori baik.
Walaupun dari rerata keseluruhan baik, tetapi ada yang perlu mendapat catatan dalam implementasi kebijakan di Provinsi D.I.Y. Dari hasil rerata pada pointer kalimat tentang pemerintah sebaiknya tidak melakukan semua kegiatan yang berhubungan dengan pelayanan publik, serta insentif yang dilakukan selama ini di pemda provinsi D.I.Y. sudah baik., kecenderungan responden menjawab netral (sedang). Artinya Pemda Provinsi D.I.Y. dalam melaksanakan pelayanan publik perlu menekankan peran Pemda sebagai dinamisator dan fasilitator, selain itu dalam hal insentif bagi aparatur perlu peningkatan menjadi lebih baik.

BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Hasil evaluasi pascadiklat Transformasi Birokrasi didasarkan dari hasil kuesioner terhadap alumni diklat diklat Transformasi Birokrasi Angkatan VIII tahun 2007. Dari data dan uraian dalam analisis dan pembahasan hasil evaluasi pascadiklat Transformasi Birokrasi dapat disimpulkan sebagai berikut.
1.Menurut persepsi alumni terdapat kecenderungan terbesar terjadi perbaikan tingkat kinerja alumni yang baik (58,82%). Hasil rerata keseluruhan skor responden didapatkan angka 3,37 termasuk dalam kategori baik.
2.Tingkat pendayagunaan alumni menurut persepsi alumni mempunyai kecenderungan terbesar dalam pendayagunaan alumni yang sedang (52,94%). Hasil rerata keseluruhan skor responden didapatkan angka 3,32 termasuk dalam kategori baik.
3.Tingkat kesesuaian pengetahuan dan ketrampilan selama diklat dengan kebutuhan kompetensi di lapangan menurut persepsi alumni mempunyai kecenderungan terbesar mempunyai tingkat kesesuaian yang sedang (64,71%). Hasil rerata keseluruhan skor responden didapatkan angka 3,88 termasuk dalam kategori baik.

4.Menurut persepsi alumni terdapat kecendurungan terbesar tingkat implementasi konsep dan teori transformasi birokrasi yang sedang (52,94). Hasil rerata keseluruhan skor responden didapatkan angka 3,65 termasuk dalam kategori baik.
5.Hasil analisa kualitatif menunjukkan perlunya tindaklanjut diklat transformasi birokrasi dalam bentuk penyelenggaraan diklat lanjutan serta perlunya temu alumni diklat transformasi birokrasi. Beberapa jawaban responden atas pertanyaan terbuka tentang bahan ajar, sarana prasarana, materi pembelajaran, pengajar, pendamping, dan konsumsi menunjukkan adanya variasi jawaban yang perlu dianalis lebih lanjut untuk mengurangi kecenderungan kesimpulan jawaban yang subyektif.

B. SARAN
1.Melihat hasil evaluasi yang mempunyai kecenderungan adanya peningkatan kompetensi alumni diklat yang baik, diharapkan diklat Transformasi Birokrasi dapat dipertahankan penyelenggaraannya setiap tahun anggaran dengan materi yang selalu mengukuti isu-isu aktual di bidang pemerintahan.
2.Dukungan dari para top manajer di Pemerintah Provinsi D.I.Y. tetap dipertahankan, guna menambah eksistensi diklat transformasi birokrasi di jajaran aparatur Pemda Provinsi D.I.Y.
2.Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan Transformasi Birokrasi diharapkan dapat berlangsung secara terpadu dan berkesinambungan, antara pilar-pilar diklat yaitu kelembagaan diklat, program diklat, sumberdaya penyelenggara diklat, dan widyaiswara dengan dukungan penuh seluruh instansi dan policy maker dalam rangka pengembangan sumberdaya manusia aparatur Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.


DAFTAR PUSTAKA


Pratista, A. 2005. Aplikasi SPSS10.05 dalam Statistik dan Rancangan Percobaan. CV. Alfabeta. Bandung.

Deliveri Organization. 2006. Modul 15 Evaluasi Program Pelatihan. www.deliveri.org/guidelines/training/tm15/tm15_modul15i.htm. 27-6-2006.

Djarwanto, P.S., Subagyo, P.1985. Statistik Induktif. BPFE. Yogyakarta.

Nazir, M. 2003. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Jakarta. Hal. 151.

2 komentar:

  1. salam....

    membaca beberapa saran dalam evaluasi di atas, ada 'harapan' untuk materi yg 'seimbang' antara 'konsep transformasi' dgn 'situasi / kondisi'...
    terlihat dr komentar : materi dalam bahasa Indonesia, terlalu berpola pikir Amerika, materi agar lebih berorientasi pada pemerintahan yang efektif bukan pada marketing, perlu pengajar dari ilmu pemerintahan/administrasi negara agar materi lebih seimbang (tidak terlalu marketing minded), tugas resume buku tidak efektif, prakteknya hanya tugas dilakukan dengan copy – paste.
    ....kelihatannya belum terjadi transformasi... mungkin pesertanya yg blm siap untuk 'be transformed'.... atau konsep 'transformasi' blm ter-visi dgn jelas dlm mindset peserta...
    menurut saya, sblum birokrasi ditransformasi, terlebih dulu mindset pelaku birokrasi yg harus ditransformasi...
    spy mindset pelaku birokrasi (nb.peserta) dpt ditransformasi, pengajar/fasilitator hrs transformed dulu... (maaf)kalau pemberian tugas hanya disuruh meresume buku.... (...????...)
    mungkin perlu nonton film 'the transformers' dulu... hehehe....
    dan menurut saya, evaluasi sebaiknya (yg ideal) bukan hanya pd akhir diklat, tp juga pasca diklat.... mungkin 3 bln stl diklat selesai, bisa dievaluasi lg tuh... (biasanya seiring habisnya anggaran kegiatan, smua materi diklat terlupakan... hehehe..)
    keep on spirit, pak... terus berjuang, sekecil apapun... lbh baik menyalakan lilin drpada mengutuki kegelapan....

    BalasHapus
  2. Perjuangan dalam kegelapan memang perlu cahaya terang....... semoga bu anna dan teman-teman yang sudah ber-mind set "the transformer" selalu siap berubah dalam kondisi apapun.... agar "The Cubic" terselamatkan dan terjaga.
    Walaupun hambatan luar biasa kadang menghadang.
    ... resume buku adalah cara lain untuk memaksa membaca... beberapa angkatan awal sangat efektif.... sehingga untuk sekarang sudah ditiadakan.... walaupun sebetulnya memang benar bu kami dan peserta memang perlu visi keinginan untuk ber transformasi.... karena resume pasti akan selalu dilakukan bagi orang yang mau mengerti...

    Evaluasi sudah dilakukan, tetapi memang kurang ter"format" pada bentuk yang baku...

    Diklat transformasi birokrasi di kalangan birokrasi Prov. DIY sudah menjadi "icon" yang didukung top manager dan syarat eselon III.

    terima kasih sarannya... untuk perbaikan dan kemajuan bersama.

    BalasHapus