Bagian dari upaya widyaiswara untuk dapat turut berpartisipasi aktif dalam proses manajemen sumberdaya alam, lingkungan, kebencanaan, dan sumberdaya manusia.
Senin, 31 Mei 2010
OUTWARD BOUND
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kegiatan pendidikan dan pelatihan sebagai salah satu sarana peningkatan kualitas sumberdaya manusia belumlah memadai apabila di dalam silabinya tidak mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotorik secara berimbang. Bahkan aspek sikap dan perilaku menjadi sesuatu hal yang paling penting yang mendasari keberhasilan seluruh program pemberdayaan sumberdaya manusia. Seseorang menjadi pandai, cerdas dan trampil akan terasa sia-sia dan kurang bermakna serta kurang sempurna apabila tidak ditopang dengan sikap dan perilaku yang baik dan pada tempatnya. Apalagi apabila kita mengingat krisis multidimensional yang melanda bangsa kita pada saat ini, sulit sekali menemukan tauladan yang baik dalam hal moralitas, kejujuran, kedisiplinan, kepemimpinan dan sebagainya. Sikap dan perilaku menjadi modal utama untuk memberantas KKN (korupsi, kolusi dan nepotisme) sesuai dengan tuntutan reformasi masyarakat global.
Outward bound Manajemen Training atau Pelatihan Manajemen di Alam Terbuka mempunyai bermacam-macam persamaan istilah diantaranya adalah Out Ward Bound, Out Door Game, Arung Alam, jelajah kawasan, Pembinaan Perilaku di alam terbuka, Pembinaan Perilaku kepemimpinan manajerial di alam terbuka dan Sensitivity Training. Pada intinya mempunyai bentuk kegiatan dan tujuan hampir sama. Metode outbound pada akhir-akhir ini menjadi sangat populer di kalangan birokrasi (diklatpim, fungsional dan teknis), swasta dan praktisi pendidikan dan pelatihan sumberdaya manusia yang konsekuen terhadap perubahan, pembangunan dan peningkatan sikap dan perilaku. Sebagai contoh, metode pelatihan di alam terbuka sudah banyak diterapkan untuk mengatasi konflik antarwilayah, anak sekolah yang suka berkelahi. Perusahaan kecil maupun perusahaan besar seperti PT. Timah Tbk, PT. Indofood Tbk, PT. Astra, PT. Caltex Pacific Indonesia dan lain-lain memanfaatkan metode ini secara intensif dalam pengembangan sumberdaya manusia. Di Yogyakartapun telah mulai dimasyarakatkan dan dikenalkan mulai dari anak-anak TK, SD, organisasi-organisasi sosial dan kemasyarakatan, bahkan pada waktu awal penjaringan calon bupatipun mempergunakan metode outbound.
Ada beberapa alasan mengapa metode pelatihan di alam terbuka dipergunakan, antara lain sebagai berikut (Djamaluddin Ancok, 2002):
1.Metode ini adalah sebuah simulasi kehidupan komplek menjadi sederhana, kehidupan dalam organisasi yang sangat komplek tersimulasikan dalam bentuk kegiatan sederhana. Permainan menggambarkan kehidupan yang komplek yang akan dipecahkan oleh tim menjadi suatu solusi yang mudah difahami dan termemori atau membekas dalam pikiran yang sulit untuk dilupakan.
2.Metode ini menggunakan pendekatan belajar melalui pengalaman (experiential learning), peserta pelatihan secara langsung merasakan sukses dan gagal dalam setiap permainan, dari hal tersebut kemudian tiap-tiap peserta akan menganalisa dan merefleksikan sikap dan periku apa yang menjadi penyebab kesuksesan maupun kegagalan.
3.Metode ini penuh kegembiraan karena dilakukan dengan permainan, menurut Eric Berne (1964), dalam diri setiap orang dewasa ada komponen kehidupan sebagai orang tua, sebagai orang dewasa dan sebagai anak. Komponen anak-anak salah satunya tercermin dalam sikap dan perilaku bermain seperti anak-anak yang dapat menumbuhkan kegembiraan dan memelihara kesehatan bagi peserta pelatihan, aktivitas pelatihan dalam bentuk permainan berkecenderungan disukai banyak orang, karena dapat merangsang emosi dan kegembiraan pada diri peserta pelatihan.
Dengan outbound peserta pelatihan akan dibawa untuk dapat belajar dari alam sekitar melepaskan diri dari rutinitas pekerjaan dan beban tugas, belajar kolektif sesuai hakekat manusia, menyadari dan mengakui kemampuan orang lain, yang pada akhirnya diharapkan dapat menyadarkan dan mengendalikan sikap dan perilaku negatif, mengendalikan sifat memaksakan kehendak, emosional, egoisme berlebihan menuju kepada kebersamaan tim agar menjadi lebih efektif dari pada individual. Pengendalian sikap dan perilaku melalui pelatihan outbound di dalam konsep manajemen dapat menumbuhkan dan memotivasi potensi diri, suasana kebersamaan, daya responsif kepemimpinan, rasa tanggung jawab, solidaritas, loyalitas, saling percaya, kerja sama yang baik sehingga setiap permasalahan akan diupayakan terselesaikan dalam kondisi menang-menang.
Sebenarnya masih ada banyak hal yang dapat dikembangkan dalam framework pengendalian sikap dan perilaku melalui outbound management training ini, baik dalam hal perluasan lingkup penggunaan atau tujuan spesifiknya, misalnya penekanan penggunaan pada pengembangan tim (tim building), pengembangan potensi diri, pengembangan kepemimpinan dan sebagainya, maupun dalam hal desain materi, pengelola dan tenaga atau sumber daya manusianya (design programmer, fasilitator, game master, surveyor). Akan tetapi yang perlu digarisbawahi dalam pengembangan tersebut adalah harus tetap berada dalam koridor teori dasar outbound yang memperhatikan tahapan atau sekuen yang berkelanjutan, mulai dari tahapan pembentukan pengalaman, perenungan pengalaman, pembentukan konsep sampai pada pengujian konsep, sehingga dapat tercipta proses pembelajaran yang efektif dan efisien.
PENGERTIAN, FILOSOFI, MAKNA, TUJUAN DAN MANFAAT OUTWARD BOUND
Pengertian
Secara epistemologi, out bound merupakan singkatan dari out of boundaries yang mempunyai arti keluar dari batas, keluar dari ikatan, artinya metode pembelajaran yang bertujuan untuk membawa seseorang menerobos keluar dari batas-batas yang mengekang, keluar dari ikatan yang membelenggunya untuk tampil sebagai dirinya.
Kegiatan outward bound dalam pendidikan dan latihan, dapat diartikan sebagai:
1.Diklat/ proses peningkatan perilaku,
2.Diklat peningkatan fungsi kepemimpinan manajerial,
3.Pendekatan pembelajaran mendorong kepekaan perilaku, kepemimpinan di alam terbuka.
4.Pendekatan pembelajaran yang dilaksanakan secara informal untuk meningkatkan pemecahan masalah dan menghadapi tantangan.
Filosofi Out Ward Bound
Filosofi yang dapat diperoleh dari materi pelajaran outward bound adalah sebagai berikut.
1.Belajar dari alam sekitar,
2.Belajar dari pengalaman nyata (alami),
3.Melepaskan diri dari rutinitas,
4.Eksperimen pengembangan alternatif Pemecahan masalah, rintangan,
5.Belajar kolektif sesuai hakekat manusia,
6.Menyadari & mengakui kemampuan orang lain,
7.Kebersamaan lebih efektif dari pada individual dalam kelompok.
Makna Out Ward Bound
Out ward bound mempunyai makna sebagai laboratorium pengembangan perilaku dan kepribadian. Dengan belajar di alam terbuka, maka badan akan menjadi segar, sehat, bebas, gembira.
Skenario pebelajaran disampaiakan secara sistemik, holistik dan aman. Dengan mempergunakan wahana belajar melalui proses antar kelompok, sesama peserta dan alam terbuka. Disertai dengan gaya belajar yang aktif, mandiri, eksperimental, Interaktif dan reaktif.
Tujuan Out Ward Bound
Tujuan langsung yang diharapkan dapat tercapai adalah sebagai berikut:
1.Meningkatkan kepekaan perilaku,
2.Meningkatkan daya responsif kepemimpinan,
3.Meningkatkan kebersamaan, solidaritas dan loyalitas terhadap peran dan kelompok.
4.Mengembangkan rasa memiliki, rasa tanggung jawab, rasa dibutuhkan oleh kelompok,
5.Menciptakan hubungan dalam kelompok yang serasi dengan peran, kemampuan dan tujuan organisasi,
6.Menumbuhkan motivasi berperan aktif mencapai tujuan/ visi kelompok,
7.Belajar mengatasi masalah secara efektif.
Manfaat
Dengan mengikuti Outward Bound Training, para peserta dapat memperoleh manfaat:
1.Membangun keteguhan mental dengan dukungan kemampuan fisik peserta.
2.Membangun rasa percaya diri (self confidence), patut dipercaya dan dapat memberikan kepercayaan kepada orang lain.
3.Menumbuhkan keberanian peserta dalam mengambil keputusan dan segala resikonya.
4.Menumbuhkan keyakinan diri peserta tentang kemampuan merubah sesuatu dari yang tidak mungkin menjadi mungkin (imposible to possible) dengan mencobanya.
5.Mengembangkan kepekaan akal (IQ) dan daya rasa/ emosi (EQ) bahkan kekuatan rohani/ spiritual (SQ).
6.Membangun rasa saling pengertian (mutual understanding) dan kerjasama serta koordinasi dalam membangun team (team building) yang kompak, synergis dan partnership.
7.Meningkatkan daya dan kemampuan penyesuaian diri (adaptasi) menghadapi situasi dan kondisi baru yang terus menerus berkembang.
8.Mengembangkan kemampuan personal dan interpersonal leadership yang mengarah kepada sikap interdependensi.
9.Melatih kecepatan berpikir (think fast) dan bertindak cepat (act fast) berdasarkan analisis yang akurat (accurate analysis) dengan memanfaatkan keterbatasan momentum.
10.Menumbuhkan daya kreatif dan inovatif dalam melahirkan gagasan.
11.Membangun rasa simpati dan empati dalam menumbuhkembangkan relasi sosial.
12.Meningkatkan kemampuan pemahaman potensi diri (knowing your self) dan pemahaman potensi orang lain (knowing others) dalam upaya penciptaan keserasian hubungan antar manusia.
13.Penumbuhan rasa tanggung jawab dalam penuntasan tugas yang berorientasi kepada hasil.
14.Melatih dan meningkatkan kemampuan diri khususnya dalam berpikir positif (positive thinking)
15.Membina sikap dan perilaku melalui latihan analisis transaksional.
16.Memperoleh pembaharuan suasana, dan penyegaran yang meningkatkan semangat dan wawasan baru.
17.Mengimplementasikan esensi atau makna kegiatan Outward Bound dalam kehidupan berorganisasi serta pelaksanaan tugas sehari-hari.
MATERI OUT WARD BOUND
Persiapan Peserta
Persiapan peserta sebelum mengikuti kegiatan outward bound sangat penting, mengingat kegiatan di alam terbuka memerlukan kondisi fisik dan mental peserta yang prima, sehingga dengan kondisi yang fit tersebut peserta dapat mengikuti seluruh kegiatan tanpa terganggu atau mengeluhkan kondisi badan yang ada pada masing-masing peserta.
Secara umum setiap peserta memerlukan beberapa persyaratan sebagai berikut:
1.Dalam keadaan sehat (surat keterangan dokter),
2.Siap dan bersedia mencoba dan senantiasa berusaha mencapai seoptimal mungkin,
3.Selalu berfikir positif thd. semua kegiatan dan tugas yang diberikan,
4.Selalu berpartisipasi dan mengalami ketidaknyamanan karena kegiatan yg. dilaksanakan diluar kegiatan sehari-hari,
5.Siap beradaptasi dengan situasi dan kondisi yang dihadapi termasuk dengan alam, manusia dan kelompok.
Kemudian untuk melengkapi persyaratan umum tersebut di atas, secara ideal dan khusus masing-masing peserta diharapkan memiliki kelengkapan berikut ini:
1.Kartu identitas diri,
2.Pakaian lapangan yang kuat, ringan dan tidak mengganggu gerakan,
3.T-shirt lengan panjang dan celana panjang,
4.Topi,
5.Sepatu olah raga,
6.Pakaian ganti dan perlengkapan sholat,
7.Sandal karet,
8.Peralatan mandi (sabun, sampo, handuk dll.),
9.Alat tulis (bulpen/ pensil),
10.Krim anti sinar matahari,
11.Obat pribadi,
12.Air minum/ makanan kecil,
13.Lampu senter,
14.Jaket penahan angin dan dingin,
15.Mantel/ ponco.
Adapun untuk melengkapi persyaratan umum dan khusus diperlukan perlengkapan kelompok, sebagai sarana kelengkapan kegiatan outward bound, sebagai berikut:
1.Tongkat,
2.Bendera,
3.Setangan leher, warna sesuai masing-masing kelompok,
4.Tali,
5.Timer (jam, stop watch).
Jenis Kegiatan Dan Games
Jenis kegiatan berupa permainan diberikan dengan metoda penugasan, permainan, kasus, nyanyi dan gerak. Sebagai media pembelajaran berisi perilaku kunci yang akan diungkit. Dalam menentukan jenis permainan dipertimbangkan berbagai faktor: usia, tingkat pertumbuhan kelompok, perilaku yang akan diungkit, waktu serta sarana. Beberapa jenis permainan dilaksanakan dalam simulasi perilaku serta dalam alam terbuka yang suasana informal, rileks, menyatu dengan alam.
Adapun tahapan-tahapan dalam menentukan jenis permainan disesuaikan dengan perkembangan dan pertumbuhan kelompok dengan tahapan serta ciri-ciri tiap tahapan sebagai berikut:
Forming:
- Mempercepat perkenalan;
- Kontak fisik tinggi;
- Mudah diselesaikan;
- Pengakuan peran individu.
Storming:
- Perlu kerjasama erat;
- Kesederajatan;
- Cukup menantang;
- Mendorong pertumbuhan kebanggaan kelompok.
Norming:
- Perlu tanggung jawab;
- Cukup rumit;
- Perlu pengorbanan tinggi.
Performing:
- Semua anggota kelompok terlibat;
- Perlu kemampuan khusus;
- Rumit, totalitas;
- Perlu strategi.
Adjourning:
- Mudah diselesaikan;
- Ringan, penyegaran;
- Lomba nyanyi, puisi.
Sebelum kegiatan arung alam sebelumnya terlebih dahulu peserta dibagi menjadi beberapa kelompok, kemudian diberikan tugas-tugas di dalam kelompok tersebut, diantaranya:
1.Pembentukan pengurus Kelompok yang terdiri dari: Ketua, sekretaris, bendahara, pencatat waktu, pengamat toga, warna serta peristiwa.
2.Penentuan identitas kelompok: Nama, Visi, Logo, Lagu, yel dan Bendera.
3.Penugasan menentukan 7 (tujuh) perilaku pemimpin visioner.
4.Penugasan mengamati 7 (tujuh) warna alam selama arung alam.
5.Penugasan mengamati 7 (tujuh) tanaman obat keluarga selama arung alam.
6.Penugasan mengamati 7 (tujuh) peristiwa alam selama arung alam.
7.Penugasan mengamati kondisi sarpras lingkungan dan rekomendasinya selama arung alam.
8.Penugasan membuat puisi berdasarkan pengamatan benda, suara dan warna selama arung alam.
Jenis kegiatan dan games selama kegiatan outward bound secara detailnya dapat dideskripsikan sebagai berikut:
1.In Doors
a.Penjelasan Outward Bound:
1)Ilustrasi singkat Ourward Bound.
2)Tujuan dan manfaat pelatihan.
3)Metoda, teknik dan pendekatan Outward Bound.
b.Ice Breaking.
c.Menciptakan “Lambang”, “Lagu” dan “yel”.
d.Penjelasan dan persiapan Outward Bound
2.Out Doors
a.Warming Up Game
Merupakan senam ringan sebagai pemanasan sebelum memasuki berbagai permainan.
b.Permainan Lomba “Lambang”, “Lagu” dan “Yell”.
c.Permainan Bola tangan.
d.Hullahope.
e.What is my lines.
f.Gelang rotan.
3.Out Bound
a.Pos I. Permainan Melingkar Memutar.
b.Pos II. Amnesia.
c.Pos III. Moon walker.
d.Pos IV. Taman Eden.
e.Pos V. Electric Field.
f.Pos VI. Spider Web.
g.Pos VII. Pipa Bocor.
4.Penugasan
a. Tasking Game
b. Colabarasi/ Net Working
c. Game Zone
5. Kegiatan Malam Integrasi
a. Api unggun.
b. Integrasi Team/ Puisi Kelompok.
c. Janji Pribadi.
d. Pembakaran Bendera Team.
e. Renung Sunyi.
f. Doa.
Macam-macam games tersebut dapat bervariasi dapat ditambah dan dapt pula dikurangi. Hal tersebut tergantung situasi dan kondisi waktu, sarana dan prasarana, peserta serta lapangan tempat pelaksanaan outward bound.
Esensi
Disain materi dalam Outward Bound disesuaikan dengan menitikberatkan pada esensi Ice Breaking, Personal Trust, Personal Challenges, Personal and Interpersonal Leadership, Team Building, Creativity and Inovation, Building Commitment and Collaboration.
Adapun diskripsi esensi yang dapat digali melalui desain materi yang ada, adalah sebagai berikut:
1.Ice Breaking
a.Mencairkan suasana kekakuan dan hambatan personal dalam melaksanakan interaksi.
b.Memahami bahwa kekurangan anggota tim bukan merupakan kendala untuk kinerja tim.
c.Menyadari kekurangan dan kelebihan diri sendiri dan orang lain.
d.Menumbuhkan kepercayaan diri dan keberanian melakukan komunikasi .
2.Personal Trust
a.Menumbuhkan dan mengembangkan sikap percaya pada diri sendiri.
b.Mengembangkan rasa percaya pada orang lain terutama pada sesama kelompok organisasi.
c.Melatih keberanian mengambil resiko dalam menentukan sikap pada setiap pengambilan keputusan.
d.Menanamkan keyakinan dan berserah diri kepada Tuhan Yang Maha Esa.
3.Personal Challenges
a.Membangun keyakinan bahwa dalam mempertahankan hidup harus memanfaatkan secara maksimal kemampuan indera yang telah dikaruniakan Tuhan Yang Maha Esa.
b.Mengurangi perasaan dan sikap individualisme.
c.Meyakini bahwa bantuan orang sangat berarti dan diperlukan.
d.Personal dan Intra personal leadership
e.Menumbuhkan sikap optimisme dalam melaksanakan suatu tugas atau pekerjaan serta menghilangkan rasa kekuatiran akan kegagalan.
f.Mengendalikan emosi/ kontrol diri dalam mengemukakan gagasan yang kurang dapat diterima dalam proses pengambilan keputusan.
g.Membangun kemampuan menengahi perbedaan pendapat.
h.Menumbuhkan kemampuan dalam mendistribusikan pekerjaan secara profesional dan proporsional (resource distribution).
4.Team Building
a.Menumbuhkan kebersamaan, saling memperhatikan dan tidak membeda-bedakan dalam kelompok atau lingkungan baik organisasi maupun sosial.
b.Membiasakan kompromi untuk menentukan kesepakatan bersama dalam perencanaan, pelaksanaaan maupun tindakan korektif kinerja tim tanpa mengorbankan salah satu anggota.
c.Membangun kekompakan, kerjasama dalam suatu tim dengan landasan saling percaya terutama kepada pemimpin.
5.Creativity and Inovation
a.Menggali, mengembangkan, menciptakan kreativitas serta mengendalikan berbagai resiko negatif yang ditimbulkan oleh berbagai hasil inovasi yang diputuskan secara bersama.
b.Menerobos hambatan berpikir dalam mengatasi kesulitan untuk mendatangkan hasil lebih baik/ banyak dan lebih praktis.
c.Merangsang munculnya ide-ide dan cara-cara baru yang dapat dimengerti penyelesaian pelaksanaan tugas.
6.Building Commitment and Collaboration
a.Membentuk kesepakatan bersama dalam upaya pencapaian tujuan disertai loyalitas yang tinggi terhadap tim.
b.Menumbuhkan komitmen bersama dalam menetukan tindakan prioritas untuk mengatasi suatu masalah yang sangat mendesak.
c.Memahami pentingnya koordinasi dalam suatu tim dalam segala aktivitas maupun proses penyelesaian masalah.
d.Memahami pentingnya fungsi orang lain dalam kesuksesan kerja, sehingga segal bentuk egoisme dan arogansi sektoral dapat dihindarkan.
Penggalian esensi-esensi dari berbagai macam permainan dalam outward bound, diupayakan terungkapkan dari peserta pelatihan. Fasilitator mengarahkannya dengan melalui pertanyaan-pertanyaan yang menuju ke arah esensi tersebut. Dengan demikian peserta dapat tersentuh sikap dan perilaku negatif yang dimililikinya secara langsung, kemudian berupaya untuk mengurangi sedikit demi sedikit.
KESIMPULAN
Materi outward bound penting diberikan kepada para peserta pendidikan dan pelatihan sebagai upaya untuk merubah sikap dan perilaku ke arah positif. Pembentukan sikap dan perilaku merupakan suatu proses yang tidak akan pernah berakhir, seperti halnya sifat manusia dimana tingkat keimanan dapat naik dan turun secara situasi dan kondisional.
Dalam kegiatan outward bound terdapat hal-hal pokok yang diharapkan dapat tercapai yaitu mengenal diri sendiri, mengenal orang lain serta pengembangan dan pemberdayaan potensi diri sendiri dan orang lain, mengarah kepada kebersamaan kelompok untuk menjadi lebih kuat lagi rasa persaudaraannya dalam satu tim yang efektif.
Esensi atau pemaknaan dari tiap-tiap permainan menjadi titik berat dari dalam setiap pengembangan permainan. Urutan permainan dalam ruang lingkup teori perkembangan dinamika kelompok yaitu forming, storming, norming, norming, performing dan adjourning. Tahap akhir kegiatan outward bound adalah tahap integrasi, merupakan tahap perenungan diri dan peleburan kelompok menjadi suatu tim yang efektif dan efisien, dimana antar anggota telah mempunyai ikatan batin kuat.
REFERENSI
Ancok, Djamaluddin, Outbound Management Training, UII Press, Yogyakarta, 2002.
Bobby de Porter, Mike Hernacki, Quantum Learning, Kaifa, Bandung, 1999.
Bobby de Porter, Mark Reardon, Sarh Singer Nourie, Quantum Teaching, Mizan Pustaka, Bandung, 1999.
Lembaga Administrasi Negara (LAN), Kepemimpinan di Alam Terbuka, Diklat Pimpinan III, LAN, Jakarta, 2001.
Langganan:
Postingan (Atom)