Rabu, 18 September 2013

ORIENTASI PERENCANAAN DALAM PEMBANGUNAN GLOBAL

LATAR BELAKANG
Pada era pembangunan sekarang ini banyak tuntutan agar kegiatan pembangunan dapat dilaksanakan tepat pada sasaran. Kegiatan-kegiatan tersebut bila diidentifikasi di seluruh pemerintahan baik tingkat pusat, daerah, ditambah dengan sektor swasta dari sisi kuantitas banyak sekali yang harus dilaksanakan. Yang cukup memprihatinkan adalah banyak yang hanya melihat dari sisi kuantitasnya saja tanpa memperhatikan sisi kulitas. Hal ini memerlukan tindak lanjut untuk segera dilaksanakan para pengambil kebijakan yang terkait pembangunan global, nasional, dan daerah.
Ilmu, teknologi, dan telekomunikasi menjadi alternatif utama dalam proses pelaksanaan kegiatan-kegiatan pembangunan, agar pelaksanaannya dapat tercapai secara efektif dan efisien. Didukung sumbdrdaya manusia yang kompeten, yang mampu membuat konsep-konsep perencanaan yang handal, serta jejaring yang saling sinegi antarkomponen yang terlibat aktif dalam pembangunan. Berbagai jalan telah diupayakan untuk menemukan cara pencapaian tujuan yang paling tepat dan baik. Pencapaian tujuan yang tepat dan baik tidak mungkin meninggalkan informasi dan fakta yang ada, diantaranya sarana, keahlian, dan waktu yang tersedia.
Berdasarkan data informasi yang ada dapat dibuat perkiraan-perkiraan kegiatan dengan disertai analisis-analisis dari sektor-sektor yang saling mempunyai keterkaitan dalam menjalankan ketugasan pokok dan fungsinya. Hal tersebut akan merupakan landasan dalam perencanaan pembangunan. Perencanaan tidak dapat dilakukan oleh satu bidang tersendiri, tetapi diperlukan ketelibatan bidang-bidang yang lain. Perencanaan di segala bidang pada akhir-akhir ini menjadi sangat penting, hal tersebut mengingat peranan perencanaan itu sendiri yang merupakan:
1. alat dalam suatu sistem yang terintegrasi yang befungsi untuk mengarahkan dan mewujudkan tujuan tertentu,
2. tempat cakupan yang melingkupi segala kegiatan yang terintegrasi dengan upaya, cara, dan usaha untuk dapat mewujudkan tujuan.
3. alat yang berfungsi untuk mengukur, menilai, dan mengontrol tercapai tidaknya kebijakan pencapaian tujuan pembangunan.
4. bagian awal dari serangkaian proses pembangunan yang mempunyai tingkat kepentingan yang mendasar sebagai pedoman untuk panduan pencapaian tujuan.
Dengan berorientasi perencanaan yang terpenting dan perlu digaris bawahi adalah bagaimana upaya agar dalam setiap penyusunan perencanaan tersebut dapat dilaksanakan, dan di dalam perencanaannya sendiri harus sudah dimasukkan unsur usaha-usaha, untuk menjamin pelaksanaan yang lebih sesuai dengan rencananya. Dengan orientasi perencanaan diharapkan sudah mulai dikaji lebih dalam lagi implementasi pelaksanaannya sebagai upaya menuju keberhasilan perencanaan yang maksimal.
Dalam suatu organisasi sebelum ada ketetapan ke arah mana organisasi yang bersangkutaan sedang menuju dan apa saja yang harus dilaksanakan, maka keputusan-keputusan organisatoris tertentu tidak dapat diambil. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa sasaran merupakan landasan untuk perencanaan. Perencanaan merupakan langkah awal yang esensial guna mencapai tujuan-tujuan secara efektif.
Untuk itulah orientasi perencanaan diperlukan dalam upaya mencapai program yang akan diolah dengan sistem yang ada, sehingga kebijaksanaan dari suatu organisasi yang tercermin dari program-programnya atau lebih spesifik lagi kegiatan-kegiatan yang telah disepakati untuk dilaksanakan dapat terlaksana tujuan dan sasaran yang telah digariskan oleh organisasi.

KEMANFAATAN ORIENTASI PERENCANAAN
Dengan menitikberatkan proses manajemen pada orientasi perencanaan yang jelas dan terarah akan sangat bermanfaat bagi suatu organisasi. Kinerja seluruh sumberdaya yang ada akan menjadi efektif, karena seluruh kegiatan yang ada telah terencana secara matang. Orientasi perencanaan dapat dijadikan sebagai patokan-patokan atau arah dalam mencapai sasaran secara efektif.
Organisasi yang efektif mutlak harus berorientasi pada perencanaan. Perencanaan merupakan sebuah fungsi manajemen yang fundamental serta primer, yang menjadi landasan pelaksanaan tugas setiap anggota dalam suatu organisasi.
Memahami manfaat atau pentingnya orientasi perencanaan serta relevansinya dengan program dan sistem suatu organisasi akan sangat berarti dalam upaya keberhasilan pencapaian tujuan. Perencanaan yang terpadu memerluakan orientasi program dan sistem teori sistem, dan implikasi teori sistem tersebut terhadap perkembangan organisasi yang selalu dipengaruhi kondisi global.

PENGERTIAN ORIENTASI DAN PERENCANAAN
Orientasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, berarti peninjauan untuk menentukan sikap (arah, tempat dan sebagainya) yang tepat dan benar. Sedangkan berorientasi ada beberapa pengertian yang dapat diacu untuk lebih dapat menyamakan persepsi kita, sebagai berikut:
1. melihat-lihat atau meninjau (supaya lebih kenal)
2. mempunyai kecenderungan pandangan atau menitikberatkan pandangan
Sedangkan pengertian perencanaan itu sendiri, dapat dilihat dalam uraian dibawah ini:
Perencanaan atau planning berasal dari kata rencana yang mempun¬yai arti rencana, rancangan, maksud maupun niat. Jadi dapat dikatakan bahwa perencanaan adalah proses kegiatan. Rencana adalah hasil perencanaan. Perencanaan mempunyai beberapa pengertian yang merupakan batasan-batasan yang diberikan oleh tokoh-tokoh manajemen. Batasan-bata¬san tersebut diberikan untuk membatasi ruang lingkup dari peren¬canaan menurut masing-masing tokoh tersebut, meskipun demikian pada hakekatnya batasan pengertian perencanaan dari masing-masing tokoh manajemen mempunyai maksud dan tujuan yang sama dan sepa¬ham. Di bawah ini dikemukakan beberapa batasan atau definisi yang dikemukakan oleh tokoh-tokoh manajemen sebagai bahan perbandin¬gan:
1. G.R. Terry:
Planning adalah pemilihan fakta-fakta dan usaha menghubung-hu¬bungkan antara fakta yang satu dengan fakta yang lain; kemudian membuat perkiraan dan peramalan tentang keadaan dan perumusan tindakan untuk masa yang akan datang yang sekiranya diperlukan untuk mencapai hasil yang dikehendaki.
2. Harold Koonts dan O'Donnell
Planning is the function of a manager which involves the selec¬tion among alternatives, polices, procedures and programs yang artinya Perencanaan adalah tugas seorang manajer untuk menentukan pilihan dari alternatif-alternatif, kebijaksanaan-kebijaksanaan, prosedur-prosedur dan program-program.
3. Prof. Dr. Sondang P. Siagian
Planning dapat didefinisikan sebagai keseluruhan proses perkiraan dan penentuan secara matang hal-hal yang akan dikerjakan di masa yang akan datang dalam rangka pencapaian tujuan yang telah diten¬tukan.
Dari batasan-batasan tersebut di atas dapat disimpukan bahwa perencanaan adalah pola perbuatan menggambarkan di muka hal-hal yang akan dikerjakan kemudian. Dengan kata lain, planning adalah memikirkan sekarang untuk tindakan yang akan datang.
Dari beberapa pengertian-pengertian di atas dapat diartikan bahwa orientasi perencanaan adalah tinjauan atau pendekatan yang menitikberatkan dengan lebih mendetail mengenai perencanaan secara tepat dan benar.

IMPLEMENTASI ORIENTASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN GLOBAL DALAM PROGRAM DAN SISTEM
Orientasi Program
Program pada dasarnya merupakan upaya untuk implementasi strategi organisasi, yang didalamnya mengandung tentang langkah-langkah kegiatan yang akan dilakukan. Program harus mencerminkan tugas pokok dan fungsi suatu organisasi dalam hal ini adalah instansi pemerintah, untuk itu orientasi program diperlukan dalam rangka melaksanakan serta mengevaluasi ketugasan pokok dan fungsinya agar efektif dan efisien. Program operasional merupakan penjabaran rinci tentang langkah-langkah yang diambil untuk menjabarkan kebijaksanaan.
Penjabaran program operasional harus memiliki tingkat kerincian yang sesuai dengan kebutuhan sebagaimana diuraikan dalam kebijaksanaan. Kebijaksanaan secara operasional dijabarkan ke dalam program, oleh karena itu program instansi harus berkaitan dengan kebijaksanaan serta program nasional atau daerah. Sehingga program dapat merupakan program operasional yang selaras dengan kebijaksanaan yang telah ditetapkan, seperti program operasional teknis, program keuangan, program pengembangan sumber daya manusia aparatur pemerintah daerah, dan lain-lain
Perencanaan dirinci menuju ke pelaksanaan riilnya melalui kegiatan pemrograman, sedangkan sistem melingkupi perencanaan dan pemrograman tersebut, perencanaan sendiri merupakan bagian dari proses manajemen. Di dalam proses manajemen yang baik haruslah berorientasi pada program untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Manajemen dalam penerapannya dapat dilakukan pendekatan melalui sistem.
Dalam mencapai tujuan dan sasaran organisasi kaitannya dengan perencanaan ada sesuatu hal yang harus diperhatikan ialah keterkaitan antara kebijaksanaan, program serta kegiatan. Dalam suatu organisasi diperlukan komitmen pimpinan sebagai penentu keputusan agar dalam menyusun pola-pola kebijaksanaan, program operasional dan kegiatan organisasi merupakan satu kesatuan komprehensif yang terpadu, sehingga menghasilkan suatu perencanaan atau strategi alternatif terbaik dalam upaya pencapaian tujuan dan sasaran.
Perencanaan menentukan garis besar atau dasar-dasar pokok pedoman pencapaian tujuan dan sasaran organisasi. Untuk mencapai tujuan dan sasaran organisasi maka perencanaan memerlukan persepsi, tekanan khusus dan orientasi dalam bentuk kebijaksanaan, program dan kegiatan. Kebijaksanaan adalah pedoman pelaksanaan tindakan-tindakan tertentu. Menurut LAN, 2000 kebijaksanaan minimal yang harus dikembangkan adalah meliputi kebijakan publik, teknis, alokasi sumber daya organisasi (sarana dan prasarana), personalia, keuangan dan kebijaksanaan pelayanan masyarakat. Dari serangkaian kebijaksanaan tersebut dijabarkan secara rinci ke dalam langkah-langkah yang harus dilaksanakan ke dalam program operasional. Kemudian agar supaya pencapaian kinerja organisasi dapat diukur dengan baik, maka diperlukan program aksi atau aktivitas (kegiatan) yang dapat menunjang organisasi dalam menilai kinerjanya. Aktivitas atau kegiatan organisasi merupakan penjabaran dari program kerja operasional.
Suatu organisasi yang berorientasi pada program dalam kegiatan pemrograman terdapat dua hal yang perlu diperhatikan yakni:
1. Masalah Program Utama (“Major Program Issue”)
Yaitu masalah pokok yang memerlukan keputusan dalam siklus anggaran (yang sedang berjalan) terutama yang menyangkut biaya, arah program dan alternatif kebijaksanaan, baik sekarang maupun masa mendatang.
2. Struktur Program (“Program Structure”)
Dari perencanaan akan diikuti dengan program. Program ini meliputi beberapa tingkatan yang dinamakan struktur program. Masing-masing struktur berisi kelompok kegiatan sesuai dengan tingkatannya. Kemudian masing-masing kegiatan ini disertai dengan perhitungan “cost benefit”nya untuk pembiayaan kegiatan tersebut.
Di dalam merencanakan suatu kegiatan organisasi harus mencari pada tujuan apa yang paling pokok dalam program (“what is the most basic or ultimate objectives of this programme”) sesuai dengan apa yang telah digariskan dalam kebijaksanaan. Tujuan dalam program biasanya telah ditetapkan oleh pimpinan tingkat atas, perencana menjabarkan dalam perencanaan guna dapat mencapai tujuan dan sasaran yang mana kesemuanya itu akan saling bergantungan diantaranya serta saling pengaruh mempengaruhi dalam satu kesatuan sistem yang komprehensif dan terpadu, menjadi suatu rencana yang baik yang memperhatikan konsep sistem manajemen yang berorientasi pada program.

Orientasi Sistem
Menurut Winardi, 1989 konsep sistem dipinjam dari bidang-bidang eksakta, terutama dari bidang fisika yang mempersoalkan zat, energi, gerakan dan kekuatan. Dalam bidang tersebut, sebuah sistem didefinisikan secara tepat sekali dan dalam bentuk persamaan matematik yang menerangkan hubungan-hubungan tertentu antara variabel-variabel. Tetapi definisi tersebut kurang bermanfaat bagi seorang ilmuwan sosial, yang menghadapi variabel-variabel yang sangat kompleks dan yang kerapkali bersifat multidimensional.
Perhatikan definisi berikut tentang sistem, yang bersifat verbal dan operasional, yang walaupun tidak bersifat matematikal, cukup tepat dan mencakup banyak hal seperti definisi sistem yang digunakan. Sistem adalah letak dari antara suatu obyek dengan obyek lain disertai dengan perlengkapannya yang saling berhubungan satu dengan yang lain dan juga berhubungan dengan lingkungan mereka secara keseluruhan. Definisi ini mempunyai dua macam sifat, yaitu cukup luas untuk diterapkan dimana-mana dan pada saat yang sama ia cukup intensif untuk mencakup semua elemen yang diperlukan.
Berikut ini adalah sebuah gambaran (gambar 2.1.) mengenai parameter-parameter, batas-batas dan lingkungan sebuah sistem. Dalam gambar tersebut dapat diterangkan, hal pertama yang harus diingat, bahwa input ke dalam sebuah sistem merupakan output sistem lain, dan bahwasanya output sistem tersebut menjadi input bagi sistem lain. Terdapat garis yang membatasi sistem dari lingkungannya (batas sistem), alasannya sebagai berikut:
1. Garis tersebut menunjukkan bahwa terdapat pertukaran terus menerus berupa energi atau informasi antara sistem terbuka dengan lingkungannya.
2. Garis tersebut menunjukkan bahwa posisi aktual batas-batas kurang lebih bersifat arbiter hal mana tergantung pada desainer, peneliti atau pengamat struktur sistem yang bersangkutan.
Gambar Parameter-parameter, Batas-batas dan Lingkungan Sebuah Sistem (dari Dr. Winardi, 1989)

Komponen-komponen atau obyek-obyek sebuah sistem adalah Input, Proses, Output dan Feedback Control. Dipandang dari sudut pandangan statis, obyek-obyek sebuah sistem adalah bagian-bagian dari sebuah sistem. Tetapi dari sudut pandangan fungsional obyek-obyek sebuah sistem merupakan fungsi-fungsi dasar yang dilaksanakan oleh bagian-bagian dari sistem yang bersangkutan. Input yang masuk ke dalam sebuah sistem dapat berupa zat, energi dan manusia atau hanya informasi. Input merupakan tenaga permulaan yang menyediakan alat untuk pengoperasian sistem yang bersangkutan. Input dapat berupa bahan-bahan mentah yang dipergunakan dalam proses produksi, sampai tugas-tugas spesifik yang dilaksanakan orang-orang.
Organisasi dapat dipandang sebagai suatu sistem, hal tersebut sebenarnya ada bermacam-masam cara untuk memandang sebuah organisasi. Seorang manajer dapat menggunakan aneka macam sudut pandangan dan memusatkan perhatian pada berbagai konsep kunci, hal mana tergantung pada latar belakang pendidikannya, posisinya, peranan yang dimainkannya di dalam organisasi yang bersangkutan. Sang manajer harus mengidentifikasikan mana yang termasuk input, proses output dan feedback.
Untuk memahami pentingnya implementasi orientasi perencanaan dalam pembangunan global, berikut ini ada contoh kasus sebagai berikut.
Ada suatu kasus dalam suatu wilayah yang mempunyai permasalahan yang cukup komplek, dimana ada beberapa instansi mempunyai kaitan langsung dalam wilayah tersebut sehubungan dengan ketugasan dan fungsinya. Wilayah tersebut dalam perencanaannya akan dikembangkan menjadi daerah kawasan industri, mengingat era otonomi daerah dimana diharapkan dengan tumbuhnya kawasan industri tersebut, diharapkan dapat mengangkat potensi wilayah tersebut dari ketertinggalan. Wilayah tersebut mempunyai bentuk-bentuk geomorfologi/ roman muka bumi gunung berapi, bukit-bukit karst, lereng curam sampai landai, dataran alluvial yang subur, dataran pantai, sungai serta laut. Permasalahan tersebut kemudian dirumuskan menjadi beberapa rumusan masalah sebagai berikut.
1. Instansi mana saja yang kemungkinan mempunyai keterkaitan dengan kasus tersebut?
2. Perlukan melibatkan peran masyarakat serta memperhatikan adat istiadat dan budaya masyarakat setempat?
3. Bagaimana penyelesaian masalah tersebut yang kira-kira menguntungkan semua pihak?
4. Dimana sebaiknya lokasi kawasan industri tersebut berada? Bagaimanakah alasannya?
5. Apakah contoh dampak negatif yang terjadi apabila dalam pengambilan kebijakan yang kemudian diimplementasikan dalam perencanaan dan terinci dalam bentuk program dan kegiatan tersebut kurang tepat?
Melihat kasus permasalahan tersebut di atas tentu orientasi perencanaan pembangunan yang terpadu, terintegrasi berbagai sektor, ekonomis, dan berkelanjutan sangat penting dilakukan sebelum melaksanakan kegiatan program pembangunan. Perencanaan yang matang harus dilakukan untuk mengantisipasi dampak negatif yang mungkin akan terjadi.
Kondisi global menuntut percepatan kondisi perekonomian daerah dengan berbagai upaya. Salah satunya adalah dengan mendirikan industri-industri yang berwawasan lingkungan. Dalam kasus tersebut di atas prospektif industri yang mungkin dapat dikembangkan adalah industri semen. Hal tersebut bisa dilihat dari kondisi geomorfologi dan litologi wilayah dalam kasus tersebut. Hal ini akan menjadi kontroversi apabila perencanaan pembangunan tidak dilaksanakan secara cermat. Mulai dari tahapan penyusunan rencana pembangunan jangka panjang (RPJP), menengah (RPJM), dan pendek atau tahunan (Renja) yang diturunkan ke dalam pemyusunan rencana tata ruang wilayah sampai ke detil wilayah tersebut akan dikembangkan menjadi satuan kawasan pengembangan tertentu. Hal-hal tersebut perlu dilakukan secara terpadu dan berkelanjutan.
Peran masyarakat dan swasta tidak boleh ditinggalkan atau tidak diperhatikan oleh pemerintah. Karena Pemerintah, masyarakat, dan swasta merupakan komponen utama dalam upaya untuk mewujudkan keberhasilan program kegiatan pembangunan yang telah dan akan direncanakan. Pada akhirnya kemakmuran, keadilan, dan kesejahteraan masyarakat merupakan tujuan utama seluruh perencanaan pembangunan dalam kondisi global saat ini.

KESIMPULAN
Orientasi perencanaan bermanfaat dalam upaya pencapaian tujuan dan sasasaran organisasi, dimana dalam pelaksanaannya berlandaskan pada program dalam kerangka sebuah sistem. Di dalam proses manajemen perencanaan yang baik haruslah berorientasi pada program dan sistem agar terlaksana efektif dan efisien.
Pemikiran yang berorientasi pada sistem (Systems Oriented Thinking) dalam suatu organisasi dianalogikan sebagai sebuah sistem terbuka, yakni sebuah sistem yang terdiri dari sekumpulan subsistem yang berinteraksi antara mereka sendiri dan dengan lingkungan mereka. Pendekatan sistem merupakan filsafat yang memandang sebuah organisasi sebagai sebuah sistem.
Implementasi sistem dalam manajemen dapat diperlihatkan ke dalam model sistem input-output sebuah organisasi disertai saluran-saluran umpan balik. Saluran “feed back” ini berfungsi sebagai kontrol, evaluasi dan pengawasan terhadap pengambilan keputusan dalam tahapan proses manajemen. Dalam penyelesaian kasus-kasus yang terjadi di wilayah, diperlukan orientasi perencanaan pembangunan yang terpadu, berpihak kepada masyarakat, ekonomis, adil, dan berkelanjutan.

REFERENSI
Bintoro Tjokroamidjojo, Prof., MA., Perencanaan Pembangunan, CV. Haji Massagung, 1992.
Bohar Soeharto, Perencanaan Sosial, Armico, Bandung, 1991.
Ibnu Syamsi, Drs., Pokok-pokok Kebijaksanaan, Perencanaan, Pemrograman dan Penganggaran Pembangunan Tingkat Nasional dan Regional, CV. Rajawali, Jakarta, 1986.
Lembaga Administrasi Negara RI, Perencanaan, Jakarta, 1996.
Lembaga Administrasi Negara RI, Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Jakarta, 2000
Sondang P. Siagian, Prof. DR., MPA, Administrasi Pembangunan, Gunung Agung, Jakarta, 1970.
Winardi, Dr, Perencanaan dan Pengawasan dalam Bidang Manajemen, Mandar Maju, Bandung, 1989.