tag:blogger.com,1999:blog-89599496988549933142024-03-14T15:13:23.906+07:00Widyaiswara Daerah Istimewa YogyakartaBagian dari upaya widyaiswara untuk dapat turut berpartisipasi aktif dalam proses manajemen sumberdaya alam, lingkungan, kebencanaan, dan sumberdaya manusia.Totok Suhartohttp://www.blogger.com/profile/01414544215645206156noreply@blogger.comBlogger98125tag:blogger.com,1999:blog-8959949698854993314.post-20721112875861311152020-08-09T00:22:00.001+07:002020-08-09T00:22:33.528+07:00Pecha Kucha Penyuluh Antikorupsi KPK<iframe allowfullscreen="" frameborder="0" height="270" src="https://www.youtube.com/embed/5xe8sx3dREw" width="480"></iframe>Totok Suhartohttp://www.blogger.com/profile/01414544215645206156noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8959949698854993314.post-54654761507006643202018-12-09T21:55:00.001+07:002018-12-09T22:01:06.503+07:00SOAL STUDI KASUS UNIT KOMPETESI MENYAMPAIKAN PENJELASAN DOKUMEN PBJ <b>SOAL</b><br />
<br />
Pada pengadaan e KTP Direktur Penanganan Permasalahan Hukum LKPP Setya Budi Arijanta menuturkan banyaknya masalah dalam proyek e-KTP dari awal kepada panitia pengadaan proyek bernilai Rp 6 triliun tersebut. Diantaranya adalah berikut ini:<br />
,,,”Lalu masalah lain yaitu dalam tahap aanwijzing yaitu tahapan dalam tender dalam memberikan penjelasan mengenai pasal-pasal dalam RKS (Rencana Kerja dan Syarat-Syarat), Gambar Tender, RAB dan TOR (Term of Reference). Setya menyebut panitia pengadaan e-KTP tidak menyebut bahwa proses itu harus diulang.<br />
<br />
"Saya waktu itu sudah bilang harus ulang, jadi ada banyak pertanyaan, kita menganalisis, pertanyaan satu kalau dijawab akan menimbulkan pertanyaan kedua gitu lho, jadi enggak bakal tuntas di satu pertemuan, tapi teman-teman Mendagri tidak mau mengikuti saran kita," kata Setya.<br />
<br />
Setya mengaku telah diperiksa KPK berkaitan dengan hal itu dan telah menjelaskan seluruhnya yang dia ketahui. Menurutnya, Agus Rahardjo yang saat itu menjabat sebagai Ketua LKPP pun kemudian menarik diri sebagai tim pendamping proyek e-KTP karena sarannya tidak diikuti.<br />
<br />
"Pak Agus Rahardjo sangat tegas, kalau LKPP cuma dijadiin stempel, kita mundur, keluar dari pendampingan," kata Setya (https://news.detik.com/berita/3326789/tak-ikuti-saran-lkpp-ini-permasalahan-proyek-e-ktp-yang-dideteksi-sejak-awal).<br />
<br />
Dari kasus tersebut dapat dijelaskan bahwa aanwijzing sangat penting dalam tahapan awal pengadaan barang/jasa. Bagaimana upaya yang harus dilakukan oleh kelompok kerja dalam proses aawijzing agar pengadaan barang/jasa tidak menjadi permasalahan di kemudian hari? Berikan contoh form berita acara aawijxing.<br />
<br />
<br />
Totok Suhartohttp://www.blogger.com/profile/01414544215645206156noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8959949698854993314.post-51186503695464180802014-02-11T12:19:00.001+07:002014-02-11T12:19:28.466+07:00PENGARUH SISTEM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN APARATUR DALAM MANAJEMAN KELASPENDAHULUAN<br />
Widyaiswara merupakan salah satu faktor penting dalam proses penyelenggaraan Diklat. Sistem Diklat aparatur dalam pendekatan proses penyelenggaraannya ternyata ada beberapa faktor yang berbeda dengan Sistem Pendidikan Nasional, termasuk di dalamnya manajemen kelas yang tepat diberikan dalam pembelajaran orang dewasa atau andragogi. Walaupun demikian secara konsep dan teori sebagai seorang Widyaiswara perlu mendalami sebagai bagian pengetahuan pokok dalam proses pembelajaran dalam Diklat aparatur. Salah satu komponen penting yaitu Widyaiswara dalam sistem Diklat aparatur dan nasional merupakan komponen tenaga pendidik yang berperan dalam setiap proses kediklatan, sehingga perlu mengelola kelas dengan metode yang tepat untuk memperlancar efektivitas proses pembelajaran. Efektivitas dan kelancaran pembelajaran sangat dipengaruhi oleh manajemen kelas yang diterapkan oleh Widyaiswara.<br />
Mempelajari, menerapkan, dan mengembangkan manajemen kelas secara umum diharapkan Widyaiswara dapat mengerti dan memahami arti pengelolaan kelas, tujuan pengelolaan kelas, prinsip-prinsip pengelolaan kelas, komponen-komponen keterampilan pengelolaan kelas, tata cara pengelolaan kelas yang efektif, membedakan antara pengelolaan kelas dengan pengelolaan pengajaran, serta memahami usaha-usaha preventif masalah pengelolaan kelas. Untuk mewujudkan tujuan tersebut selain dipengaruhi oleh kompetensi dan kapasitas dari Widyaiswara sendiri, dipengaruhi juga oleh sistem Diklat aparatur yang ada dalam lembaga penyelenggara Diklat dan Instansi terkait proses kediklatan aparatur. Program kediklatan, sumberdaya manusia penyelenggara Diklat, sarana dan prasarana, dan kelembagaan merupakan faktor-faktor lain yang mempengaruhi manajemen kelas bisa berjalan dengan baik. <br />
<br />
PERMASALAHAN PENGEMBANGAN SISTEM DIKLAT APARATUR DALAM PEMBELAJARAN KELAS<br />
Pendidikan dan pelatihan yang dikenal dengan sebutan diklat pada kalangan aparatur saat ini merupakan suatu upaya untuk meningkatkan kompetensi seorang aparatur. Aparatur terdiri dari pejabat struktural eselon IV sampai dengan eselon I, pejabat fungsional tertentu, dan staf pelaksana atau fungsional umum. Kompetensi tersebut terdiri dari aspek kognisi, afeksi, dan psikomotoris, sehingga diharapkan dengan terselenggaranya diklat aparatur tersebut para birokrat/aparatur/pegawai negeri sipil (PNS) akan menjadi profesional dalam melaksanakan pelayanan publik maupun tugas dan fungsinya dalam kelembagaan birokrasi.<br />
Pengembangan Sumberdaya Manusia (SDM) di kalangan birokrasi telah disadari sebagai sesuatu hal yang sangat penting untuk mewujudkan tercapainya kondisi pemerintah yang profesional dalam kepemerintahan yang baik. Hal ini sudah menjadi fenomena yang umum di kalangan berbagai pemerintahan saat ini baik di pemerintahan pusat maupun daerah. Akan tetapi dalam prosesnya sering mengalami kendala dalam banyak hal, mulai dari faktor SDM_nya itu sendiri maupun dari faktor Non SDM. Faktor SDM berasal dari internal birokrasi bisa berupa mind set atau pola pikir yang apatis, penyelenggara diklat yang kurang mengedepankan substansi dan tujuan, Widyaiswara yang kurang mengedepankan etos kerja profesional, dan policy maker atau pimpinan yang belum memberdayakan alumni diklat aparatur sejalan dengan pola karier PNS. <br />
Sedangkan faktor non SDM dapat berasal dari perencanaan program diklat yang kurang terpadu dan berkelanjutan, sistem penganggaran diklat yang tidak terkoordinasi dengan baik, pelaksanaan diklat belum satu pintu, struktur kelembagaan diklat yang belum mencerminkan kaya akan fungsinya, prasarana dan sarana terbatas, kurang mengoptimalkan teknologi, untuk diklat tertentu yang harus diikuti aparatur banyak prosedural yang dibuat-buat dan cenderung mempersulit calon peserta (tentu ada pengecualian apabila calon peserta tersebut akan menguntungkan sebagai strategi pemasaran). Diklat aparatur merupakan investasi untuk mengembangkan kapasitas sumberdaya manusia aparatur, hal tersebut akan terwujud bila pengembangan pola karier PNS jelas dan terarah. <br />
Seorang PNS dapat berkarier dalam jabatan struktural maupun jabatan fungsional tertentu, atau jalur kedua-duanya dengan menggunakan sistem zig-zag dari pejabat struktural beralih ke jabatan fungsional tertentu atau sebaliknya. Konsep yang sudah tertuang dalam aturan maupun yang masih dalam tataran kajian sudah banyak yang mendukung pencapaian karier tersebut. Namun yang menjadi permasalahan saat ini biasanya terjadi dalam implementasinya, terutama karena anggapan kurang bermaknanya esensi dari diklat, bahkan yang paling kurang enak didengar adalah anggapan diklat hanya sekedar memenuhi persyaratan, orang yang sering diklat adalah orang yang tidak punya kesibukan, diklat hanya sekedar pengisi waktu, dan setelah diklat tidak tahu apa ilmu apa yang perlu diterapkan. <br />
Sikap-sikap negative thinking sering terjadi dan dirasakan oleh berbagai pihak yang terlibat dalam kediklatan aparatur, akan tetapi seolah-olah hal ini hanya menjadi sorotan-sorotan atau kritikan-kritakan yang biasa karena terbiasa dan berlalu begitu saja. Berkaitan dengan esensi diklat aparatur dalam sistem pendidikan nasional sebenarnya dapat menjadi pemicu kebangkitan pendidikan dan pelatihan aparatur apabila para pengambil kebijakan mensejajarkan dengan pendidikan formal saat ini. Karena arti pendidikan dalam Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) Pasal 1 butir 1 menyatakan arti pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. <br />
Secara eksplisit dalam UU No. 20 Tahun 2003 memang tidak menyebutkan diklat aparatur tetapi hal ini perlu dikaji dengan pemahaman dan analogi makna-makna lain dalam undang-undang tersebut yang saling berkait dan menerangkan hubungan antarpasal. Pasal yang berhubungan dengan diklat aparatur terdapat dalam Pasal 1 saja yang menerangkan maksud dari arti tenaga kependidikan dan arti siapa saja yang termasuk pendidik, yaitu tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan (Pasal 1 butir 5); Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan (Pasal 1 butir 6). Dalam pasal ini salah satu pilar dalam diklat aparatur yaitu widyaiswara disebutkan dengan jelas merupakan salah satu dari pendidik. Oleh karena itu maka diklat aparatur secara langsung berarti berhubungan dan menjadi bagian dalam sistem pendidikan nasional.<br />
Sebab akibat permasalahan dalam sistem Diklat aparatur tersebut di atas tentunya akan mempengaruhi dinamisasi Widyaiswara dalam pengembangan manajemen kelas. Tanpa dukungan faktor-faktor yang berpengaruh tersebut, diantaranya yaitu pemrograman kegiatan, sarana dan prasarana, penyelenggara diklat, dan kelembagaan, maka proses pembelajaran tidak akan dapat berjalan dengan efektif. Perencanaan program kediklatan perlu dibuatkan kegiatan yang mendukung pengembangan karier Widyaiswara, sehingga Widyaiswara mempunyai peluang untuk mengembangkan kompetensi dan kapasitasnya melalui kegiatan-kegiatan yang telah terencanakan dan teranggarkan dalam Dokumen Pelaksanaan Anggaran. Kegiatan pendukung pengembangan Widyaiswara tersebut akan melandasi Widyaiswara dalam berinovasi dalam menyampaikan pembelajaran di kelas.<br />
Sarana dan prasarana yang lengkap dalam kelas disertai fasilitas bentuk gedung dan ruangan yang memadai, akan memperkuat performance dan penampilan Widyaiswara sebagai pengajar yang juga bertindak sebagai fasilitator, coaching, bahkan tidak menutup kemungkinan sebagai mentor. Sumber daya manusia penyelenggara Diklat yang profesional dalam arti tertib, disiplin, dan empati terhadap pemenuhan kebutuhan proses pembelajaran di kelas akan membuat lancarnya proses pembelajaran. Begitu juga dengan adanya kelembagaan yang pasti, tentu akan membuat Widyaiswara menjadi semangat dan terus bekerja keras untuk menjadi lebih profesional lagi. Kelembagaan yang terpercaya dan terakreditasi dalam melaksanakan Diklat aparatur akan membuat status atau kondisi Widyaiswara menjadi lebih berdaya bila diberdayakan secara proporsional.<br />
<br />
STRATEGI MANAJEMEN KELAS YANG EFEKTIF DALAM DIKLAT APARATUR<br />
Widyaiswara sebagai komponen inti atau core bisnis dalam sistem Diklat aparatur dituntut untuk selalu berfikir kreatif dan inovatif dalam mengatasi setiap permasalahan yang ada dalam lingkup kendali kediklatan pada lembaganya maupun permasalahan eksternal yang berkaitan dengan kepemerintahan. Salah satunya adalah hal yang penting yang perlu dilakukan seorangi Widyaiswara untuk selalu berupaya menciptakan, mempertahankan, menumbuhkembangkan motivasi belajar dari peserta Diklat melalui strategi manajemen kelas yang efektif, sehingga terjadi proses belajar mengajar yang dinamis, aktif, dan tercapainya tujuan yang diharapkan dengan pendekatan pembelajaran orang dewasa (andragogi).<br />
Berbagai definisi tentang manajemen kelas yang dapat diterima oleh para ahli pendidikan (Rofiq, 2009 dimodifikasi penulis), yaitu: manajemen kelas didefinisikan sebagai sebagai berikut.<br />
1. Perangkat kegiatan Widyaiswara untuk mengembangkan tingkah laku peserta Diklat yang diinginkan dan mengurangkan tingkah laku yang tidak diinginkan. Kegiatan tersebut diharapkan dapat membawa perubahan kompetensi peserta Diklat yang terdiri dari aspek kognisi, afeksi, dan psikomotor dengan pendekatan metode pembelajaran andragogi<br />
2. Seperangkat kegiatan Widyaiswara untuk mengembangkan hubungan interpersonal yang baik dan iklim sosio emosional kelas yang positif. Hubungan interpersonal yang dinamis dengan saling empati antarpeserta Diklat maupun dengan Widyaiswara dan penyelenggara Diklat.<br />
3. Seperangkat kegiatan Widyaiswara untuk menumbuhkan dan mempertahankan organisasi kelas yang efektif. Adanya kepengurusan kelas dengan keanggotaannya sebagai peserta Diklat yang dapat menjadi penghubung komunikasi antar stakesholder terkait yang efektif.<br />
Dari definisi tersebut, Widyaiswara memerlukan strategi manajemen kelas yang efektif agar pelaksanaan Diklat bisa berjalan dengan baik. Diantara stategi tersebut adalah sebagai berikut.<br />
Menurut Djamarah (2006) dalam Rofiq (2009) dimodifikasi penulis menyebutkan “Dalam rangka memperkecil masalah gangguan dalam pengelolaan kelas dapat dipergunakan.” Prinsip-prinsip pengelolaan kelas yang dikemukakan oleh Djamarah adalah sebagai berikut: <br />
1. Hangat dan Antusias <br />
Hangat dan Antusias diperlukan dalam proses belajar mengajar. Widyaiswara yang hangat dan akrab pada peserta Diklat selalu menunjukkan antusias pada tugasnya atau pada aktifitasnya akan berhasil dalam mengimplementasikan pengelolaan kelas. <br />
2. Tantangan <br />
Penggunaan kata-kata, tindakan, cara kerja, atau bahan-bahan yang menantang akan meningkatkan gairah peserta Diklat untuk belajar sehingga mengurangi kemungkinan munculnya tingkah laku yang menyimpang. <br />
3. Bervariasi <br />
Penggunaan alat atau media, gaya mengajar Widyaiswara, pola interaksi antara Widyaiswara dan peserta Diklat akan mengurangi munculnya gangguan, meningkatkan perhatian peserta didik. Kevariasian ini merupakan kunci untuk tercapainya pengelolaan kelas yang efektif dan menghindari kejenuhan.<br />
4. Keluwesan <br />
Keluwesan tingkah laku Widyaiswara untuk mengubah strategi mengajarnya dapat mencegah kemungkinan munculnya gangguan peserta Diklat serta menciptakan iklim belajarmengajar yang efektif. Keluwesan pengajaran dapat mencegah munculnya gangguan seperti keributan peserta Diklat, tidak ada perhatian, tidak mengerjakan tugas dan sebagainya.<br />
5. Penekanan pada Hal-Hal yang Positif <br />
Pada dasarnya dalam mengajar dan mendidik, Widyaiswara harus menekankan pada hal-hal yang positif dan menghindari pemusatan perhatian pada hal-hal yang negative. Penekanan pada hal-hal yang positif yaitu penekanan yang dilakukan Widyaiswara terhadap tingkah laku peserta Diklat yang positif daripada mengomeli tingkah laku yang negatif. Penekanan tersebut dapat dilakukan dengan pemberian penguatan yang positif dan kesadaran Widyaiswara untuk menghindari kesalahan yang dapat mengganggu jalannya proses belajar mengajar. <br />
6. Penanaman Disiplin Diri <br />
Tujuan akhir dari pengelolaan kelas adalah peserta Diklat dapat mengembangkan dislipin diri sendiri dan Widyaiswara sendiri hendaknya menjadi teladan mengendalikan diri dan pelaksanaan tanggung jawab. Jadi, Widyaiswara harus disiplin dalam segala hal bila ingin peserta Diklatnya ikut berdisiplin dalam segala hal.<br />
Prinsip-prinsip manajemen kelas tersebut menjadi ukuran seberapa jauh Widyaiswara dapat melaksanakannya untuk menjadi lebih profesional. Banyak hal faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas manajemen kelas, menurut Muijs dan Reynolds (2008) dimodifikasi penulis elemen-elemen manajemen kelas yang efektif adalah.<br />
1. Pada saat memulai materi.<br />
Materi diberikan tepat waktu, keterlambatan wqktu penyampaian materi akan menimbulkan kesulitan dalam manajemen kelas.<br />
2. Penataan tempat duduk yang tepat.<br />
Peserta Diklat seharusnya memiliki ruang yang cukup untuk belajar dan bekerja dengan nyaman.<br />
3. Mengatasi gangguan dari luar.<br />
4. Menetapkan aturan dan prosedur yang jelas.<br />
5. Peralihan yang teratur dan sistimatis antarsegmen pelajaran.<br />
6. Menjadi moderator yang baik dan terkontrol oleh batasan waktu penyampaian materi.<br />
7. Memberikan tugas dengan bijaksana.<br />
8. Mempertahankan momentum selama penyampaian materi.<br />
9. Downtime.<br />
Penugasan atau materi yang disampaikan selesai lebih cepat dari waktu yang seharusnya, sehingga perlu persiapan-persiapan khusus dengan pengaturan-pengaturan tugas secara berkelanjutan.<br />
10. Pada saat mengakhiri materi.<br />
Penelitian menunjukkan bahwa rangkuman pada akhir sesi adalah yang paling sering dipersingkat atau sama sekali ditiadakan. Sehingga diperlukan metode pengaturan kecepatan penyampaian materi atau memberikan beberapa kegiatan-kegiatan pada saat menjelang akhir materi.<br />
Banyak strategi manajemen kelas dari berbagai pakar atau dari pengalaman-pengalaman dari para Widyaiswara senior yang dapat menjadi acuan bagi Widyaiswara dalam mengembangkan metode, tata cara, menyusun ruangan kelas, mengatur rencana pembelajaran dan sebagainya agar manajemen kelas bisa lebih efektif. <br />
<br />
PENUTUP<br />
Efektivitas manajemen kelas dalam sistem Diklat aparatur dipengaruhi oleh banyak faktor. Sistem kediklatan aparatur yang telah berjalan dalam suatu lembaga penyelenggara Diklat perlu membuat perencanaan yang terpadu dan berkelanjutan yang mendukung efektivitas proses pembelajaran. Widyaiswara menjadi ujung tombak baik dan tidaknya proses pembelajaran, oleh karena itu dukungan stakesholder terkait sangat diharapkan untuk memfasilitasi program pengembangan kompetensi dan kapasitas Widyaiswara. Dengan dukungan tersebut manajemen kelas akan menjadi lebih lancar, dan tentu saja Widyaiswara tetap terus berupaya melakukan kreativitas dan inovasinya dalam menyampaikan materi dengan didasari ilmu pengetahuan dan teknologi terkini.<br />
Manajemen kelas yang efektif perlu dilaksanakan oleh seluruh komponen yang terlibat dalam proses kediklatan aparatur, khususnya Widyaiswara. Ada tidaknya peningkatan kompetensi peserta Diklat sangat tergantung dari manajemen kelas yang dilaksanakan. Peserta Diklat akan merasa puas apabila pelayanan yang dia terima selama diklat memuaskan, artinya melebihi dari harapan-harapan yang diinginkan peserta Diklat. Kepuasan peserta Diklat akan seimbang dengan kepuasan lembaga penyelenggara Diklat apabila peserta Diklat menjadi lebih kompeten dari sebelum Diklat dilaksanakan. Dengan kepuasan bersama tersebut diharapkan dapat meningkatkan pelayanan publik yang menjadi ketugasan pokok dan fungsinya, yang pada akhirnya kondisi kepemerintahan yang baik dapat segera terwujud.<br />
<br />
REFERENSI<br />
Muijs, D, Reynolds, D. 2008. Effective Teaching, Evidence and Practice. Sage Publications Ltd. London.<br />
Rofiq, M.A. 2009. Pengelolaan Kelas. Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Pusat Pengembangan Dan Pemberdayaan Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Kewarganegaraan Dan Ilmu Pengetahuan Sosial Malang 2009<br />
Totok Suhartohttp://www.blogger.com/profile/01414544215645206156noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-8959949698854993314.post-1535208049245756252013-09-18T10:36:00.000+07:002013-09-18T10:36:23.964+07:00ORIENTASI PERENCANAAN DALAM PEMBANGUNAN GLOBALLATAR BELAKANG<br />
Pada era pembangunan sekarang ini banyak tuntutan agar kegiatan pembangunan dapat dilaksanakan tepat pada sasaran. Kegiatan-kegiatan tersebut bila diidentifikasi di seluruh pemerintahan baik tingkat pusat, daerah, ditambah dengan sektor swasta dari sisi kuantitas banyak sekali yang harus dilaksanakan. Yang cukup memprihatinkan adalah banyak yang hanya melihat dari sisi kuantitasnya saja tanpa memperhatikan sisi kulitas. Hal ini memerlukan tindak lanjut untuk segera dilaksanakan para pengambil kebijakan yang terkait pembangunan global, nasional, dan daerah.<br />
Ilmu, teknologi, dan telekomunikasi menjadi alternatif utama dalam proses pelaksanaan kegiatan-kegiatan pembangunan, agar pelaksanaannya dapat tercapai secara efektif dan efisien. Didukung sumbdrdaya manusia yang kompeten, yang mampu membuat konsep-konsep perencanaan yang handal, serta jejaring yang saling sinegi antarkomponen yang terlibat aktif dalam pembangunan. Berbagai jalan telah diupayakan untuk menemukan cara pencapaian tujuan yang paling tepat dan baik. Pencapaian tujuan yang tepat dan baik tidak mungkin meninggalkan informasi dan fakta yang ada, diantaranya sarana, keahlian, dan waktu yang tersedia. <br />
Berdasarkan data informasi yang ada dapat dibuat perkiraan-perkiraan kegiatan dengan disertai analisis-analisis dari sektor-sektor yang saling mempunyai keterkaitan dalam menjalankan ketugasan pokok dan fungsinya. Hal tersebut akan merupakan landasan dalam perencanaan pembangunan. Perencanaan tidak dapat dilakukan oleh satu bidang tersendiri, tetapi diperlukan ketelibatan bidang-bidang yang lain. Perencanaan di segala bidang pada akhir-akhir ini menjadi sangat penting, hal tersebut mengingat peranan perencanaan itu sendiri yang merupakan:<br />
1. alat dalam suatu sistem yang terintegrasi yang befungsi untuk mengarahkan dan mewujudkan tujuan tertentu,<br />
2. tempat cakupan yang melingkupi segala kegiatan yang terintegrasi dengan upaya, cara, dan usaha untuk dapat mewujudkan tujuan.<br />
3. alat yang berfungsi untuk mengukur, menilai, dan mengontrol tercapai tidaknya kebijakan pencapaian tujuan pembangunan.<br />
4. bagian awal dari serangkaian proses pembangunan yang mempunyai tingkat kepentingan yang mendasar sebagai pedoman untuk panduan pencapaian tujuan.<br />
Dengan berorientasi perencanaan yang terpenting dan perlu digaris bawahi adalah bagaimana upaya agar dalam setiap penyusunan perencanaan tersebut dapat dilaksanakan, dan di dalam perencanaannya sendiri harus sudah dimasukkan unsur usaha-usaha, untuk menjamin pelaksanaan yang lebih sesuai dengan rencananya. Dengan orientasi perencanaan diharapkan sudah mulai dikaji lebih dalam lagi implementasi pelaksanaannya sebagai upaya menuju keberhasilan perencanaan yang maksimal.<br />
Dalam suatu organisasi sebelum ada ketetapan ke arah mana organisasi yang bersangkutaan sedang menuju dan apa saja yang harus dilaksanakan, maka keputusan-keputusan organisatoris tertentu tidak dapat diambil. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa sasaran merupakan landasan untuk perencanaan. Perencanaan merupakan langkah awal yang esensial guna mencapai tujuan-tujuan secara efektif. <br />
Untuk itulah orientasi perencanaan diperlukan dalam upaya mencapai program yang akan diolah dengan sistem yang ada, sehingga kebijaksanaan dari suatu organisasi yang tercermin dari program-programnya atau lebih spesifik lagi kegiatan-kegiatan yang telah disepakati untuk dilaksanakan dapat terlaksana tujuan dan sasaran yang telah digariskan oleh organisasi.<br />
<br />
KEMANFAATAN ORIENTASI PERENCANAAN<br />
Dengan menitikberatkan proses manajemen pada orientasi perencanaan yang jelas dan terarah akan sangat bermanfaat bagi suatu organisasi. Kinerja seluruh sumberdaya yang ada akan menjadi efektif, karena seluruh kegiatan yang ada telah terencana secara matang. Orientasi perencanaan dapat dijadikan sebagai patokan-patokan atau arah dalam mencapai sasaran secara efektif. <br />
Organisasi yang efektif mutlak harus berorientasi pada perencanaan. Perencanaan merupakan sebuah fungsi manajemen yang fundamental serta primer, yang menjadi landasan pelaksanaan tugas setiap anggota dalam suatu organisasi.<br />
Memahami manfaat atau pentingnya orientasi perencanaan serta relevansinya dengan program dan sistem suatu organisasi akan sangat berarti dalam upaya keberhasilan pencapaian tujuan. Perencanaan yang terpadu memerluakan orientasi program dan sistem teori sistem, dan implikasi teori sistem tersebut terhadap perkembangan organisasi yang selalu dipengaruhi kondisi global. <br />
<br />
PENGERTIAN ORIENTASI DAN PERENCANAAN<br />
Orientasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, berarti peninjauan untuk menentukan sikap (arah, tempat dan sebagainya) yang tepat dan benar. Sedangkan berorientasi ada beberapa pengertian yang dapat diacu untuk lebih dapat menyamakan persepsi kita, sebagai berikut:<br />
1. melihat-lihat atau meninjau (supaya lebih kenal)<br />
2. mempunyai kecenderungan pandangan atau menitikberatkan pandangan<br />
Sedangkan pengertian perencanaan itu sendiri, dapat dilihat dalam uraian dibawah ini:<br />
Perencanaan atau planning berasal dari kata rencana yang mempun¬yai arti rencana, rancangan, maksud maupun niat. Jadi dapat dikatakan bahwa perencanaan adalah proses kegiatan. Rencana adalah hasil perencanaan. Perencanaan mempunyai beberapa pengertian yang merupakan batasan-batasan yang diberikan oleh tokoh-tokoh manajemen. Batasan-bata¬san tersebut diberikan untuk membatasi ruang lingkup dari peren¬canaan menurut masing-masing tokoh tersebut, meskipun demikian pada hakekatnya batasan pengertian perencanaan dari masing-masing tokoh manajemen mempunyai maksud dan tujuan yang sama dan sepa¬ham. Di bawah ini dikemukakan beberapa batasan atau definisi yang dikemukakan oleh tokoh-tokoh manajemen sebagai bahan perbandin¬gan:<br />
1. G.R. Terry:<br />
Planning adalah pemilihan fakta-fakta dan usaha menghubung-hu¬bungkan antara fakta yang satu dengan fakta yang lain; kemudian membuat perkiraan dan peramalan tentang keadaan dan perumusan tindakan untuk masa yang akan datang yang sekiranya diperlukan untuk mencapai hasil yang dikehendaki.<br />
2. Harold Koonts dan O'Donnell<br />
Planning is the function of a manager which involves the selec¬tion among alternatives, polices, procedures and programs yang artinya Perencanaan adalah tugas seorang manajer untuk menentukan pilihan dari alternatif-alternatif, kebijaksanaan-kebijaksanaan, prosedur-prosedur dan program-program.<br />
3. Prof. Dr. Sondang P. Siagian<br />
Planning dapat didefinisikan sebagai keseluruhan proses perkiraan dan penentuan secara matang hal-hal yang akan dikerjakan di masa yang akan datang dalam rangka pencapaian tujuan yang telah diten¬tukan.<br />
Dari batasan-batasan tersebut di atas dapat disimpukan bahwa perencanaan adalah pola perbuatan menggambarkan di muka hal-hal yang akan dikerjakan kemudian. Dengan kata lain, planning adalah memikirkan sekarang untuk tindakan yang akan datang.<br />
Dari beberapa pengertian-pengertian di atas dapat diartikan bahwa orientasi perencanaan adalah tinjauan atau pendekatan yang menitikberatkan dengan lebih mendetail mengenai perencanaan secara tepat dan benar.<br />
<br />
IMPLEMENTASI ORIENTASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN GLOBAL DALAM PROGRAM DAN SISTEM<br />
Orientasi Program<br />
Program pada dasarnya merupakan upaya untuk implementasi strategi organisasi, yang didalamnya mengandung tentang langkah-langkah kegiatan yang akan dilakukan. Program harus mencerminkan tugas pokok dan fungsi suatu organisasi dalam hal ini adalah instansi pemerintah, untuk itu orientasi program diperlukan dalam rangka melaksanakan serta mengevaluasi ketugasan pokok dan fungsinya agar efektif dan efisien. Program operasional merupakan penjabaran rinci tentang langkah-langkah yang diambil untuk menjabarkan kebijaksanaan. <br />
Penjabaran program operasional harus memiliki tingkat kerincian yang sesuai dengan kebutuhan sebagaimana diuraikan dalam kebijaksanaan. Kebijaksanaan secara operasional dijabarkan ke dalam program, oleh karena itu program instansi harus berkaitan dengan kebijaksanaan serta program nasional atau daerah. Sehingga program dapat merupakan program operasional yang selaras dengan kebijaksanaan yang telah ditetapkan, seperti program operasional teknis, program keuangan, program pengembangan sumber daya manusia aparatur pemerintah daerah, dan lain-lain <br />
Perencanaan dirinci menuju ke pelaksanaan riilnya melalui kegiatan pemrograman, sedangkan sistem melingkupi perencanaan dan pemrograman tersebut, perencanaan sendiri merupakan bagian dari proses manajemen. Di dalam proses manajemen yang baik haruslah berorientasi pada program untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Manajemen dalam penerapannya dapat dilakukan pendekatan melalui sistem.<br />
Dalam mencapai tujuan dan sasaran organisasi kaitannya dengan perencanaan ada sesuatu hal yang harus diperhatikan ialah keterkaitan antara kebijaksanaan, program serta kegiatan. Dalam suatu organisasi diperlukan komitmen pimpinan sebagai penentu keputusan agar dalam menyusun pola-pola kebijaksanaan, program operasional dan kegiatan organisasi merupakan satu kesatuan komprehensif yang terpadu, sehingga menghasilkan suatu perencanaan atau strategi alternatif terbaik dalam upaya pencapaian tujuan dan sasaran.<br />
Perencanaan menentukan garis besar atau dasar-dasar pokok pedoman pencapaian tujuan dan sasaran organisasi. Untuk mencapai tujuan dan sasaran organisasi maka perencanaan memerlukan persepsi, tekanan khusus dan orientasi dalam bentuk kebijaksanaan, program dan kegiatan. Kebijaksanaan adalah pedoman pelaksanaan tindakan-tindakan tertentu. Menurut LAN, 2000 kebijaksanaan minimal yang harus dikembangkan adalah meliputi kebijakan publik, teknis, alokasi sumber daya organisasi (sarana dan prasarana), personalia, keuangan dan kebijaksanaan pelayanan masyarakat. Dari serangkaian kebijaksanaan tersebut dijabarkan secara rinci ke dalam langkah-langkah yang harus dilaksanakan ke dalam program operasional. Kemudian agar supaya pencapaian kinerja organisasi dapat diukur dengan baik, maka diperlukan program aksi atau aktivitas (kegiatan) yang dapat menunjang organisasi dalam menilai kinerjanya. Aktivitas atau kegiatan organisasi merupakan penjabaran dari program kerja operasional.<br />
Suatu organisasi yang berorientasi pada program dalam kegiatan pemrograman terdapat dua hal yang perlu diperhatikan yakni:<br />
1. Masalah Program Utama (“Major Program Issue”)<br />
Yaitu masalah pokok yang memerlukan keputusan dalam siklus anggaran (yang sedang berjalan) terutama yang menyangkut biaya, arah program dan alternatif kebijaksanaan, baik sekarang maupun masa mendatang.<br />
2. Struktur Program (“Program Structure”)<br />
Dari perencanaan akan diikuti dengan program. Program ini meliputi beberapa tingkatan yang dinamakan struktur program. Masing-masing struktur berisi kelompok kegiatan sesuai dengan tingkatannya. Kemudian masing-masing kegiatan ini disertai dengan perhitungan “cost benefit”nya untuk pembiayaan kegiatan tersebut.<br />
Di dalam merencanakan suatu kegiatan organisasi harus mencari pada tujuan apa yang paling pokok dalam program (“what is the most basic or ultimate objectives of this programme”) sesuai dengan apa yang telah digariskan dalam kebijaksanaan. Tujuan dalam program biasanya telah ditetapkan oleh pimpinan tingkat atas, perencana menjabarkan dalam perencanaan guna dapat mencapai tujuan dan sasaran yang mana kesemuanya itu akan saling bergantungan diantaranya serta saling pengaruh mempengaruhi dalam satu kesatuan sistem yang komprehensif dan terpadu, menjadi suatu rencana yang baik yang memperhatikan konsep sistem manajemen yang berorientasi pada program.<br />
<br />
Orientasi Sistem<br />
Menurut Winardi, 1989 konsep sistem dipinjam dari bidang-bidang eksakta, terutama dari bidang fisika yang mempersoalkan zat, energi, gerakan dan kekuatan. Dalam bidang tersebut, sebuah sistem didefinisikan secara tepat sekali dan dalam bentuk persamaan matematik yang menerangkan hubungan-hubungan tertentu antara variabel-variabel. Tetapi definisi tersebut kurang bermanfaat bagi seorang ilmuwan sosial, yang menghadapi variabel-variabel yang sangat kompleks dan yang kerapkali bersifat multidimensional.<br />
Perhatikan definisi berikut tentang sistem, yang bersifat verbal dan operasional, yang walaupun tidak bersifat matematikal, cukup tepat dan mencakup banyak hal seperti definisi sistem yang digunakan. Sistem adalah letak dari antara suatu obyek dengan obyek lain disertai dengan perlengkapannya yang saling berhubungan satu dengan yang lain dan juga berhubungan dengan lingkungan mereka secara keseluruhan. Definisi ini mempunyai dua macam sifat, yaitu cukup luas untuk diterapkan dimana-mana dan pada saat yang sama ia cukup intensif untuk mencakup semua elemen yang diperlukan.<br />
Berikut ini adalah sebuah gambaran (gambar 2.1.) mengenai parameter-parameter, batas-batas dan lingkungan sebuah sistem. Dalam gambar tersebut dapat diterangkan, hal pertama yang harus diingat, bahwa input ke dalam sebuah sistem merupakan output sistem lain, dan bahwasanya output sistem tersebut menjadi input bagi sistem lain. Terdapat garis yang membatasi sistem dari lingkungannya (batas sistem), alasannya sebagai berikut:<br />
1. Garis tersebut menunjukkan bahwa terdapat pertukaran terus menerus berupa energi atau informasi antara sistem terbuka dengan lingkungannya.<br />
2. Garis tersebut menunjukkan bahwa posisi aktual batas-batas kurang lebih bersifat arbiter hal mana tergantung pada desainer, peneliti atau pengamat struktur sistem yang bersangkutan.<br />
Gambar Parameter-parameter, Batas-batas dan Lingkungan Sebuah Sistem (dari Dr. Winardi, 1989)<br />
<br />
Komponen-komponen atau obyek-obyek sebuah sistem adalah Input, Proses, Output dan Feedback Control. Dipandang dari sudut pandangan statis, obyek-obyek sebuah sistem adalah bagian-bagian dari sebuah sistem. Tetapi dari sudut pandangan fungsional obyek-obyek sebuah sistem merupakan fungsi-fungsi dasar yang dilaksanakan oleh bagian-bagian dari sistem yang bersangkutan. Input yang masuk ke dalam sebuah sistem dapat berupa zat, energi dan manusia atau hanya informasi. Input merupakan tenaga permulaan yang menyediakan alat untuk pengoperasian sistem yang bersangkutan. Input dapat berupa bahan-bahan mentah yang dipergunakan dalam proses produksi, sampai tugas-tugas spesifik yang dilaksanakan orang-orang. <br />
Organisasi dapat dipandang sebagai suatu sistem, hal tersebut sebenarnya ada bermacam-masam cara untuk memandang sebuah organisasi. Seorang manajer dapat menggunakan aneka macam sudut pandangan dan memusatkan perhatian pada berbagai konsep kunci, hal mana tergantung pada latar belakang pendidikannya, posisinya, peranan yang dimainkannya di dalam organisasi yang bersangkutan. Sang manajer harus mengidentifikasikan mana yang termasuk input, proses output dan feedback.<br />
Untuk memahami pentingnya implementasi orientasi perencanaan dalam pembangunan global, berikut ini ada contoh kasus sebagai berikut.<br />
Ada suatu kasus dalam suatu wilayah yang mempunyai permasalahan yang cukup komplek, dimana ada beberapa instansi mempunyai kaitan langsung dalam wilayah tersebut sehubungan dengan ketugasan dan fungsinya. Wilayah tersebut dalam perencanaannya akan dikembangkan menjadi daerah kawasan industri, mengingat era otonomi daerah dimana diharapkan dengan tumbuhnya kawasan industri tersebut, diharapkan dapat mengangkat potensi wilayah tersebut dari ketertinggalan. Wilayah tersebut mempunyai bentuk-bentuk geomorfologi/ roman muka bumi gunung berapi, bukit-bukit karst, lereng curam sampai landai, dataran alluvial yang subur, dataran pantai, sungai serta laut. Permasalahan tersebut kemudian dirumuskan menjadi beberapa rumusan masalah sebagai berikut.<br />
1. Instansi mana saja yang kemungkinan mempunyai keterkaitan dengan kasus tersebut?<br />
2. Perlukan melibatkan peran masyarakat serta memperhatikan adat istiadat dan budaya masyarakat setempat?<br />
3. Bagaimana penyelesaian masalah tersebut yang kira-kira menguntungkan semua pihak?<br />
4. Dimana sebaiknya lokasi kawasan industri tersebut berada? Bagaimanakah alasannya?<br />
5. Apakah contoh dampak negatif yang terjadi apabila dalam pengambilan kebijakan yang kemudian diimplementasikan dalam perencanaan dan terinci dalam bentuk program dan kegiatan tersebut kurang tepat?<br />
Melihat kasus permasalahan tersebut di atas tentu orientasi perencanaan pembangunan yang terpadu, terintegrasi berbagai sektor, ekonomis, dan berkelanjutan sangat penting dilakukan sebelum melaksanakan kegiatan program pembangunan. Perencanaan yang matang harus dilakukan untuk mengantisipasi dampak negatif yang mungkin akan terjadi. <br />
Kondisi global menuntut percepatan kondisi perekonomian daerah dengan berbagai upaya. Salah satunya adalah dengan mendirikan industri-industri yang berwawasan lingkungan. Dalam kasus tersebut di atas prospektif industri yang mungkin dapat dikembangkan adalah industri semen. Hal tersebut bisa dilihat dari kondisi geomorfologi dan litologi wilayah dalam kasus tersebut. Hal ini akan menjadi kontroversi apabila perencanaan pembangunan tidak dilaksanakan secara cermat. Mulai dari tahapan penyusunan rencana pembangunan jangka panjang (RPJP), menengah (RPJM), dan pendek atau tahunan (Renja) yang diturunkan ke dalam pemyusunan rencana tata ruang wilayah sampai ke detil wilayah tersebut akan dikembangkan menjadi satuan kawasan pengembangan tertentu. Hal-hal tersebut perlu dilakukan secara terpadu dan berkelanjutan. <br />
Peran masyarakat dan swasta tidak boleh ditinggalkan atau tidak diperhatikan oleh pemerintah. Karena Pemerintah, masyarakat, dan swasta merupakan komponen utama dalam upaya untuk mewujudkan keberhasilan program kegiatan pembangunan yang telah dan akan direncanakan. Pada akhirnya kemakmuran, keadilan, dan kesejahteraan masyarakat merupakan tujuan utama seluruh perencanaan pembangunan dalam kondisi global saat ini.<br />
<br />
KESIMPULAN<br />
Orientasi perencanaan bermanfaat dalam upaya pencapaian tujuan dan sasasaran organisasi, dimana dalam pelaksanaannya berlandaskan pada program dalam kerangka sebuah sistem. Di dalam proses manajemen perencanaan yang baik haruslah berorientasi pada program dan sistem agar terlaksana efektif dan efisien.<br />
Pemikiran yang berorientasi pada sistem (Systems Oriented Thinking) dalam suatu organisasi dianalogikan sebagai sebuah sistem terbuka, yakni sebuah sistem yang terdiri dari sekumpulan subsistem yang berinteraksi antara mereka sendiri dan dengan lingkungan mereka. Pendekatan sistem merupakan filsafat yang memandang sebuah organisasi sebagai sebuah sistem.<br />
Implementasi sistem dalam manajemen dapat diperlihatkan ke dalam model sistem input-output sebuah organisasi disertai saluran-saluran umpan balik. Saluran “feed back” ini berfungsi sebagai kontrol, evaluasi dan pengawasan terhadap pengambilan keputusan dalam tahapan proses manajemen. Dalam penyelesaian kasus-kasus yang terjadi di wilayah, diperlukan orientasi perencanaan pembangunan yang terpadu, berpihak kepada masyarakat, ekonomis, adil, dan berkelanjutan.<br />
<br />
REFERENSI<br />
Bintoro Tjokroamidjojo, Prof., MA., Perencanaan Pembangunan, CV. Haji Massagung, 1992.<br />
Bohar Soeharto, Perencanaan Sosial, Armico, Bandung, 1991.<br />
Ibnu Syamsi, Drs., Pokok-pokok Kebijaksanaan, Perencanaan, Pemrograman dan Penganggaran Pembangunan Tingkat Nasional dan Regional, CV. Rajawali, Jakarta, 1986.<br />
Lembaga Administrasi Negara RI, Perencanaan, Jakarta, 1996.<br />
Lembaga Administrasi Negara RI, Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Jakarta, 2000<br />
Sondang P. Siagian, Prof. DR., MPA, Administrasi Pembangunan, Gunung Agung, Jakarta, 1970.<br />
Winardi, Dr, Perencanaan dan Pengawasan dalam Bidang Manajemen, Mandar Maju, Bandung, 1989.<br />
Totok Suhartohttp://www.blogger.com/profile/01414544215645206156noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8959949698854993314.post-41585348339365597392013-09-18T10:13:00.001+07:002013-09-18T10:14:20.120+07:00Totok Suhartohttp://www.blogger.com/profile/01414544215645206156noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8959949698854993314.post-24738272033754039412013-08-31T23:10:00.002+07:002013-08-31T23:10:25.883+07:00PETA KEJADIAN BENCANA DI INDONESIA (JULI 2013)<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://2.bp.blogspot.com/-8rtMuYzYYVk/UiIU6fgWwvI/AAAAAAAAAK0/YD5-o347-Rs/s1600/Picture2.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="225" src="http://2.bp.blogspot.com/-8rtMuYzYYVk/UiIU6fgWwvI/AAAAAAAAAK0/YD5-o347-Rs/s320/Picture2.jpg" width="320" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
(Sumber: http://geospasial.bnpb.go.id/wp-content/uploads/2013/08/2013-08-01_kejadian_bencana_Juli2013_frekuensi_2.pdf)</div>
Totok Suhartohttp://www.blogger.com/profile/01414544215645206156noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8959949698854993314.post-19043969654428565492013-08-31T22:16:00.001+07:002013-08-31T22:41:59.193+07:00EFEKTIVITAS PERENCANAAN PENGANGGARAN DALAM MENDUKUNG PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH PADA PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA<h3 align="center" style="line-height: 200%; mso-pagination: none; text-align: center;">
<b><span lang="SV" style="font-size: 12pt; line-height: 200%;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">BAB I<o:p></o:p></span></span></b></h3>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 200%; mso-pagination: none; text-align: center;">
<b><span lang="SV" style="font-size: 12pt; line-height: 200%;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">PENDAHULUAN</span></span></b></div>
<h3 style="line-height: 200%; mso-pagination: none;">
<b><span lang="SV" style="font-size: 12pt; line-height: 200%;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">A. Latar Belakang<o:p></o:p></span></span></b></h3>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><span lang="SV" style="font-size: 12pt; line-height: 200%;">Penerapan </span><span style="font-size: 12pt; line-height: 200%;">Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional </span><span lang="SV" style="font-size: 12pt; line-height: 200%;">menuntut setiap
Pemerintah Daerah untuk siap melaksanakan perencanaan pembangunan dengan
dukungan penganggaran secara efisien dan efektif. </span><span style="font-size: 12pt; line-height: 200%;">Efisien
dapat diartikan dengan menggunakan dana dan daya yang minimum untuk mencapai
kualitas dan sasaran dalam waktu yang ditetapkan atau menggunakan dana yang telah
ditetapkan untuk mencapai hasil dan sasaran dengan kualitas yang maksimum.
Sedangkan efektif mempunya arti dalam setiap perencanaan pembangunan harus
sesuai dengan kebutuhan dan sasaran yang telah ditetapkan serta memberikan
manfaat yang sebesar-besarnya. <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 200%;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Efektivitas perencanaan
penganggaran dalam upaya mendukung program pembangunan daerah akan mempunyai
efek atau pengaruh terhadap efisiensi penggunaan sumberdaya pembangunan yang
ada. Selain itu pembangunan daerah perlu melaksanakan prinsip-prinsip kebersamaan, berkeadilan, berkelanjutan,
berwawasan lingkungan, serta kemandirian dengan menjaga keseimbangan kemajuan
dan kesatuan Nasional. Perencanaan pembangunan yang disusun secara sistematis, terarah, terpadu,
menyeluruh, dan tanggap terhadap perubahan akan mempengaruhi efektivitas
perencanaan penganggaran dalam program pembangunan daerah.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 200%;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Program pembangunan adalah
instrumen kebijakan yang berisi satu atau lebih kegiatan yang dilaksanakan oleh
instansi pemerintah/lembaga untuk mencapai sasaran dan tujuan serta memperoleh
alokasi anggaran, atau kegiatan masyarakat yang dikoordinasikan oleh instansi
pemerintah. Pengalokasian anggaran terhadap setiap kegiatan pembangunan perlu
dilakukan secara sistematis dan memadukan antara kegiatan dengan program,
kebijakan, strategi, sasaran, tujuan, misi, sampai pada visi dari setiap
organanisasi perangkat daerah. Keterpaduan tersebut akan menciptakan
efektivitas penggunaan anggaran sehingga tepat pada sasaran yang diharapkan
oleh organisasi.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="SV" style="font-size: 12pt; line-height: 200%;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Setiap aparatur yang terlibat dalam perencanaan
penganggaran memerlukan ketelitian dalam memahami dan menjabarkan visi dan misi
organisasi yang kemudian dijabarkan ke dalam kegiatan-kegiatan prioritas yang sesuai dengan
prinsip-prinsip perencanaan yang terpadu, ekonomis, berpihak kepada rakyat, dan
berkelanjutan. Ketidaktelitian dalam perencanaan penganggaran akan mengakibatkan
dampak ketidakefektivitasan penggunaan sumberdaya pembangunan, terutama dalam
pembiayaan pembangunan. Bahkan akan menimbulkan kesan yang kurang baik yaitu
terkesan mengarang-arang anggaran untuk kegiatan yang tidak perlu dalam perencanaan
setiap tahun anggaran.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="SV" style="font-size: 12pt; line-height: 200%;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Untuk mengantisipasi tidak efektifnya perencanaan
penganggaran perlu dilakukan suatu penelitian yang dapat dijadikan referensi
dalam proses pembelajaran pendidikan dan pelatihan aparatur. Dari hasil
penelitian yang melihat berbagai aspek-aspek perencanaan penganggaran dan
terkait dengan pelaksanaan program pembangunan, diharapkan akan diperoleh data
dan informasi mengenai kualitas dan tingkat kompetensi aparatur dalam merencanakan
anggaran saat ini. <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="SV" style="font-size: 12pt; line-height: 200%;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Tingkat pemahaman aparatur dalam proses perencanaan yang
efektif akan diperoleh dari penelitian yang menggambarkan kondisi harapan ideal
dalam perencanaan yang tepat dengan keadaan di lapangan yang sebenarnya di
kalangan birokrasi, khususnya organisasi-organisasi di lingkungan Pemerintah
Daerah. Dari kesenjangan tersebut akan diperoleh sebab-sebab dan
permasalahan-permasalahan yang terjadi dalam perencanaan penganggaran program
pembangunan di daerah. <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><span lang="SV" style="font-size: 12pt; line-height: 200%;">Permasalahan yang akan diteliti ditekankan pada lingkup
pemahaman atau kompetensi aparatur dan yang terkait dengan substansi materi,
sehingga hasil penelitian ini diharapkan akan menjadi masalah kediklatan yang
dapat ditindaklanjuti dengan melaksanakan kegiatan dalam bentuk Diklat aparatur
atau dijadikan dasar dalam penekanan muatan substansi dari mata Diklat
tertentu, misalnya Teori, dan Konsep Indikator Pembangunan, Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional, dan lain-lain yang terkait dengan penelitian ini. </span><span style="font-size: 12pt; line-height: 200%;">Hal
tersebut menjadi motif utama yang mendorong penelitian/pengkajian ini perlu
dilaksanakan. Selain itu banyak kemanfaatan yang akan didapatkan dari hasil
penelitian terhadap hal-hal yang berkaitan dengan kediklatan tersebut, diantaranya
adalah untuk memperbaiki dan meningkatkan proses pembelajaran selanjutnya
dengan contoh-contoh referensi isu-isu yang betul-betul aktual.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="Default" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Topik
penelitian ini diangkat karena sesuai dengan kondisi aktual saat ini yang perlu
segera ditindaklanjuti oleh para pemegang kebijakan. Kegiatan sebagai tindak
lanjut yang diharapkan dapat dilaksanakan diantaranya adalah sebagai berikut:<o:p></o:p></span></div>
<div class="Default" style="line-height: 200%; margin-left: 18.0pt; mso-list: l2 level1 lfo5; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">1.<span style="font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span><!--[endif]-->perencanaan
penganggaran dalam program pembangunan, <o:p></o:p></span></div>
<div class="Default" style="line-height: 200%; margin-left: 18.0pt; mso-list: l2 level1 lfo5; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">2.<span style="font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span><!--[endif]-->pelaksanaan
identifikasi kebutuhan diklat, <o:p></o:p></span></div>
<div class="Default" style="line-height: 200%; margin-left: 18.0pt; mso-list: l2 level1 lfo5; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">3.<span style="font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span><!--[endif]-->disain
kurikulum, <o:p></o:p></span></div>
<div class="Default" style="line-height: 200%; margin-left: 18.0pt; mso-list: l2 level1 lfo5; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">4.<span style="font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span><!--[endif]-->pengembangan
sarana dan prasarana diklat, <o:p></o:p></span></div>
<div class="Default" style="line-height: 200%; margin-left: 18.0pt; mso-list: l2 level1 lfo5; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">5.<span style="font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span><!--[endif]-->metode
pembelajaran. <o:p></o:p></span></div>
<div class="Default" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Mengingat
sangat sedikitnya hasil-hasil topik penelitian yang berkaitan dengan kediklatan
aparatur, maka penelitian ini perlu dilaksanakan. Kemudian dilihat dari tingkat
kebaruan topik yang akan diangkat dalam penelitian yaitu efektivitas
perencanaan penganggaran dalam program pembangunan daerah terhadap hal-hal yang
terkait dengan kediklatan, tingkat kebaruannya relatif menjadi pelopor
penelitian kediklatan di lingkungan Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta.
Selain itu topik yang diangkat sangat sesuai dengan situasi dan kondisi yang
diharapkan saat ini.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 200%;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Mengingat lingkup
kediklatan sangat luas, maka diperlukan kespesifikan topik yang dibahas dalam
penelitian ini. Lingkup kediklatan yang akan dikaji dalam penelitian ini secara
spesifik membahas mengenai permasalahan kesenjangan antara perencanaan
penganggaran yang terjadi saat ini terhadap
tuntutan perencanaan yang sesuai dengan kondisi yang ideal dan tingkat kompetensi
aparatur yang diharapkan dalam perencanaan penganggaran dalam program
pembangunan.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="Default" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="SV"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Upaya untuk mengetahui seberapa jauh tingkat
efektivitas perencanaan penganggaran dalam program pembangunan dengan tingkat
kompetensi aparatur dalam merencanakan APBD dan kegiatan program pembangunan
serta kebutuhan kompetensi apa yang diperlukan di lapangan untuk mendukung
perencanaan yang efektif memerlukan tahapan proses penelitian yang teliti dan
terukur. Sehingga hasil dari penelitian tersebut akan menjadi salah satu
indikator dalam tindak lanjut program selanjutnya,
secara khusus dalam rangka pengembangan sumberdaya manusia aparatur di Pemerintah
Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta. <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent" style="mso-pagination: none; text-indent: 0cm;">
<br /></div>
<div class="MsoBodyTextIndent" style="mso-pagination: none; text-indent: 0cm;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;">
<b><span lang="SV" style="font-size: 12pt; line-height: 200%;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">B. Identifikasi Masalah<o:p></o:p></span></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;">
<b><span lang="SV" style="font-size: 12pt; line-height: 200%;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">1. Variabel Penelitian <o:p></o:p></span></span></b></div>
<div class="Default" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Variabel
penelitian dalam penulisan ini meliputi variabel <i>independent</i> (bebas) yaitu efektivitas perencanaan penganggaran. Sedangkan
variabel <i>dependent </i>(terikat) penelitian
ini adalah indikator program pembangunan, kompetensi Sumberdaya Manusia (SDM)
perencana anggaran, Anggaran dan Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang
terdiri dari Kebijakan Umum APBD (KUA) dan Prioritas dan Plafon Anggaran
Sementara (PPAS).<span lang="SV"><o:p></o:p></span></span></div>
<div class="Default" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="SV"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Populasi penelitian ini adalah para aparatur
yang terkait dengan perencanaan penganggaran di Pemerintah Daerah Daerah
Istimewa Yogyakarta dengan jumlah responden
minimal sebanyak 30 aparatur.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent" style="mso-pagination: none; text-indent: 0cm;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 200%;"> Efektivitas </span><span lang="SV" style="font-size: 12pt; line-height: 200%;">Perencanaan penganggaran dalam program pembangunan akan
</span><span lang="SV" style="font-size: 12pt; line-height: 200%;">berdampak terhadap efisiensi APBD dan ketepatan sasaran dalam upaya mewujudkan
visi dan misi suatu organisasi, pada akhirnya akan dampak akan dirasakan oleh
masyarakat yang terkait dengan pelaksanaan program pembangunan. Bagaimana efektivitas
perencanaan penganggaran dalam program pembangunan dipengaruhi oleh tingkat kompetensi aparatur terkait
perencanaan penganggaran dan APBD yang tersedia. Berkaitan dengan kediklatan
aparatur, ada beberapa permasalahan dalam upaya melihat pengaruh tersebut
diantaranya adalah.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent" style="margin-left: 31.5pt; mso-list: l3 level1 lfo6; mso-pagination: none; tab-stops: 13.5pt; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><span lang="SV" style="font-size: 12pt; line-height: 200%;">a.<span style="font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span lang="SV" style="font-size: 12pt; line-height: 200%;">Belum adanya tolok ukur yang jelas terhadap kinerja alumni
pascadiklat terkait dengan perencanaan dan program pembangunan.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent" style="margin-left: 31.5pt; mso-list: l3 level1 lfo6; mso-pagination: none; tab-stops: 13.5pt; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><span lang="SV" style="font-size: 12pt; line-height: 200%;">b.<span style="font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span lang="SV" style="font-size: 12pt; line-height: 200%;">Tingkat pemahaman peserta diklat yang bervariasi.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent" style="margin-left: 31.5pt; mso-list: l3 level1 lfo6; mso-pagination: none; tab-stops: 13.5pt; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><span lang="SV" style="font-size: 12pt; line-height: 200%;">c.<span style="font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span lang="SV" style="font-size: 12pt; line-height: 200%;">Permasalahan penerapan materi diklat di lapangan terlalu
kompleks.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="Default" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<b><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">2. Pola Hubungan antarvariabel<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="Default" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Variabel
yang akan diteliti dalam penelitian ini terdiri dari 2 (dua) variabel, yang
membentuk pola hubungan sebab akibat antarvariabel tersebut. Variabel tersebut
adalah variabel <i>independent</i> dan <i>dependent. </i>Variabel<i> dependent</i> atau disebut juga variabel bebas atau variabel penyeba<i>b</i> yaitu variabel yang menyebabkan atau
mempengaruhi, yaitu faktor-faktor yang diukur, dimanipulasi, atau dipilih oleh
peneliti untuk menentukan hubungan antara fenomena yang diobservasi atau
diamati. Variabel<i> independent</i> atau
disebut juga variabel terikat atau tergantung adalah faktor-faktor yang
diobservasi dan diukur untuk menentukan adanya pengaruh variabel bebas, yaitu
faktor yang muncul, atau tidak muncul, atau berubah sesuai dengan yang
diperkenalkan oleh peneliti.<o:p></o:p></span></div>
<div class="Default" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Pola
hubungan antarvariabel adalah variabel <i>independent
</i>(bebas) mengakibatkan terjadinya variabel <i>dependent</i> (terikat), atau hubungan <i>causalitas</i> atau sebab akibat. Artinya Efektivitas perencanaan penganggaran sebagai variabel <i>dependent</i> (terikat) dipengaruhi variabel-variabel
<i>independent</i> (bebas) yaitu indikator
program pembangunan, kompetensi SDM
perencana penganggaran, dan APBD<span lang="SV">.</span><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent" style="mso-pagination: none; text-indent: 0cm;">
<b><span style="font-size: 12pt; line-height: 200%;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">3. Penggunaan Notasi Statistik
Matematika Universal <o:p></o:p></span></span></b></div>
<div class="MsoBodyTextIndent" style="mso-pagination: none; text-indent: 0cm;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 200%;"> Dalam penelitian ini hasil jawaban
responden diolah ke dalam analisis kuantitatif statistik sederhana, yaitu
rata-rata hasil pilihan jawaban responden dengan menggunakan 5 (lima) skala
Likert. </span><span lang="IN" style="font-size: 12pt; line-height: 200%;">Skala Likert</span><span lang="IN" style="font-size: 12pt; line-height: 200%;"> adalah suatu </span><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Skala" title="Skala"><span lang="IN" style="font-size: 12pt; line-height: 200%;">skala</span></a><span lang="IN" style="font-size: 12pt; line-height: 200%;"> </span><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Psikometrik" title="Psikometrik"><span lang="IN" style="font-size: 12pt; line-height: 200%;">psikometrik</span></a><span lang="IN" style="font-size: 12pt; line-height: 200%;"> dalam </span><a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kuesioner&action=edit&redlink=1" title="Kuesioner (halaman belum tersedia)"><span lang="IN" style="font-size: 12pt; line-height: 200%;">kuesioner</span></a><span style="font-size: 12pt; line-height: 200%;">
yang diberikan kepada responden pada waktu</span><span lang="IN" style="font-size: 12pt; line-height: 200%;"> menanggapi pertanyaan</span><span style="font-size: 12pt; line-height: 200%;">, kemudian</span><span style="font-size: 12pt; line-height: 200%;"> </span><a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Responden&action=edit&redlink=1" title="Responden (halaman belum tersedia)"><span lang="IN" style="font-size: 12pt; line-height: 200%;">responden</span></a><span lang="IN" style="font-size: 12pt; line-height: 200%;"> menentukan tingkat persetujuan mereka terhadap suatu
pernyataan dengan memilih salah satu dari pilihan yang tersedia</span><span style="font-size: 12pt; line-height: 200%;">.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent" style="mso-pagination: none; text-indent: 0cm;">
<b><span style="font-size: 12pt; line-height: 200%;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">4. Pertanyaan Penelitian/Pengkajian<o:p></o:p></span></span></b></div>
<div class="MsoBodyTextIndent">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 200%;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Pertanyaan
penelitian/pengkajian untuk mengidentifikasi permasalahan-permasalah
penelitian:<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="Default" style="line-height: 200%; margin-left: 18.0pt; mso-list: l0 level1 lfo7; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">a.<span style="font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span><!--[endif]-->Bagaimanakah
efektivitas perencanaan penganggaran dalam program pembangunan dilaksanakan di
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta?<o:p></o:p></span></div>
<div class="Default" style="line-height: 200%; margin-left: 18.0pt; mso-list: l0 level1 lfo7; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">b.<span style="font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span><!--[endif]-->Faktor-faktor
apa saja yang mempengaruhi efektivitas perencanaan penganggaran dalam program
pembangunan?<o:p></o:p></span></div>
<div class="Default" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<b><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">5. Asumsi Penelitian<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="Default" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Asumsi
yang dapat diterangkan dalam penelitian ini adalah indikator pembangunan, kompetensi aparatur,
dan APBD akan memberikan pengaruh yang positif dalam perencanaan penganggaran,
apabila masing-masing kompenen tersebut sesuai dengan visi, misi, dan sasaran
organisasi. Salah satu komponen terpenting adalah tingkat kompetensi aparatur, semakin
kompeten aparatur dalam merencanakan anggaran, akan semakin efektif perencanaan
yang dilakukan. Salah satu aspek untuk meningkatkan kompetensi aparatur
tersebut adalah melalui diklat yang bertujuan untuk peningkatan kinerja
aparatur.<o:p></o:p></span></div>
<div class="Default" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Ketepatan
dalam membuat indikator pembangunan sesuai dengan misi yang ada akan menentukan
keberhasilan perencanaan penganggaran. Efektivitas perencanaan penganggaran tergantung
pada APBD, maksudnya Kebijakan Umum Anggaran (KUA) dan Prioritas dan Plafon
Anggaran (PPAS) akan mempengaruhi efektivitas perencanaan penganggaran.
Keterbatasan APBD berdampak pada Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dalam
mengalokasikan dan memprioritaskan anggaran menjadi terbatas jumlah anggaran
yang digunakan, sehingga kualitas
keluaran program kurang optimal.<o:p></o:p></span></div>
<div class="Default" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<br /></div>
<div class="Default" style="line-height: 200%;">
<b><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">C.
Perumusan Masalah<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="Default" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Perumusan
masalah penelitian ini mencakup lokasi atau tempat penelitian/pengkajian yaitu
pada Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta. Cakupan bidang permasalahan
yang dibahas mencakup faktor-faktor yang
mempengaruhi efektivitas perencanaan penganggaran, indikator
pembangunan, dan kompetensi aparatur yang terlibat dalam perencanaan dan
penganggaran. Perumusan masalah ini sebagai kelanjutan rumusan bagian yang konsisten
dengan latar belakang, konsep, teori atau variabel yang dibahas. <o:p></o:p></span></div>
<div class="Default" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"> Dari proses identifikasi masalah
tersebut di atas, maka perumusan masalah penelitian tentang Efektivitas
Perencanaan Penganggaran dalam Program Pembangunan pada Pemerintah Daerah Daerah
Istimewa Yogyakarta adalah sebagai berikut.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent" style="margin-left: 18.0pt; mso-list: l5 level1 lfo4; mso-pagination: none; tab-stops: 18.0pt; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><span lang="SV" style="font-size: 12pt; line-height: 200%;">1.<span style="font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span lang="SV" style="font-size: 12pt; line-height: 200%;">Faktor-faktor apa saja dalam APBD yang mempengaruhi
efektivitas perencanaan penganggaran dalam program pembangunan?<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent" style="margin-left: 18.0pt; mso-list: l5 level1 lfo4; mso-pagination: none; tab-stops: 18.0pt; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><span lang="SV" style="font-size: 12pt; line-height: 200%;">2.<span style="font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span lang="SV" style="font-size: 12pt; line-height: 200%;">Bagaimanakah indikator pembangunan dilaksanakan pada
masing-masing Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Pemerintah Daerah Daerah
Istimewa Yogyakarta?<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="Default" style="line-height: 200%; margin-left: 18.0pt; mso-list: l5 level1 lfo4; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">3.<span style="font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span><!--[endif]-->Bagaimanakah
<span lang="SV">tingkat kompetensi aparatur dalam
perencanaan penganggaran program pembangunan?</span><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent" style="mso-pagination: none; text-indent: 0cm;">
<br /></div>
<div class="MsoBodyTextIndent" style="mso-pagination: none; text-indent: 0cm;">
<b><span lang="SV" style="font-size: 12pt; line-height: 200%;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">D.
Tujuan<o:p></o:p></span></span></b></div>
<div class="Default" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><span lang="SV">Tujuan pelaksanaan penelitian </span>tentang
Efektivitas Perencanaan Penganggaran dalam Program Pembangunan pada Pemerintah
Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta adalah <span lang="SV">untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh efektivitas perencanaan
penganggaran dalam program pembangunan daerah, secara spesifik tujuan tersebut dapat
dijelaskan sebagai berikut.</span><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent" style="margin-left: 18.0pt; mso-pagination: none; tab-stops: 18.0pt; text-indent: -18.0pt;">
<span lang="SV" style="font-size: 12pt; line-height: 200%;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">1. Untuk mengetahui indikator pembangunan dalam
perencanaan penganggaran yang terkait dengan program pembangunan <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent" style="margin-left: 18.0pt; mso-pagination: none; tab-stops: 18.0pt; text-indent: -18.0pt;">
<span lang="SV" style="font-size: 12pt; line-height: 200%;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">2. Untuk mengetahui tingkat kompetensi aparatur
yang terkait dengan perencanaan penganggaran dalam program pembangunan.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent" style="margin-left: 18.0pt; mso-pagination: none; tab-stops: 18.0pt; text-indent: -18.0pt;">
<span lang="SV" style="font-size: 12pt; line-height: 200%;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">3. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja dalam
APBD yang mempengaruhi efektivitas perencanaan penganggaran dalam program
pembangunan, khususnya KUA dan PPAS.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent" style="margin-left: 18.0pt; mso-pagination: none; tab-stops: 18.0pt; text-indent: -18.0pt;">
<br /></div>
<div class="MsoBodyTextIndent" style="margin-left: 18.0pt; mso-pagination: none; tab-stops: 18.0pt; text-indent: -18.0pt;">
<b><span style="font-size: 12pt; line-height: 200%;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">E. Manfaat<o:p></o:p></span></span></b></div>
<div class="MsoBodyTextIndent" style="mso-pagination: none; text-indent: 0cm;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 200%;"> Manfaat </span><span lang="SV" style="font-size: 12pt; line-height: 200%;">penelitian </span><span style="font-size: 12pt; line-height: 200%;">tentang Efektivitas Perencanaan
Penganggaran dalam Program Pembangunan pada Pemerintah Daerah Daerah Istimewa
Yogyakarta adalah sebagai berikut.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent" style="margin-left: 18.0pt; mso-pagination: none; tab-stops: 18.0pt; text-indent: -18.0pt;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 200%;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">1. Mengetahui
faktor-faktor yang terkait dengan efektivitas perencanaan penganggaran dalam
program pembangunan.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent" style="margin-left: 18.0pt; mso-pagination: none; tab-stops: 18.0pt; text-indent: -18.0pt;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 200%;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">2. Umpan
balik dalam rangka perbaikan perencanaan penganggaran dalam rangka mendukung
program pembangunan.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent" style="margin-left: 18.0pt; mso-pagination: none; tab-stops: 18.0pt; text-indent: -18.0pt;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 200%;">3. Mendapatkan
Informasi sebagai bahan penentuan kebijakan tindak lanjut pengembangan SDM
aparatur dalam kediklatan, khususnya dalam perencanaan penganggaran pendukung program
pembangunan</span><span style="font-size: 12pt; line-height: 200%;"> </span><span style="font-size: 12pt; line-height: 200%;">di Pemerintah Provinsi
Daerah Istimewa Yogyakarta.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent" style="margin-left: 18.0pt; mso-pagination: none; tab-stops: 18.0pt; text-indent: -18.0pt;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 200%;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">4. Referensi
pendukung mata diklat isu aktual, konsep, teori, dan indikator pembangunan,
untuk digunakan sebagai materi pelengkap modul atau pengembangan bahan ajar
yang terkait dengan hasil penelitian.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent" style="margin-left: 18.0pt; mso-pagination: none; text-indent: 0cm;">
<br /></div>
<div class="MsoBodyTextIndent" style="mso-pagination: none; text-indent: 0cm;">
<b><span lang="SV" style="font-size: 12pt; line-height: 200%;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">F.
Hasil yang Diharapkan<o:p></o:p></span></span></b></div>
<div class="MsoBodyTextIndent" style="mso-pagination: none; text-indent: 0cm;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><b><span lang="SV" style="font-size: 12pt; line-height: 200%;"> </span></b><span lang="SV" style="font-size: 12pt; line-height: 200%;">Hasil yang diharapkan dari penelitian<b> </b></span><span style="font-size: 12pt; line-height: 200%;">Efektivitas Perencanaan Penganggaran dalam Program
Pembangunan pada Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta adalah
tersedianya karya tulis ilmiah sebagai bahan diklat yang terukur untuk dasar
tindak lanjut pengembangan proses kediklatan di Badan Pendidikan dan
Pelatihan Daerah Istimewa Yogyakarta.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent" style="mso-pagination: none; text-indent: 0cm;">
<br /></div>
<div class="MsoBodyTextIndent" style="mso-pagination: none; text-indent: 0cm;">
<br /></div>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><b><span style="font-size: 12pt; line-height: 200%;"><br clear="all" style="page-break-before: always;" />
</span></b>
</span><br />
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: center;">
<b><span style="font-size: 12pt; line-height: 200%;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">BAB II<o:p></o:p></span></span></b></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: center;">
<b><span style="font-size: 12pt; line-height: 200%;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">KERANGKA TEORI<o:p></o:p></span></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoBodyTextIndent">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 200%;">Untuk mengetahui efektivitas perencanaan
penganggaran dalam mendukung program
pembangunan memerlukan <i>feed back</i> atau
umpan balik dari berbagai pihak, salah satunya adalah melalui penelitian. Hal
inilah yang melandasi pentingnya kegiatan penelitian ini dilakukan. Untuk
mengetahui efektifitas suatu perencanaan perlu dilakukan evaluasi yang
dilakukan secara konsisten dan terus menerus, sehingga faktor-faktor yang mempengaruhi
keberhasilan perencanaan penganggaran dalam program pembangunan dapat diketahui
secara ilmiah sebab dan akibatnya, kemudian dapat ditindaklanjuti dengan
perbaikan faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas perencanaan penganggaran
dalam program </span><span style="font-size: 12pt; line-height: 200%;">pembangunan daerah. <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 200%;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Untuk memberikan
gambaran atau batasan tentang teori-teori yang akan dipakai sebagai landasan
penelitian yang berkaitan dengan variabel-variabel permasalah yang diteliti,
berikut ini akan dijelaskan beberapa teori yang berkaitan dengan penelitian
ini, sebagai berikut.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent" style="mso-pagination: none; text-indent: 0cm;">
<br /></div>
<div class="MsoBodyTextIndent" style="mso-pagination: none; text-indent: 0cm;">
<b><span style="font-size: 12pt; line-height: 200%;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">A.
Efektivitas<o:p></o:p></span></span></b></div>
<div class="MsoBodyTextIndent">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 200%;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Penelitian kepustakaan dari berbagai sumber referensi mengenai arti efektivitas
memperlihatkan beberapa arti yang bervariasi. Hal ini tergantung dari makna dan
arti efektivitas tersebut dikaitkan dengan bahasan kontekstual yang ada. Namun
secara umum, efektivitas dapat diartikan sebagai keberhasilan dalam pencapaian
target, sasaran, dan atau tujuan yang telah ditetapkan.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 200%;">Efektivitas sama artinya dengan keefektifan yang berarti sebagai keadaan
berpengaruh; keberhasilan (tentang usaha, tindakan) </span><span style="font-size: 12pt; line-height: 200%;">(http://www.artikata.com/arti-325896-efisiensi.html).
Menurut kamus besar bahasa Indonesia
keefektifan mempunyai arti sifat atau keadaan efektif. Efektif mempunyai arti sesuai
dengan kebutuhan dan sasaran yang telah ditetapkan serta memberikan manfaat
yang sebesar-besarnya (Penjelasan Peraturan Presiden 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah).<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent">
<br /></div>
<div class="MsoBodyTextIndent" style="mso-pagination: none; text-indent: 0cm;">
<b><span style="font-size: 12pt; line-height: 200%;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">B.
Perencanaan Penganggaran<o:p></o:p></span></span></b></div>
<div class="MsoBodyTextIndent" style="mso-pagination: none; text-indent: 0cm;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><b><span style="font-size: 12pt; line-height: 200%;"> </span></b><span style="font-size: 12pt; line-height: 200%;">Perencanaan penganggaran pembangunan di daerah yang efektif harus
memperhatikan dokumen perencanaan pembangungan daerah yang sudah ada, yaitu
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD), Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD), Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD), dan Rencana
Strategi SKPD. Sinkronisasi antara perencanaan penganggaran dengan dokumen perencanaan
pembangunan tersebut akan menjamin kesinambungan dan keberlanjutan setiap
program pembangunan menjadi terarah, terpadu, efisien, dan efektif.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 200%;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Penganggaran merupakan rencana keuangan yang secara sistematis
menunjukkan alokasi sumber daya manusia, material, dan sumber daya lainnya.
Berbagai variasi dalam sistem penganggaran pemerintah dikembangkan untuk
melayani berbagai tujuan termasuk untuk pengendalian keuangan, rencana
manajemen, prioritas dari penggunaan dana, dan pertanggungjawaban kepada
publik. <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 200%;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Penganggaran Berbasis Kinerja (<i>Performance Based Budgeting</i>)
diantaranya menjadi jawaban untuk digunakan sebagai alat pengukuran dan
pertanggungjawaban kinerja pemerintah. Penganggaran berbasis kinerja merupakan
metode penganggaran bagi manajemen untuk mengaitkan setiap pendanaan yang
dituangkan dalam kegiatan-kegiatan dengan keluaran (<i>output</i>) dan hasil
yang diharapkan (<i>outcome</i>) termasuk efisiensi dalam pencapaian hasil dari
keluaran tersebut. Keluaran dan hasil tersebut dituangkan dalam target kinerja
pada setiap unit kerja. Sedangkan bagaimana tujuan itu dicapai, dituangkan
dalam program yang diikuti dengan pembiayaan pada setiap tingkat pencapaian tujuan.
<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 200%;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Program pada anggaran berbasis kinerja didefinisikan sebagai instrumen
kebijakan yang berisi satu atau lebih kegiatan yang akan dilaksanakan oleh
instansi pemerintah/lembaga untuk mencapai sasaran dan tujuan serta memperoleh
alokasi anggaran atau kegiatan masyarakat yang dikoordinasikan oleh instansi
pemerintah. Aktivitas tersebut disusun sebagai cara untuk mencapai kinerja
tahunan. Dengan kata lain, integrasi dari rencana kerja tahunan (Renja SKPD)
yang merupakan rencana operasional dari Renstra dan anggaran tahunan merupakan
komponen dari anggaran berbasis kinerja. <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent" style="margin-left: 18.0pt; mso-pagination: none; tab-stops: 18.0pt; text-indent: -18.0pt;">
<br /></div>
<div class="MsoBodyTextIndent" style="margin-left: 18.0pt; mso-pagination: none; tab-stops: 18.0pt; text-indent: -18.0pt;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><b><span style="font-size: 12pt; line-height: 200%;">C. Rencana Pembangunan
Jangka Panjang dan Menengah (RPJP dan RPJM) Nasional dan Daerah </span></b><span style="font-size: 12pt; line-height: 200%;"><o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 200%;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Perencanaan adalah
suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan
pilihan, dengan memperhitungkan sumberdaya tersedia. Pembangunan nasional
adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa dalam rangka mencapai
tujuan bernegara. Perencanaan pembangunan terdiri atas perencanaan pembangunan
yang disusun secara terpadu oleh kementerian/lembaga dan perencanaan
pembangunan oleh pemerintah daerah sesuai dengan kewenangannya. <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 200%;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Perencanaan
pembangunan oleh pemerintah pusat/daerah terdiri dari: <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent" style="mso-pagination: none; text-indent: 0cm;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><b><span style="font-size: 12pt; line-height: 200%;">1.
Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) </span></b><span style="font-size: 12pt; line-height: 200%;"><o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 200%;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Rencana pembangunan
jangka panjang yang disusun oleh pemerintah pusat/ daerah, yang selanjutnya
disebut sebagai RPJP Nasional/Daerah. RPJP adalah dokumen perencanaan
pembangunan untuk periode 20 tahun yang memuat visi, misi, dan arah pembangunan
daerah yang mengacu pada rencana pembangunan jangka panjang nasional. <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 200%;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Penyusunan RPJP
Nasional/Daerah dilakukan melalui urutan kegiatan: <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent" style="mso-pagination: none; text-indent: 0cm;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 200%;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">a.
Penyiapan rancangan awal rencana pembangunan. <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent" style="mso-pagination: none; text-indent: 0cm;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 200%;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">b.
Musyawarah perencanaan pembangunan. <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent" style="mso-pagination: none; text-indent: 0cm;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 200%;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">c.
Penyusunan rancangan akhir rencana pembangunan. <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 200%;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Untuk tingkat daerah,
Bappeda menyiapkan rancangan awal RPJP daerah. Rancangan awal RPJP yang disusun
Bappeda tersebut akan digunakan sebagai bahan pembahasan dalam musyawarah perencanaan
pembangunan. <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 200%;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Musyawarah
perencanaan pembangunan (Musrenbang), diselenggarakan Bappeda yang diikuti oleh
unsur-unsur penyelenggara negara dengan mengikut sertakan masyarakat (antara
lain LSM, asosiasi profesi, pemuka agama, pemuka adat, perguruan tinggi serta
kalangan dunia usaha), dalam rangka menyerap aspirasi masyarakat. Berdasarkan
hasil musyawarah tersebut Bappeda menyusun rancangan akhir RPJP Daerah. RPJP
Daerah ditetapkan dengan Perda. <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent" style="mso-pagination: none; text-indent: 0cm;">
<br /></div>
<div class="MsoBodyTextIndent" style="mso-pagination: none; text-indent: 0cm;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><b><span style="font-size: 12pt; line-height: 200%;">2.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) </span></b><span style="font-size: 12pt; line-height: 200%;"><o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 200%;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Rencana pembangunan
jangka menengah yang disusun oleh pemerintah pusat/daerah, disebut rencana
pembangunan jangka menengah tingkat pusat/daerah yang disingkat menjadi RPJM
Nasianal/RPJM Daerah. Dalam pasal 5 (2) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004
menyatakan bahwa: RPJM daerah merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program
kepala daerah yang penyusunannya berpedoman pada RPJP daerah, dan memperhatikan
RPJM Nasional, memuat arah kebijakan keuangan daerah, stratejik pembangunan
daerah, kebijakan umum, dan program satuan kerja perangkat daerah, lintas
satuan kerja perangkat daerah, dan program kewilayahan disertai dengan
rencana-rencana kerja dalam rangka regulasi dan kerangka pendanaan yang
bersifat indikatif. Penjelasan pasal 5 (2) tersebut menyebutkan bahwa rencana
pembangunan jangka menengah daerah (RPJM daerah) dalam ayat ini merupakan
rencana stratejik daerah <i>(Renstrada)</i>. <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 200%;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Rencana Pembangunan
Jangka Menengah (RPJM) daerah dilakukan melalui urutan kegiatan sebagai
berikut: <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 200%;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">a. Penyiapan
rancangan awal rencana pembangunan; <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 200%;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">b. Penyiapan
rancangan rencana kerja; <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 200%;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">c. Musyawarah
perencanaan pembangunan; <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 200%;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">d. Penyusunan
rancangan akhir rencana pembangunan. <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 200%;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Rancangan awal RPJM
daerah disusun oleh Kepala Bappeda yang merupakan penjabaran dari visi, misi,
dan program kepala daerah ke dalam stratejik pembangunan daerah, kebijakan
umum, program prioritas kepala daerah, dan arah kebijakan keuangan daerah. <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 200%;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Dengan berpedoman
pada rancangan awal RPJM daerah yang disiapkan oleh Kepala Bappeda, Kepala
Satuan Kerja Perangkat Daerah, menyiapkan rancangan rencana stratejik satuan
kerja perangkat daerah (Renstra-SKPD), sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya
yang memuat visi, misi, tujuan, stratejik, kebijakan, program, dan kegiatan
pembangunan. <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 200%;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Rancangan
Renstra-SKPD digunakan oleh Kepala Bappeda untuk menyusun rancangan RPJM daerah
yang akan digunakan sebagai bahan penyelenggaraan musyawarah perencanaan
pembangunan (Musrenbang) jangka menengah. <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 200%;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Musrenbang jangka
menengah daerah dalam rangka menyusun RPJM daerah dilaksanakan paling lambat
dua bulan setelah kepala daerah dilantik dan diikuti oleh unsur-unsur
penyelenggara negara dan mengikutsertakan masyarakat. <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 200%;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Bappeda menyusun
rancangan akhir RPJM daerah berdasarkan hasil musrenbang jangka menengah
daerah. RPJM daerah ditetapkan dengan peraturan kepala daerah paling lambat
tiga bulan setelah kepala daerah dilantik. Setelah ditetapkannya RPJM daerah,
satuan kerja perangkat daerah segera menyesuaikan Renstranya dengan RPJM daerah
yang telah disahkan dan ditetapkan dengan peraturan pimpinan satuan kerja
perangkat daerah. <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent" style="mso-pagination: none; text-indent: 0cm;">
<br /></div>
<div class="MsoBodyTextIndent" style="mso-pagination: none; text-indent: 0cm;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><b><span style="font-size: 12pt; line-height: 200%;">3.
Rencana Pembangunan Tahunan </span></b><span style="font-size: 12pt; line-height: 200%;"><o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 200%;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Rencana pembangunan
tahunan daerah, yang selanjutnya disebut rencana kerja pemerintah daerah (RKPD),
adalah dokumen perencanaan untuk periode satu tahun. RKPD merupakan penjabaran
dari RPJM daerah dan mengacu pada RPJP daerah, memuat rancangan kerangka
ekonomi daerah, prioritas pembangunan daerah, rencana kerja, dan pendanaannya,
baik yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah daerah maupun yang ditempuh
dengan mendorong partisipasi masyarakat. <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 200%;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Penyusunan RKPD
melalui urutan kegiatan sebagai berikut: <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent" style="mso-pagination: none; text-indent: 0cm;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 200%;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">a.
penyiapan rancangan awal RKPD; <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent" style="mso-pagination: none; text-indent: 0cm;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 200%;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">b.
penyiapan rancangan rencana kerja; <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent" style="mso-pagination: none; text-indent: 0cm;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 200%;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">c.
musyawarah perencanaan pembangunan; <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent" style="mso-pagination: none; text-indent: 0cm;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 200%;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">d.
penyusunan rancangan akhir RKPD. <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 200%;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Sebagai langkah
pertama dalam penyusunan RKPD, Kepala Bappeda menyiapkan rancangan awal RKPD
sebagai penjabaran dari RPJM daerah. Selanjutnya Kepala Satuan Kerja Perangkat
Daerah menyiapkan Renja-SKPD sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya dengan
mengacu pada rancangan awal RKPD yang disusun oleh Kepala Bappeda. Setelah itu
Kepala Bappeda mengkoordinasikan penyusunan rancangan RKPD dengan menggunakan
dasar dari Renja-SKPD tersebut. <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 200%;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Rancangan RKPD
menjadi bahan dalam Musrenbang yang diselenggarakan oleh Kepala Bappeda.
Musrenbang diikuti oleh unsur-unsur penyelenggara pemerintahan. Kepala Bappeda
akhirnya menyusun rancangan akhir RKPD berdasarkan hasil dari Musrenbang
tersebut. RKPD ditetapkan dengan peraturan kepala daerah dan menjadi pedoman
penyusunan RAPBD.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<b><span style="font-size: 12pt; line-height: 200%;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">D. Hipotesis<o:p></o:p></span></span></b></div>
<div class="MsoBodyTextIndent" style="text-indent: 32.4pt;">
<span lang="SV" style="font-size: 12pt; line-height: 200%;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Hipotesis adalah sebuah taksiran atau referensi yang
dirumuskan serta diterima untuk sementara yang dapat menerangkan fakta-fakta
yang diamati ataupun kondisi-kondisi yang diamati, dan digunakan sebagai
petunjuk untuk langkah-langkah penelitian selanjutnya (Good dan Scates, 1954;
Nazir, 2003). Permasalahan dalam penelitian ini ada tiga hubungan masalah atau
pertanyaan penelitian yang ingin dipecahkan. Sehingga berdasarkan rumusan
masalah tersebut dapat diambil hipotesis sebagai berikut.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent">
<span lang="SV" style="font-size: 12pt; line-height: 200%;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">“Perencanaan penganggaran
berpengaruh kuat terhadap pencapaian program pembangunan daerah”.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<br /></div>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><b><span lang="FI" style="font-size: 12pt; line-height: 200%;"><br clear="all" style="mso-special-character: line-break; page-break-before: always;" />
</span></b>
</span><br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: center;">
<b><span lang="FI" style="font-size: 12pt; line-height: 200%;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">BAB III<o:p></o:p></span></span></b></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 200%; mso-pagination: none; text-align: center;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><b><span lang="FI" style="font-size: 12pt; line-height: 200%;">METOD</span></b><b><span lang="IN" style="font-size: 12pt; line-height: 200%;">E PENELITIAN<o:p></o:p></span></b></span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent" style="mso-pagination: none; text-indent: 0cm;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; mso-pagination: none; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><span lang="IN" style="font-size: 12pt; line-height: 200%;"> Metode
penelitian </span><span style="font-size: 12pt; line-height: 200%;">yang dipergunakan adalah survei </span><span lang="IN" style="font-size: 12pt; line-height: 200%;">melingkupi deskripsi obyek </span><span style="font-size: 12pt; line-height: 200%;">penelitian yaitu
dokumen-dokumen perencanaan penganggaran dan pembangunan, para pelaku terkait
perencanaan</span><span lang="IN" style="font-size: 12pt; line-height: 200%;">,</span><span style="font-size: 12pt; line-height: 200%;"> dan
dilakukan</span><span style="font-size: 12pt; line-height: 200%;"> </span><span style="font-size: 12pt; line-height: 200%;">dengan pendekatan</span><span style="font-size: 12pt; line-height: 200%;"> </span><span lang="IN" style="font-size: 12pt; line-height: 200%;">m</span><span lang="FI" style="font-size: 12pt; line-height: 200%;">etode </span><span lang="IN" style="font-size: 12pt; line-height: 200%;">k</span><span lang="FI" style="font-size: 12pt; line-height: 200%;">uantitatif</span><span lang="IN" style="font-size: 12pt; line-height: 200%;">, serta
metode kualitatif. Metode tersebut merupakan bentuk pendekatan analisis
terhadap permasalahan yang ada, dengan mempergunakan parameter-parameter yang
berkaitan dengan proses </span><span style="font-size: 12pt; line-height: 200%;">perencanaan penganggaran dalam program
pembangunan daerah</span><span lang="IN" style="font-size: 12pt; line-height: 200%;">.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent" style="mso-pagination: none; text-indent: 0cm;">
<br /></div>
<div class="MsoBodyTextIndent" style="mso-pagination: none; text-indent: 0cm;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><b><span lang="IN" style="font-size: 12pt; line-height: 200%;">A. Deskripsi Obyek </span></b><b><span style="font-size: 12pt; line-height: 200%;">Penelitian<o:p></o:p></span></b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 18.0pt; tab-stops: list 18.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><span lang="IN" style="font-size: 12pt; line-height: 200%;"> Deskripsi obyek </span><span style="font-size: 12pt; line-height: 200%;">penelitian</span><span lang="IN" style="font-size: 12pt; line-height: 200%;"> adalah sebagai berikut.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 18.0pt; tab-stops: list 18.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><span lang="IN" style="font-size: 12pt; line-height: 200%;">1. Obyek </span><span style="font-size: 12pt; line-height: 200%;">penelitian</span><span lang="IN" style="font-size: 12pt; line-height: 200%;"> adalah </span><span style="font-size: 12pt; line-height: 200%;">para aparatur di Pemerintah Daerah
D.I.Y. yang terkait dengan perencanaan dengan target responden sebanyak</span><span style="font-size: 12pt; line-height: 200%;"> </span><span style="font-size: 12pt; line-height: 200%;">35</span><span lang="IN" style="font-size: 12pt; line-height: 200%;"> orang.</span><span style="font-size: 12pt; line-height: 200%;"><o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 18.0pt; tab-stops: list 18.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 200%;">2. Dokumen-dokumen perencanaan penganggaran dan pembangunan untuk
mendapat data dan informasi tentang indikator pembangunan, </span><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 200%;"> </span><span lang="SV" style="font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: SV;">tingkat kompetensi aparatur terkait perencanaan penganggaran dan pembangunan,
serta f</span><span lang="SV" style="font-size: 12pt; line-height: 200%;">aktor-faktor yang
terdapat dalam APBD yang mempengaruhi efektivitas perencanaan penganggaran
dalam program pembangunan. Dokumen yang diperlukan adalah RPJPD, RPJMD, RKPD,
Renstra SKPD, LAKIP, dan Evaluasi APBD.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 18.0pt; tab-stops: list 18.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; mso-pagination: none; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><b><span lang="IN" style="font-size: 12pt; line-height: 200%;">B</span></b><b><span lang="NO-BOK" style="font-size: 12pt; line-height: 200%;">. Jenis Metode Penelitian<o:p></o:p></span></b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; mso-pagination: none; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><span lang="NO-BOK" style="font-size: 12pt; line-height: 200%;"> Metode
penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah survei dan deskriptif
dengan penilaian secara kuantitatif dan kualitatif. Metode kuantitatif
dilakukan dengan cara mengambil data yang diambil dari responden berupa data
penilaian responden yang terkait dengan tingkat kompetensi aparatur yang
terkait dengan perencanaan, sehingga pengukuran yang dihasilkan diharapkan merupakan
bentuk pengukuran kinerja dan pemahaman terhadap substansi perencanaan
penganggaran dan pembangunan daerah. Pengukuran dilakukan dengan memberikan s</span><span lang="SV" style="font-size: 12pt; line-height: 200%;">kor jawaban pada hasil jawaban kuesioner responden, dengan
menggunakan skala Likert</span><span lang="SV" style="font-size: 12pt; line-height: 200%;"> </span><span lang="SV" style="font-size: 12pt; line-height: 200%;">(5 pilihan) dengan skor minimal = 1 dan skor maksimal =
5. Hasil jawaban responden terhadap kuesioner, kemudian disusun dan dianalisis
untuk mengetahui tingkat kompetensi aparatur terkait perencanaan penganggaran
dan pembangunan daerah dari sisi kognisi, afeksi, dan psikomotorik.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; mso-pagination: none; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><span lang="IT" style="font-size: 12pt; line-height: 200%;">Evaluasi penilaian
dengan metode kualitatif dideskripsikan
untuk membuat gambaran secara obyektif, sistematis, faktual, dan akurat
mengenai fakta-fakta, sifat-sifat, serta hubungan antar</span><span lang="IN" style="font-size: 12pt; line-height: 200%;">variabel </span><span lang="IT" style="font-size: 12pt; line-height: 200%;">yang diteliti</span><span lang="IT" style="font-size: 12pt; line-height: 200%;"> </span><span style="font-size: 12pt; line-height: 200%;">dan</span><span lang="IN" style="font-size: 12pt; line-height: 200%;"> berkaitan dengan dengan peristiwa atau situasi dan kondisi </span><span style="font-size: 12pt; line-height: 200%;">dalam
proses perencanaan penganggaran dalam program pembangunan daerah</span><span lang="IT" style="font-size: 12pt; line-height: 200%;">. Data-data yang diperoleh di lapangan kemudian diolah
dan dianalis dengan cara mengkomparasikan data yang satu dengan data yang
lainnya, sehingga diperoleh kesimpulan secara deskriptif tentang proses
perencanaan penganggaran dalam program pembangunan daerah berdasarkan analisis
data tersebut.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; mso-pagination: none; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; mso-pagination: none; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><b><span lang="IT" style="font-size: 12pt; line-height: 200%;">C. </span></b><b><span lang="NO-BOK" style="font-size: 12pt; line-height: 200%;">Kriteria Evaluasi Penilaian Metode Kuantitatif</span></b><span lang="IT" style="font-size: 12pt; line-height: 200%;"><o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; mso-pagination: none; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><b><span lang="NO-BOK" style="font-size: 12pt; line-height: 200%;"> </span></b><span lang="NO-BOK" style="font-size: 12pt; line-height: 200%;">Data yang diambil dari responden adalah data
penilaian responden terhadap indikator-indikator pertanyaan yang mengarah
kepada efektivitas perencanaan penganggaran pembangunan daerah, sehingga
pengukuran yang dihasilkan merupakan hasil pengukuran responden terhadap
item-item pertanyaan yang mengukur tingkat efektivitas perencanaan penganggaran
pembangunan daerah. </span><span lang="SV" style="font-size: 12pt; line-height: 200%;">Skor jawaban dengan
menggunakan skala Likert</span><span lang="SV" style="font-size: 12pt; line-height: 200%;"> </span><span lang="SV" style="font-size: 12pt; line-height: 200%;">(5 pilihan) dengan skor minimal = 1 dan skor maksimal =
5. <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; mso-pagination: none; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="SV" style="font-size: 12pt; line-height: 200%;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Jumlah pertanyaan
yang terdapat dalam kuesioner sebanyak 13 (tiga belas) pertanyaan yang berbentuk
pilihan berganda (<i>multiple choice</i>). Dari
jumlah pertanyaan tersebut kriteria penilaian jawaban pertanyaan keseluruhan
untuk satu responden mempunyai skor maksimum = 60 dan skor minimum = 12.
Interval skor dapat dihitung dengan mempergunakan perhitungan sebagai berikut.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoFooter" style="tab-stops: 46.75pt; text-align: justify;">
<span lang="SV" style="font-size: 12pt;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Interval = <u>skor maksimum – skor
minimum</u> <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoFooter" style="tab-stops: 36.0pt; text-align: justify;">
<span lang="SV" style="font-size: 12pt;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"> Jumlah
kategori<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoFooter" style="tab-stops: 36.0pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoFooter" style="tab-stops: 46.75pt; text-align: justify;">
<span lang="SV" style="font-size: 12pt;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"> = <u>60 – 12<o:p></o:p></u></span></span></div>
<div class="MsoFooter" style="tab-stops: 46.75pt; text-align: justify;">
<span lang="SV" style="font-size: 12pt;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"> 5<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoFooter" style="tab-stops: 46.75pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoFooter" style="tab-stops: 46.75pt; text-align: justify;">
<span lang="SV" style="font-size: 12pt;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"> = 9,6<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoFooter" style="tab-stops: 46.75pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoFooter" style="line-height: 200%; tab-stops: -112.2pt; text-align: justify;">
<span lang="SV" style="font-size: 12pt; line-height: 200%;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"> Interval
yang diperoleh dipergunakan untuk menggolongkan kategori adalah sebagai
berikut.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoFooter" style="line-height: 200%; tab-stops: 36.0pt; text-align: justify;">
<span lang="SV" style="font-size: 12pt; line-height: 200%;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">a. Kategori Belum Efektif :
≤ 22<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoFooter" style="line-height: 200%; tab-stops: 36.0pt; text-align: justify;">
<span lang="SV" style="font-size: 12pt; line-height: 200%;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">b. Kategori Kurang Efektif : 22 - 31<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoFooter" style="line-height: 200%; mso-pagination: none; tab-stops: 36.0pt; text-align: justify;">
<span lang="SV" style="font-size: 12pt; line-height: 200%;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">c. Kategori Cukup
Efektif : 32 - 41<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoFooter" style="line-height: 200%; mso-pagination: none; tab-stops: 36.0pt; text-align: justify;">
<span lang="SV" style="font-size: 12pt; line-height: 200%;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">d. Kategori Efektif : 42 - 51<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; mso-pagination: none; text-align: justify;">
<span lang="SV" style="font-size: 12pt; line-height: 200%;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">e. Kategori Sangat Efektif : > 51<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; mso-pagination: none; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; mso-pagination: none; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><b><span style="font-size: 12pt; line-height: 200%;">D</span></b><b><span lang="IT" style="font-size: 12pt; line-height: 200%;">.
Kriteria Evaluasi Penilaian Metode Kualitatif<o:p></o:p></span></b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; mso-pagination: none; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IT" style="font-size: 12pt; line-height: 200%;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Evaluasi penilaian
dengan metode kualitatif didasarkan dari hasil analisis referensi-referensi
dalam bentuk kepustakaan, literatur, peraturan, <i>web site</i> atau sumber kepustakaan lain terkait dengan perencanaan
penganggaran pembangunan daerah. Sumber pustaka tersebut dihubungkan dengan
kajian deskriptif kualitatif peneliti melalui pengamatan kondisi sebenarnya di
lapangan yang dikuatkan dengan data-data yang ada.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; mso-pagination: none; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><span lang="IT" style="font-size: 12pt; line-height: 200%;">Evaluasi penilaian
dengan metode kualitatif tersebut dideskripsikan untuk membuat gambaran secara
obyektif, sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat,
serta hubungan antar</span><span lang="IN" style="font-size: 12pt; line-height: 200%;">variabel </span><span lang="IT" style="font-size: 12pt; line-height: 200%;">yang diselidiki</span><span lang="IN" style="font-size: 12pt; line-height: 200%;"> yan berkaitan dengan dengan peristiwa atau situasi dan kondisi </span><span style="font-size: 12pt; line-height: 200%;">yang
ada</span><span lang="IT" style="font-size: 12pt; line-height: 200%;">. Fenomena atau peristiwa yang
terjadi yang berkaitan dengan efektivitas perencanaan penganggaran dalam
mendukung program pembangunan daerah.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; mso-pagination: none; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<br /></div>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><span lang="IT" style="font-size: 12pt;"><br clear="all" style="mso-special-character: line-break; page-break-before: always;" />
</span>
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: center;">
<b><span lang="FI" style="font-size: 12pt; line-height: 200%;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">BAB IV<o:p></o:p></span></span></b></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 200%; mso-pagination: none; text-align: center;">
<b><span lang="FI" style="font-size: 12pt; line-height: 200%;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN<o:p></o:p></span></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;">
<br /></div>
<div class="MsoBodyTextIndent" style="margin-left: 18.0pt; mso-pagination: none; tab-stops: 18.0pt; text-indent: -18.0pt;">
<span lang="SV" style="font-size: 12pt; line-height: 200%;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">A. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas
Perencanaan Penganggaran Dalam Program Pembangunan<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent" style="mso-pagination: none; text-indent: 0cm;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><span lang="SV" style="font-size: 12pt; line-height: 200%;"> Efektivitas
perencanaan penganggaran sebagai </span><span style="font-size: 12pt; line-height: 200%;">variabel <i>dependent </i>(terikat) </span><span lang="SV" style="font-size: 12pt; line-height: 200%;">dipengaruhi oleh banyak </span><span style="font-size: 12pt; line-height: 200%;">variabel <i>independent</i> (bebas), diantaranya adalah
sebagai berikut.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent" style="mso-pagination: none; text-indent: 0cm;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 200%;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">1.
Penetapan indikator program pembangunan<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent" style="margin-left: 13.5pt; mso-pagination: none; tab-stops: 13.5pt; text-indent: -13.5pt;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 200%;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">2. Kompetensi
Sumberdaya Manusia (SDM) perencana anggaran, <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent" style="margin-left: 13.5pt; mso-pagination: none; tab-stops: 13.5pt; text-indent: -13.5pt;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 200%;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">3. Anggaran
dan Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang terdiri dari Kebijakan Umum APBD
(KUA) dan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS). <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent" style="mso-pagination: none; text-indent: 0cm;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 200%;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"> Artinya perencanaan penganggaran
akan berjalan secara efektif apabila terpenuhinya variabel-variabel bebas
tersebut. Indikator pembangunan yang telah ditetapkan dalam dokumen perencanaan
daerah baik RPJP, RPJM, Renja, serta Renstra SKPD yang kemudian diterjemahkan
dalam indikator dalam perencanaan penganggaran pada setiap program/kegiatan
pembangunan SKPD. Ukuran dalam bentuk kuantitatif maupun kualitatif dalam
indikator pembangunan berpengaruh dalam pengalokasian APBD yang tersedia,
semakin tepat dalam membuat ukuran dalam indikator semakin efektif pelaksanaan
penganggaran program pembangunan.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 200%;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Kompetensi aparatur
perencana anggaran akan mempengaruhi keberhasilan pencapaian indikator program
pembangunan tersebut. Aparatur yang kompeten dan profesional tentu memahami
dokumen perencanaan yang ada, sehingga dalam membuat program pembangunan dalam
bentuk kegiatan-kegiatan pada SKPD masing-masing sesuai dengan dokumen
perencanaan yang ada. <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 200%;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Selain itu dukungan
APBD sangat diperlukan dalam mendukung tercapainya program pembangunan
tersebut, KUA dan PPAS ditetapkan berdasarkan kebutuhan prioritas yang
mendukung secara proporsional kebijakan dalam dokumen perencanaan. APBD yang
nilainya tinggi akan tidak efektif manfaatnya apabila pengalokasiannya tidak
menggunakan perencanaan yang matang dan skala prioritas yang tepat untuk
mendukung visi dan misi yang telah ditetapkan. Sebaliknya APBD yang nilainya
sedikit tetapi pengalokasian anggarannya tepat sasaran sesuai visi dan misi
yang ada tentu sangat efektif.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 200%;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Permasalahan yang
terjadi pada Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta (Pemda DIY) dalam
upaya mengefektifkan perencanaan penganggaran program pembangunan daerah adalah
Ketidakseimbangan dalam struktur APBD antara Pendapatan, Pembelanjaan, dan
Pembiayaan. Keterangan permasalahan tersebut secara lebih terinci adalah sebagai
berikut (Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan, 2012).<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent" style="margin-left: 18.0pt; mso-pagination: none; tab-stops: 18.0pt; text-indent: -18.0pt;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 200%;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">1. Ratio
belanja pegawai terhadap total belanja daerah terlalu tinggi.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent" style="margin-left: 18.0pt; mso-pagination: none; tab-stops: 18.0pt; text-indent: -18.0pt;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 200%;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"> Hasil
analisis dan deskriptif APBD 2012 yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal
Perimbangan Keuangan menyebutkan
bahwa untuk belanja pegawai, Provinsi
Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki rasio belanja pegawai tertinggi (58,6%) untuk
agregat pemda provinsi kabupaten dan kota. Pemda DIY memiliki rasio Belanja
Pegawai lebih dari 50,0%. Kondisi ini tentu harus menjadi perhatian, karena
secara implisit Pemda DIY hanya menganggarkan sebagian kecil APBD-nya untuk
jenis-jenis belanja selain Belanja Pegawainya. Hal ini akan menyebabkan
keterbatasan program dan kegiatan daerah di luar belanja pegawai yang bisa
didanai, khususnya dalam mendukung pemenuhan layanan publik.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent" style="margin-left: 18.0pt; mso-pagination: none; tab-stops: 18.0pt; text-indent: -18.0pt;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 200%;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">2. Rasio
belanja modal terhadap total belanja daerah terlalu tinggi.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent" style="margin-left: 18.0pt; mso-pagination: none; tab-stops: 18.0pt; text-indent: -18.0pt;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 200%;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"> Rasio
Belanja Modal terhadap total Belanja Daerah mencerminkan porsi Belanja Daerah
yang dibelanjakan untuk membiayai Belanja Modal. Belanja Modal ditambah belanja
barang dan jasa merupakan belanja pemerintah daerah yang mempunyai pengaruh
signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi suatu daerah, di samping pengaruh dari
sektor swasta, rumah tangga, dan luar negeri.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent" style="margin-left: 18.0pt; mso-pagination: none; tab-stops: 18.0pt; text-indent: -18.0pt;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 200%;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"> Realisasi
Belanja Modal akan memiliki <i>multiplier effect </i>dalam menggerakkan roda
perekonomian daerah. Oleh karena itu, semakin tinggi angka rasionya, diharapkan
akan semakin baik pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent" style="margin-left: 18.0pt; mso-pagination: none; tab-stops: 18.0pt; text-indent: -18.0pt;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 200%;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"> Sebaliknya,
semakin rendah angkanya, semakin berkurang pengaruhnya terhadap pertumbuhan
ekonomi.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent" style="margin-left: 18.0pt; mso-pagination: none; tab-stops: 18.0pt; text-indent: -18.0pt;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 200%;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"> Provinsi
yang memiliki rasio terendah adalah Provinsi DIY dengan angka sebesar 12,2%. Kondisi
di atas menunjukkan Pemda DIY masih menganggarkan Belanja Modal dengan proporsi
yang kecil, yaitu dibawah 24,0%. Itu berarti bahwa sebagian daerah masih belum memberikan
perhatian yang cukup untuk mendorong pertumbuhan ekonominya<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IT" style="font-size: 12pt; line-height: 200%;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Hasil penelitian dari jawaban responden terhadap
keseluruhan pertanyaan yang menunjukkan tingkat efektivitas perencanaan
penganggaran pembangunan daerah diperoleh hasil antara cukup efektif sampai
dengan efektif. Secara terinci tahapan perolehan hasil tersebut adalah sebagai
berikut.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; mso-pagination: none; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="SV" style="font-size: 12pt; line-height: 200%;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Untuk mengetahui
tingkat efektivitas perancanaan penganggaran dari sisi tingkat kompetensi
responden diberikan kuesioner yang berisi 12 pertanyaan. Pertanyaan tersebut
menggambarkan indikator tingkat efektivitas perencanaan penganggaran dalam
program pembangunan daerah dari sisi penguasaan responden yang terkait dengan
substansi perencanaan dan penganggaran.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; mso-pagination: none; text-align: justify;">
<span lang="SV" style="font-size: 12pt; line-height: 200%;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"> Perlu dijelaskan
bahwa responden tidak diberikan prediktor masing-masing item kuesioner untuk
menentukan besaran penilaian, oleh karena itu kualitas jawaban sangat
tergantung dari kemampuan atau sikap responden dalam melaksanakan perencanaan
penganggaran pada SKPD masing-masing. Namun dari peta jawaban dapat dilihat
bahwa kecenderungan jawaban responden dapat dikatakan sama. Secara rinci
kecenderungan jawaban responden dapat dilihat sebagai berikut (Tabel 1).<o:p></o:p></span></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span lang="SV" style="font-size: 12pt;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Tabel 1. Kecenderungan Responden
terhadap Tingkat Efektivitas Perencanaan Penganggaran Program
Pembangunan Daerah<o:p></o:p></span></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<br /></div>
<div align="center">
<table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0" class="MsoNormalTable" style="border-collapse: collapse; border: none; margin-left: 5.4pt; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-insideh: .5pt solid windowtext; mso-border-insidev: .5pt solid windowtext; mso-padding-alt: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;">
<tbody>
<tr>
<td style="border: solid windowtext 1.0pt; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 28.5pt;" width="38">
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="font-size: 12pt;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">No.<o:p></o:p></span></span></div>
</td>
<td style="border-left: none; border: solid windowtext 1.0pt; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 252.05pt;" width="336">
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="font-size: 12pt;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Tingkat Perbaikan Kinerja Alumni<o:p></o:p></span></span></div>
</td>
<td style="border-left: none; border: solid windowtext 1.0pt; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 72.0pt;" width="96">
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="font-size: 12pt;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Jumlah<o:p></o:p></span></span></div>
</td>
<td style="border-left: none; border: solid windowtext 1.0pt; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 66.15pt;" width="88">
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="font-size: 12pt;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Persentase<o:p></o:p></span></span></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="border-top: none; border: solid windowtext 1.0pt; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 28.5pt;" valign="top" width="38">
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="font-size: 12pt;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">1.<o:p></o:p></span></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="font-size: 12pt;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">2.<o:p></o:p></span></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="font-size: 12pt;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">3.<o:p></o:p></span></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="font-size: 12pt;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">4.<o:p></o:p></span></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="font-size: 12pt;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">5.<o:p></o:p></span></span></div>
</td>
<td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 252.05pt;" valign="top" width="336">
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span lang="SV" style="font-size: 12pt;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Belum Efektif (< 22)<o:p></o:p></span></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span lang="SV" style="font-size: 12pt;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Kurang Efektif (22 – 31)<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoBodyText2">
<span lang="SV" style="font-size: 12pt;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Cukup Efektif (32 - 41)<o:p></o:p></span></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span lang="SV" style="font-size: 12pt;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Efektif (42 – 51)<o:p></o:p></span></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span lang="SV" style="font-size: 12pt;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Sangat Efektif (> 51)<o:p></o:p></span></span></div>
</td>
<td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 72.0pt;" valign="top" width="96">
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="font-size: 12pt;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">0<o:p></o:p></span></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="font-size: 12pt;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">2<o:p></o:p></span></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="font-size: 12pt;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">16<o:p></o:p></span></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="font-size: 12pt;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">16<o:p></o:p></span></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="font-size: 12pt;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">1<o:p></o:p></span></span></div>
</td>
<td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 66.15pt;" valign="top" width="88">
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><span style="font-size: 12pt;">0</span><span lang="IN" style="font-size: 12pt;">,</span><span style="font-size: 12pt;">00<o:p></o:p></span></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><span style="font-size: 12pt;">5,71</span><span lang="IN" style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><span style="font-size: 12pt;">45</span><span lang="IN" style="font-size: 12pt;">,</span><span style="font-size: 12pt;">71<o:p></o:p></span></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="font-size: 12pt;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">45,71<o:p></o:p></span></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><span style="font-size: 12pt;">2,86</span><span lang="IN" style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></span></div>
</td>
</tr>
<tr style="mso-yfti-irow: 2; mso-yfti-lastrow: yes; page-break-inside: avoid;">
<td colspan="2" style="border-top: none; border: solid windowtext 1.0pt; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 280.55pt;" width="374">
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="font-size: 12pt;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Jumlah keseluruhan<o:p></o:p></span></span></div>
</td>
<td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 72.0pt;" width="96">
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="font-size: 12pt;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">35<o:p></o:p></span></span></div>
</td>
<td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 66.15pt;" width="88">
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="font-size: 12pt;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">100,0<o:p></o:p></span></span></div>
</td>
</tr>
</tbody></table>
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 200%;">Sumber:
Hasil Analisis Data Primer, 2013</span><span lang="IN" style="font-size: 12pt; line-height: 200%;"><o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><span lang="IN" style="font-size: 12pt; line-height: 200%;">Dari hasil analisa rerata keseluruhan skor responden
didapatkan angka </span><span style="font-size: 12pt; line-height: 200%;">3</span><span lang="IN" style="font-size: 12pt; line-height: 200%;">,</span><span style="font-size: 12pt; line-height: 200%;">35.</span><span style="font-size: 12pt; line-height: 200%;"> </span><span style="font-size: 12pt; line-height: 200%;">H</span><span lang="IN" style="font-size: 12pt; line-height: 200%;">al ini
menunjukkan tingkat </span><span style="font-size: 12pt; line-height: 200%;">efektivitas perencanaan penganggaran dalam
program pembangunan Pemda DIY</span><span lang="IN" style="font-size: 12pt; line-height: 200%;"> dalam
kategori </span><span style="font-size: 12pt; line-height: 200%;">Efektif</span><span lang="IN" style="font-size: 12pt; line-height: 200%;">.</span><span lang="SV" style="font-size: 12pt; line-height: 200%;"><br clear="all" style="mso-special-character: line-break; page-break-before: always;" />
<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent" style="margin-left: 18.0pt; mso-pagination: none; tab-stops: 18.0pt; text-indent: -18.0pt;">
<span lang="SV" style="font-size: 12pt; line-height: 200%;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">B. Indikator Program Pembangunan<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent" style="mso-pagination: none; text-indent: 0cm;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><span lang="SV" style="font-size: 12pt; line-height: 200%;"> </span><span style="font-size: 12pt; line-height: 200%;">Peraturan Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
Nomor 4 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)</span><span style="font-size: 12pt; line-height: 200%;"> </span><span style="font-size: 12pt; line-height: 200%;">Tahun 2009–2013
menjelaskan </span><span style="font-size: 12pt; line-height: 200%;">kedudukan dan fungsi RPJMD sebagai dokumen perencanaan
yang mengakomodasi berbagai aspirasi untuk jangka waktu lima tahun dan satu
tahun transisi ke depan sebagai upaya untuk mengarahkan semua sumber daya yang
dimiliki dan mengupayakan sumber daya lain untuk pelaksanaan program-program
pembangunan dan untuk mencapai tujuan pembangunan yang ditetapkan. Mengingat
kedudukan tersebut semua semua program-program dan kegiatan-kegiatan yang akan direncanakan SKPD
harus mengacu kepada dokumen RPJMD (gambar 1).<o:p></o:p></span></span></div>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><span lang="SV" style="font-size: 12pt;"><br clear="all" style="mso-special-character: line-break; page-break-before: always;" />
</span>
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<v:shapetype coordsize="21600,21600" filled="f" id="_x0000_t75" o:preferrelative="t" o:spt="75" path="m@4@5l@4@11@9@11@9@5xe" stroked="f"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">
<v:stroke joinstyle="miter">
<v:formulas>
<v:f eqn="if lineDrawn pixelLineWidth 0">
<v:f eqn="sum @0 1 0">
<v:f eqn="sum 0 0 @1">
<v:f eqn="prod @2 1 2">
<v:f eqn="prod @3 21600 pixelWidth">
<v:f eqn="prod @3 21600 pixelHeight">
<v:f eqn="sum @0 0 1">
<v:f eqn="prod @6 1 2">
<v:f eqn="prod @7 21600 pixelWidth">
<v:f eqn="sum @8 21600 0">
<v:f eqn="prod @7 21600 pixelHeight">
<v:f eqn="sum @10 21600 0">
</v:f></v:f></v:f></v:f></v:f></v:f></v:f></v:f></v:f></v:f></v:f></v:f></v:formulas>
<v:path gradientshapeok="t" o:connecttype="rect" o:extrusionok="f">
<o:lock aspectratio="t" v:ext="edit">
</o:lock></v:path></v:stroke></span></v:shapetype><v:shape id="Picture_x0020_1" o:spid="_x0000_s1026" style="height: 281.9pt; margin-left: -4.1pt; margin-top: -8.55pt; mso-position-horizontal-relative: text; mso-position-horizontal: absolute; mso-position-vertical-relative: text; mso-position-vertical: absolute; mso-wrap-distance-bottom: 0; mso-wrap-distance-left: 9pt; mso-wrap-distance-right: 9pt; mso-wrap-distance-top: 0; mso-wrap-style: square; position: absolute; visibility: visible; width: 395.85pt; z-index: -251658240;" type="#_x0000_t75">
<v:imagedata o:title="" src="file:///C:\DOCUME~1\FRESNET\LOCALS~1\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image001.emz"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">
</span></v:imagedata></v:shape><span lang="SV" style="font-size: 12pt;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><span lang="SV" style="font-size: 12pt;">Gambar 1.</span><span style="font-size: 12pt;">
Kerangka pikir penyusunan RPJMD Tahun 2009-2013 (RPJMD Provinsi DIY, 2009-2013)<o:p></o:p></span></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 200%;">Efisiensi dan Efektivitas Anggaran</span><span style="font-size: 12pt; line-height: 200%;">
perlu dilakukan, artinya dana yang tersedia harus dimanfaatkan dengan sebaik
mungkin untuk dapat meningkatkan pelayanan pada masyarakat yang pada gilirannya
diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Peningkatan kualitas
pelayanan masyarakat dapat diwujudkan dengan meningkatkan kompetensi sumber
daya manusia aparatur daerah, terutama yang berhubungan langsung dengan
kepentingan masyarakat (RPJMD Provinsi DIY 2009-2013).<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 200%;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Efektivitas
pelaksanaan perencanaan penganggaran program pembangunan daerah dapat dilihat
dari tingkat capaian kinerja yang terukur dalam indikator program pembangunan
daerah. Indikator kinerja merupakan ukuran yang dapat dijadikan tolok ukur
keberhasilan atau prestasi kerja setiap SKPD dalam setiap perencanaan
penganggaran program pembangunan daerah. <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 200%;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Permasalahan
yang terjadi pada SKPD di Pemda DIY adalah kurang memperhatikan indikator
pembangunan dalam RPJMD. Padahal indikator tersebut merupakan hasil aktualisasi
dari perumusan visi, misi serta tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan, kemudian
dijabarkan secara lebih sistematis melalui perumusan strategi, arah kebijakan,
dan program.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 200%;"> Pemda
DIY dalam RPJMD 2009-2013 mempunyai </span><span style="font-size: 12pt; line-height: 200%;">visi pembangunan DIY yang
ingin dicapai selama lima tahun sebagai berikut.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;">
<i><span style="font-size: 12pt; line-height: 200%;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">“Pemerintah Daerah
yang katalistik dan masyarakat mandiri yang berbasis keunggulan daerah serta sumberdaya
manusia yang berkualitas unggul dan beretika”.<o:p></o:p></span></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 200%;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Untuk mewujudkan visi
tersebut ditempuh melalui empat misi pembangunan daerah sebagai berikut:<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 13.5pt; mso-layout-grid-align: none; tab-stops: 13.5pt; text-align: justify; text-autospace: none; text-indent: -13.5pt;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 200%;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">1. Mengembangkan
kualitas sumberdaya manusia yang sehat, cerdas, profesional, humanis dan beretika
dalam mendukung terwujudnya budaya yang adiluhung.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 13.5pt; mso-layout-grid-align: none; tab-stops: 13.5pt; text-align: justify; text-autospace: none; text-indent: -13.5pt;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 200%;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">2. Menguatkan fondasi kelembagaan dan memantapkan
struktur ekonomi daerah berbasis pariwisata yang didukung potensi lokal dengan
semangat kerakyatan menuju masyarakat yang sejahtera.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 13.5pt; mso-layout-grid-align: none; tab-stops: 13.5pt; text-align: justify; text-autospace: none; text-indent: -13.5pt;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 200%;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">3. Meningkatkan
efisiensi dan efektivitas tata kelola pemerintahan yang berbasis <i>Good</i> <i>Governance</i>.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 13.5pt; mso-layout-grid-align: none; tab-stops: 13.5pt; text-align: justify; text-autospace: none; text-indent: -13.5pt;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 200%;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">4. Memantapkan
prasarana dan sarana daerah dalam upaya meningkatkan pelayanan publik.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 200%;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"> SKPD
di Pemda DIY dalam membuat program dan kegiatan harus memahami ke_4 (empat)
misi tersebut yang kemudian dijabarkan ke dalam Strategi, Arah Kebijakan, Program dan Indikator. RPJMD Pemda DIY dalam
hal kediklatan aparatur Pemda DIY diakomodasi dalam Misi ke_3 (tiga) yaitu Meningkatkan
efisiensi dan efektivitas tata kelola pemerintahan yang berbasis <i>Good</i> <i>Governance</i>,
dalam urusan Pemerintahan Umum. Dukungan untuk mencapai misi tersebut yang
terkait proses kediklatan diantaranya adalah Program
Penelitian dan Pengembangan, Program Pendidikan Kedinasan, Program Pembinaan
dan Pengembangan Aparatur, dan Program Peningkatan Kapasitas Sumberdaya
Aparatur.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="SV" style="font-size: 12pt; line-height: 200%;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"> Permasalahan
yang ada dalam proses kediklatan aparatur adalah program-program yang terkait
tersebut belum terakomodasi dalam indikator pembangunan yang riil dan nyata,
sehingga menimbulkan kendala dalam pengalokasian anggaran. Walaupun sebenarnya
pendidikan dan pelatihan aparatur merupakan bagian dari sistem pendidikan
nasional, akan tetapi karena adanya perbedaan penempatan dalam urusan yaitu
urusan pemerintahan umum dan urusan pendidikan, berdampak kepada alokasi
rekening anggaran yang berbeda. <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="SV" style="font-size: 12pt; line-height: 200%;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"> Hasil
penelitian dari jawaban responden terhadap tingkat kesesuaian perencanaan
program pembangunan pada masing-masing SKPD Pemda DIY, dari 35 responden dari
berbagai SKPD di Pemda DIY menyatakan sudah adanya kesesuaian bahkan
berkecenderungan sudah sangat sesuai.<o:p></o:p></span></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span lang="SV" style="font-size: 12pt;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Tabel 2. Tingkat Kesesuaian Perencanaan Penganggaran Program Pembangunan
Daerah<o:p></o:p></span></span></div>
<div align="center">
<table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0" class="MsoNormalTable" style="border-collapse: collapse; border: none; margin-left: 5.4pt; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-insideh: .5pt solid windowtext; mso-border-insidev: .5pt solid windowtext; mso-padding-alt: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;">
<tbody>
<tr>
<td style="border: solid windowtext 1.0pt; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 29.5pt;" width="39">
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="font-size: 12pt;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">No.<o:p></o:p></span></span></div>
</td>
<td style="border-left: none; border: solid windowtext 1.0pt; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 231.2pt;" width="308">
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="font-size: 12pt;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Tingkat Kesesuaian Perencanaan Program Pembangunan Daerah<o:p></o:p></span></span></div>
</td>
<td style="border-left: none; border: solid windowtext 1.0pt; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 69.15pt;" width="92">
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="font-size: 12pt;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Jumlah<o:p></o:p></span></span></div>
</td>
<td style="border-left: none; border: solid windowtext 1.0pt; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 71.55pt;" width="95">
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="font-size: 12pt;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Persentase<o:p></o:p></span></span></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="border-top: none; border: solid windowtext 1.0pt; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 29.5pt;" valign="top" width="39">
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="font-size: 12pt;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">1.<o:p></o:p></span></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="font-size: 12pt;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">2.<o:p></o:p></span></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="font-size: 12pt;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">3.<o:p></o:p></span></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="font-size: 12pt;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">4.<o:p></o:p></span></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="font-size: 12pt;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">5.<o:p></o:p></span></span></div>
</td>
<td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 231.2pt;" valign="top" width="308">
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span lang="SV" style="font-size: 12pt;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Belum Sesuai (0 - 1)<o:p></o:p></span></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span lang="SV" style="font-size: 12pt;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Kurang Sesuai (≥ 1 - 2)<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoBodyText2">
<span lang="SV" style="font-size: 12pt;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Cukup Sesuai (≥ 2 - 3)<o:p></o:p></span></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span lang="SV" style="font-size: 12pt;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Sesuai (≥ 3 - 4)<o:p></o:p></span></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span lang="SV" style="font-size: 12pt;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Sangat Sesuai (≥ 4 - 5)<o:p></o:p></span></span></div>
</td>
<td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 69.15pt;" valign="top" width="92">
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="font-size: 12pt;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">0<o:p></o:p></span></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="font-size: 12pt;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">0<o:p></o:p></span></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="font-size: 12pt;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">3<o:p></o:p></span></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="font-size: 12pt;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">11<o:p></o:p></span></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="font-size: 12pt;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">21<o:p></o:p></span></span></div>
</td>
<td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 71.55pt;" valign="top" width="95">
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><span style="font-size: 12pt;">0</span><span lang="IN" style="font-size: 12pt;">,</span><span style="font-size: 12pt;">00<o:p></o:p></span></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><span style="font-size: 12pt;">0,00</span><span lang="IN" style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><span style="font-size: 12pt;">8</span><span lang="IN" style="font-size: 12pt;">,</span><span style="font-size: 12pt;">57<o:p></o:p></span></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="font-size: 12pt;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">31,43<o:p></o:p></span></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><span style="font-size: 12pt;">60,00</span><span lang="IN" style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></span></div>
</td>
</tr>
<tr style="mso-yfti-irow: 2; mso-yfti-lastrow: yes; page-break-inside: avoid;">
<td colspan="2" style="border-top: none; border: solid windowtext 1.0pt; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 260.7pt;" width="348">
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="font-size: 12pt;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Jumlah keseluruhan<o:p></o:p></span></span></div>
</td>
<td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 69.15pt;" width="92">
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="font-size: 12pt;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">35<o:p></o:p></span></span></div>
</td>
<td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 71.55pt;" width="95">
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="font-size: 12pt;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">100,0<o:p></o:p></span></span></div>
</td>
</tr>
</tbody></table>
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 200%;">Sumber:
Hasil Analisis Data Primer, 2013</span><span lang="IN" style="font-size: 12pt; line-height: 200%;"><o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 200%;">H</span><span lang="SV" style="font-size: 12pt; line-height: 200%;">asil analisa kecenderungan responden didapatkan hasil
yang sangat sesuai dari kecenderungan 35 orang responden dengan persentasi 60,00.
</span><span lang="IN" style="font-size: 12pt; line-height: 200%;">Dari hasil analisa rerata keseluruhan skor responden
didapatkan angka </span><span style="font-size: 12pt; line-height: 200%;">3</span><span lang="IN" style="font-size: 12pt; line-height: 200%;">,</span><span style="font-size: 12pt; line-height: 200%;">51.</span><span style="font-size: 12pt; line-height: 200%;"> </span><span style="font-size: 12pt; line-height: 200%;">H</span><span lang="IN" style="font-size: 12pt; line-height: 200%;">al ini
menunjukkan tingkat </span><span style="font-size: 12pt; line-height: 200%;">efektivitas perencanaan penganggaran dalam
program pembangunan Pemda DIY</span><span lang="IN" style="font-size: 12pt; line-height: 200%;"> dalam
kategori </span><span style="font-size: 12pt; line-height: 200%;">sesuai</span><span lang="IN" style="font-size: 12pt; line-height: 200%;">.</span><span lang="SV" style="font-size: 12pt; line-height: 200%;"><br clear="all" style="mso-special-character: line-break; page-break-before: always;" />
<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoBodyTextIndent" style="margin-left: 18.0pt; mso-pagination: none; tab-stops: 18.0pt; text-indent: -18.0pt;">
<span lang="SV" style="font-size: 12pt; line-height: 200%;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">C. Kompetensi Aparatur dalam Perencanaan
Penganggaran Program Pembangunan<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent" style="mso-pagination: none; tab-stops: -135.0pt; text-indent: 0cm;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><span lang="SV" style="font-size: 12pt; line-height: 200%;"> Permasalahan yang terkait dengan pengembangan kompetensi
aparatur pada Pemda DIY saat ini, khususnya yang terkait dengan kediklatan, dalam
</span><span style="font-size: 12pt; line-height: 200%;">Peraturan
Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 26 Tahun 2012 Tentang Rencana Kerja
Pembangunan Daerah Tahun 2013 (RKPD Pemda DIY Tahun 2013), dijelaskan sebagai
berikut.</span><span lang="SV" style="font-size: 12pt; line-height: 200%;"><o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent" style="margin-left: 13.5pt; mso-pagination: none; tab-stops: -135.0pt 13.5pt; text-indent: -13.5pt;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 200%;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">1. Upaya penerapan diklat
sistem satu pintu belum optimal.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent" style="margin-left: 13.5pt; mso-pagination: none; tab-stops: -135.0pt 13.5pt; text-indent: -13.5pt;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 200%;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">2. Belum maksimalnya pemanfaatan alumni Diklat baik alumni Diklat Struktural
maupun Diklat Teknis dan Diklat Fungsional.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent" style="margin-left: 13.5pt; mso-pagination: none; tab-stops: -135.0pt 13.5pt; text-indent: -13.5pt;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 200%;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">3. Sarana dan prasarana penyelenggaraan Diklat belum optimal.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent" style="margin-left: 13.5pt; mso-pagination: none; tab-stops: -135.0pt 13.5pt; text-indent: -13.5pt;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 200%;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">4. Belum optimalnya Analisis Kebutuhan Diklat (AKD) yang mengakibatkan Diklat-Diklat
(Teknis Fungsional) yang dilaksanakan belum sepenuhnya sesuai kebutuhan.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent" style="margin-left: 13.5pt; mso-pagination: none; tab-stops: -135.0pt 13.5pt; text-indent: -13.5pt;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 200%;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">5. Banyak daerah yang mengutamakan diklat aparatur di daerahnya sendiri
dan meningkatnya kompetisi dengan lembaga diklat yang lain dalam hal penyelenggaraan
diklat.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent" style="mso-pagination: none; tab-stops: -135.0pt; text-indent: 0cm;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 200%;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"> Pemda
DIY dalam upaya pengembangan SDM Aparatur perlu mengedepankan skala prioritas
dari sisi eksistensi kelembagaan Diklat, mengingat potensi sumberdaya di DIY
yang potensial untuk dikembangkan adalah dari sektor SDM. Selain itu kebijakan
standarisasi dalam pengalokasian anggaran dalam kediklatan minimal disepadankan
dengan di Kabupaten/Kota di Wilayah DIY. Hal ini penting untuk menambah
motivasi dari SDM Aparatur dalam mengembangkan kompetensinya.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent" style="mso-pagination: none; tab-stops: -135.0pt; text-indent: 0cm;">
<span lang="SV" style="font-size: 12pt; line-height: 200%;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"> Kompetensi aparatur terkait dengan perencanaan
penganggaran dalam pembangunan daerah dalam penelitian ini dianalisis
berdasarkan 3 (tiga) indikator yang secara eksplisit terdapat dalam kuesioner
pertanyaan, indikator tersebut adalah sebagai berikut.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent" style="margin-left: 18.0pt; mso-list: l1 level1 lfo8; mso-pagination: none; tab-stops: -135.0pt; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><span lang="SV" style="font-size: 12pt; line-height: 200%;">1.<span style="font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span lang="SV" style="font-size: 12pt; line-height: 200%;">Pemahaman dalam proses perencanaan dan pembangunan
daerah.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent" style="margin-left: 18.0pt; mso-list: l1 level1 lfo8; mso-pagination: none; tab-stops: -135.0pt; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><span lang="SV" style="font-size: 12pt; line-height: 200%;">2.<span style="font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span lang="SV" style="font-size: 12pt; line-height: 200%;">Pemahaman terhadap peraturan-peraturan yang terkait
dengan perencanaan penganggaran dan pembangunan.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent" style="margin-left: 18.0pt; mso-list: l1 level1 lfo8; mso-pagination: none; tab-stops: -135.0pt; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><span lang="SV" style="font-size: 12pt; line-height: 200%;">3.<span style="font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span lang="SV" style="font-size: 12pt; line-height: 200%;">Kontinuitas dalam mengikuti perubahan peraturan terkait
perencanaan penganggaran pembangunan.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><span lang="SV" style="font-size: 12pt; line-height: 200%;">Hasil penelitian dari jawaban responden terhadap tingkat
kompetensi aparatur terkait perencanaan program pembangunan pada masing-masing
SKPD Pemda DIY, dari 35 responden dari berbagai SKPD di Pemda DIY menyatakan
bahwa tingkat kompetensi aparatur sudah baik. </span><span style="font-size: 12pt; line-height: 200%;">H</span><span lang="SV" style="font-size: 12pt; line-height: 200%;">asil </span><span lang="IN" style="font-size: 12pt; line-height: 200%;">analisa
rerata keseluruhan skor responden didapatkan angka </span><span style="font-size: 12pt; line-height: 200%;">3</span><span lang="IN" style="font-size: 12pt; line-height: 200%;">,</span><span style="font-size: 12pt; line-height: 200%;">25.</span><span style="font-size: 12pt; line-height: 200%;"> </span><span style="font-size: 12pt; line-height: 200%;"><o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent" style="mso-pagination: none; tab-stops: -135.0pt; text-indent: 0cm;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><span lang="SV" style="font-size: 12pt; line-height: 200%;"> </span><span style="font-size: 12pt; line-height: 200%;"><o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;">
<br /></div>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><b><span lang="FI" style="font-size: 12pt;"><br clear="all" style="mso-special-character: line-break; page-break-before: always;" />
</span></b>
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 200%; mso-pagination: none; text-align: center;">
<b><span style="font-size: 12pt; line-height: 200%;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">BAB
V<o:p></o:p></span></span></b></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 200%; mso-pagination: none; text-align: center;">
<b><span style="font-size: 12pt; line-height: 200%;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">PENUTUP<o:p></o:p></span></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; mso-pagination: none; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; mso-pagination: none; text-align: justify;">
<b><span style="font-size: 12pt; line-height: 200%;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">A. Kesimpulan <o:p></o:p></span></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; mso-pagination: none; text-align: justify;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 200%;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"> Berdasarkan analisis dan pembahasan
yang dikaitkan dengan konsep dan teori yang ada, maka dalam upaya mewujudkan efektivitas
perencanaan penganggaran dalam mendukung program pembangunan daerah pada
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta, dapat disimpulkan sebagai
berikut.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 13.5pt; mso-pagination: none; tab-stops: 13.5pt; text-align: justify; text-indent: -13.5pt;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 200%;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">1. Tingkat efektivitas perencanaan penganggaran
dalam program pembangunan daerah pada Pemda DIY sudah efektif. Hal ini
berdasarkan hasil rerata jawaban 35 (tiga puluh lima) responden dari berbagai
SKPD dengan skala nilai 3,35 dengan menggunakan rentang nilai 1 (satu) sampai
dengan 5 (lima) skala nilai Likert. <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 13.5pt; mso-pagination: none; tab-stops: 13.5pt; text-align: justify; text-indent: -13.5pt;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 200%;">2. Faktor-faktor yang mempengaruhi e</span><span lang="SV" style="font-size: 12pt; line-height: 200%;">fektivitas perencanaan penganggaran</span><span style="font-size: 12pt; line-height: 200%;">,
diantaranya adalah indikator program pembangunan, kompetensi Sumberdaya Manusia
(SDM) perencana anggaran, Anggaran dan Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)
yang terdiri dari Kebijakan Umum APBD (KUA) dan Prioritas dan Plafon Anggaran
Sementara (PPAS).<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 13.5pt; mso-pagination: none; tab-stops: 13.5pt; text-align: justify; text-indent: -13.5pt;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 200%;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">3. Rasio Belanja Pegawai Pemda DIY lebih dari
50,0%, berarti proses penganggaran sebagian kecil APBD-nya untuk jenis-jenis
belanja selain Belanja Pegawainya. Hal tersebut berdampak keterbatasan program
dan kegiatan daerah di luar belanja pegawai yang bisa didanai, khususnya dalam
mendukung pemenuhan layanan publik.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 13.5pt; mso-pagination: none; tab-stops: 13.5pt; text-align: justify; text-indent: -13.5pt;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 200%;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">3. Efektivitas pelaksanaan perencanaan
penganggaran program pembangunan daerah dapat dilihat dari tingkat capaian
kinerja yang terukur dalam indikator program pembangunan daerah. Indikator
kinerja merupakan ukuran yang dapat dijadikan tolok ukur keberhasilan atau
prestasi kerja setiap SKPD dalam setiap perencanaan penganggaran program
pembangunan daerah.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 13.5pt; mso-pagination: none; tab-stops: 13.5pt; text-align: justify; text-indent: -13.5pt;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 200%;">4. </span><span lang="SV" style="font-size: 12pt; line-height: 200%;">Hasil
penelitian dari jawaban responden terhadap tingkat kompetensi aparatur terkait
perencanaan program pembangunan pada masing-masing SKPD Pemda DIY, diperoleh
tingkat kompetensi aparatur sudah baik, dengan hasil </span><span lang="IN" style="font-size: 12pt; line-height: 200%;">analisa rerata keseluruhan skor responden didapatkan
angka </span><span style="font-size: 12pt; line-height: 200%;">3</span><span lang="IN" style="font-size: 12pt; line-height: 200%;">,</span><span style="font-size: 12pt; line-height: 200%;">25.<b><o:p></o:p></b></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; mso-pagination: none; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; mso-pagination: none; text-align: justify;">
<b><span style="font-size: 12pt; line-height: 200%;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">B. Rekomendasi<o:p></o:p></span></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; mso-pagination: none; text-align: justify;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 200%;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"> Rekomendasi yang dapat diberikan
untuk meningkatkan efektivitas
perencanaan penganggaran dalam mendukung program pembangunan sesuai
dengan visi dan misi Pemda DIY, adalah sebagai berikut.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 13.5pt; mso-pagination: none; tab-stops: 13.5pt; text-align: justify; text-indent: -13.5pt;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 200%;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">1.
Misi Pemda DIY meningkatkan efisiensi dan efektivitas tata kelola pemerintahan
yang berbasis <i>Good</i> <i>Governance</i>, dalam urusan Pemerintahan Umum. Memerlukan
tambahan dukungan program yang terinci dalam kegiatan secara khusus untuk
mencapai misi tersebut yang terkait proses kediklatan, diantaranya adalah Program
Penelitian dan Pengembangan, Program Pendidikan Kedinasan, Program Pembinaan
dan Pengembangan Aparatur, dan Program Peningkatan Kapasitas Sumberdaya
Aparatur.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 13.5pt; mso-pagination: none; tab-stops: 13.5pt; text-align: justify; text-indent: -13.5pt;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 200%;">2. Pengembangan
kompetensi sumberdaya manusia aparatur secara teknis dalam perencanaan
penganggaran program pembangunan memerlukan kegiatan Diklat teknis aparatur
secara berjenjang.</span><b><span style="font-size: 12pt; line-height: 200%;"><o:p></o:p></span></b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 13.5pt; mso-pagination: none; tab-stops: 13.5pt; text-align: justify; text-indent: -13.5pt;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 200%;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">3.
Peningkatan kualitas pelayanan masyarakat dapat diwujudkan dengan meningkatkan
kompetensi sumber daya manusia aparatur daerah, terutama yang berhubungan langsung
dengan kepentingan masyarakat<b>.</b><o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><b><span lang="SV" style="font-size: 12pt;"><br clear="all" style="mso-special-character: line-break; page-break-before: always;" />
</span></b>
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: 150%; mso-pagination: none; text-align: center; text-indent: 0cm;">
<b><span lang="SV" style="font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">DAFTAR PUSTAKA<o:p></o:p></span></span></b></div>
<div class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; mso-pagination: none; text-indent: -36.0pt;">
<br /></div>
<div class="MsoBodyTextIndent" style="margin-left: 36pt; text-indent: -36pt;">
<b><span lang="SV" style="font-size: 12pt;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Literatur-literatur:<o:p></o:p></span></span></b></div>
<div class="MsoBodyTextIndent" style="margin-left: 36pt; text-indent: -36pt;">
<br /></div>
<div class="Default" style="margin-left: 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -36.0pt;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Badan Diklat Kementerian Dalam Negeri. 2011. <i>Modul 1 Perencanaan dan Penyusunan APBD.</i> <i>Training of Trainers (TOT)</i> Diklat
Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)<i> (Financial Management for
Non-Finance Officer)</i>.<o:p></o:p></span></div>
<div class="Default" style="margin-left: 36.0pt; text-indent: -36.0pt;">
<br /></div>
<div class="Default" style="margin-left: 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -36.0pt;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Badan Diklat Kementerian Dalam Negeri. 2011. <i>Modul 2 Pelaksanaan dan Penatausahaan APBD</i>. Training of Trainers (TOT) Diklat
Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)<i> (Financial Management for
Non-Finance Officer)</i>.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoBodyText" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -36pt;">
<br /></div>
<div class="MsoBodyText" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -36pt;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><span style="font-size: 12pt;">Direkturorat Jenderal Perimbangan Keuangan Deskripsi
dan Analisis APBD. 2012.</span><a href="http://www.djpk.depkeu.go.id/attachments/article/209/deskripsi_dan_analisis_APBD_2012_a5_cetak_edit2.pdf"><span style="font-size: 12pt;">http://www.djpk.depkeu.go.id/attachments/article/209/ deskripsi_dan_analisis_APBD_2012_a5_cetak_edit2.pdf</span></a><span style="font-size: 12pt;">. Diakses 21-7-2013.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoBodyText" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -36pt;">
<br /></div>
<div class="MsoBodyText" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -36pt;">
<span style="font-size: 12pt;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Nazir, M. 2003. <i>Metode Penelitian</i>. Ghalia
Indonesia. Jakarta. Hal. 151.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="Default" style="margin-left: 36.0pt; text-indent: -36.0pt;">
<br /></div>
<div class="Default" style="margin-left: 36.0pt; text-indent: -36.0pt;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><a href="http://www.artikata.com/arti-325896-efisiensi.html"><span style="color: windowtext;">http://www.artikata.com/arti-325896-efisiensi.html</span></a><span style="color: windowtext;"><o:p></o:p></span></span></div>
<div class="Default" style="margin-left: 36.0pt; text-indent: -36.0pt;">
<br /></div>
<div class="Default" style="margin-left: 36.0pt; text-indent: -36.0pt;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><a href="http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/334/jbptunikompp-gdl-asepjalalu-16673-2-babiit-a.pdf"><span style="color: windowtext;">http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/334/jbptunikompp-gdl-asepjalalu-16673-2-babiit-a.pdf</span></a><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -36.0pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -36.0pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -36.0pt;">
<b><span style="font-size: 12pt;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Peraturan-peraturan:<o:p></o:p></span></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -36.0pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -36.0pt;">
<span style="font-size: 12pt;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Undang-undang
Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 36.0pt; text-indent: -36.0pt;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><span style="font-size: 12pt;">Peraturan Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 4 Tahun 2009
tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)</span><span style="font-size: 12pt;"> </span><span style="font-size: 12pt;">Tahun 2009–2013.</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></span></div>
<div class="Default" style="margin-left: 36.0pt; text-indent: -36.0pt;">
<br /></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 36.0pt; text-indent: -36.0pt;">
<span style="font-size: 12pt;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Peraturan Gubernur
Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 26 Tahun 2012 Tentang Rencana Kerja
Pembangunan Daerah Tahun 2013.</span><span style="font-family: Arial, sans-serif;"><o:p></o:p></span></span></div>
Totok Suhartohttp://www.blogger.com/profile/01414544215645206156noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8959949698854993314.post-23500099038284032592013-07-30T14:40:00.000+07:002013-07-30T14:40:01.647+07:00FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EFEKTIVITAS PERENCANAAN PENGANGGARAN DALAM PROGRAM PEMBANGUNAN<div class="MsoBodyTextIndent" style="mso-pagination: none; text-indent: 0in;">
<span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: SV;">Efektivitas perencanaan penganggaran </span><span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: SV;">dipengaruhi oleh banyak faktor</span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">, diantaranya adalah
indikator program pembangunan, kompetensi Sumberdaya Manusia (SDM) perencana
anggaran, Anggaran dan Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang terdiri dari
Kebijakan Umum APBD (KUA) dan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS).
Artinya perencanaan penganggaran akan berjalan secara efektif apabila
terpenuhinya syarat-syarat indikator pembangunan yang telah ditetapkan dalam
dokumen perencanaan daerah baik RPJP, RPJM, Renja, serta Renstra SKPD. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Kompetensi aparatur
perencana anggaran akan mempengaruhi keberhasilan pencapaian indikator program
pembangunan tersebut. Aparatur yang kompeten dan profesional tentu memahami
dokumen perencanaan yang ada, sehingga dalam membuat program pembangunan dalam
bentuk kegiatan-kegiatan pada SKPD masing-masing sesuai dengan dokumen
perencanaan yang ada. <o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoBodyTextIndent">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Selain itu dukungan
APBD sangat diperlukan dalam mendukung tercapainya program pembangunan
tersebut, KUA dan PPAS ditetapkan berdasarkan kebutuhan prioritas yang
mendukung secara proporsional kebijakan dalam dokumen perencanaan. APBD yang
nilainya tinggi akan tidak efektif manfaatnya apabila pengalokasiannya tidak
menggunakan perencanaan yang matang dan skala prioritas yang tepat untuk
mendukung visi dan misi yang telah ditetapkan. Sebaliknya APBD yang nilainya
sedikit tetapi pengalokasian anggarannya tepat sasaran sesuai visi dan misi
yang ada tentu sangat efektif.<o:p></o:p></span></div>
Totok Suhartohttp://www.blogger.com/profile/01414544215645206156noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8959949698854993314.post-10957509126845058892013-06-30T21:04:00.003+07:002013-06-30T21:04:33.506+07:00PENGEMBANGAN PRINSIP REINVENTING GOVERNMENT DALAM UPAYA MEWUJUDKAN PROFESIONALISME WIDYAISWARA<div style="text-align: center;">
ABSTRAK</div>
<br />
<br />
Widyaiswara merupakan salah satu alternatif jabatan dalam pengembangan karier aparatur penyelenggara negara, sehingga dalam pengembangannya menuju ke arah profesionalisme memerlukan arah atau panduan dalam proses pengembangannya, salah satu konsep yang dapat dipergunakan dalam upaya mewujudkan profesionalisme Widyaiswara adalah dengan menganalogikan teori prinsip reinventing government dalam setiap pelaksanaan ketugasan Widyaiswara. Analogi tersebut memerlukan pemahaman yang komprehensif dalam melihat sudut pandang Widyaiswara sebagai obyek atau subyek dalam pengembangan sumberdaya manusia. <br />
Kata kunci: Widyaiswara, analogi, prinsip reinventing government, profesionalisme.<br />
<br />
PENDAHULUAN<br />
Pengembangan analogi prinsip reinventing government dalam birokrasi saat ini memerlukan pemahaman yang komprehensif terhadap ruang lingkup ketugasan aparatur. Prinsip reinventing government dapat membantu pemerintah dalam mengembangkan sumberdaya manusia aparatur. Widyaiswara sebagai bagian dari aparatur penyelenggara pelayanan dalam proses kediklatan aparatur, dalam analogo konsep reinventing government ini dapat sebagai obyek dalam proses pengembangan sumberdaya manusia aparatur, sedangkan yang menjadi subyeknya adalah Pemerintah baik Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah. Atau dapat juga kebalikannya, WIdyaiswara dapat menjadi subyek dalam menganalogikan prinsip reinventing government, sedangkan yang menjadi obyek widyaiswara dapat diprioritaskan para birokrat sendiri atau peserta diklat atau yang lainnya yang berhubungan dengan ketugasan Widyaiswara.<br />
<br />
Kebijakan-kebijakan pengembangan sumberdaya manusia aparatur yang berkaitan dengan Widyaiswara akan sangat mempengaruhi motivasi, keahlian, dan pengetahuan Widyaiswara dalam upaya mewujudkan profesionalismenya.<br />
<br />
PENERAPAN APLIKASI PRINSIP REINVENTING GOVERNMENT DALAM PENGEMBANGAN WIDYAISWARA MENUJU PROFESIONALISME<br />
Dalam Reinventing Government ada beberapa prinsip yang dapat digunakan Pemerintah dan Widyaiswara sendiri dalam mendukung upaya pengembangan widyaiswara menuju profesionalisme kompetitif, antara lain sebagai berikut.<br />
<br />
Pemerintah adalah Milik Masyarakat <br />
Yaitu memberi wewenang (memberdayakan) masyarakat (empowering) daripada melayani (serving). Pemda sebaiknya memberi wewenang kepada masyarakat, sehingga menjadi masyarakat yang mampu menolong dirinya sendiri (community self-help). Dalam hal ini konsep tersebut dapat dianalogikan bahwa Pemerintah dalam pengembangan sumberdaya manusia khususnya Widyaiswara perlu menerapkan prinsip pemberdayaan, artinya Pemerintah dalam kebijakannya mengedepankan kemandirian Widyaiswara untuk berprestasi.<br />
<br />
Pemberian wewenang yang optimal kepada widyaiswara untuk diberikan andil dalam memecahkan masalah dan pengambilan keputusan yang dihadapi lembaga diklat, merupakan wujud penerapan prinsip reinventing government pemerintah dalam memberdayakan widyaiswara yang dalam beberapa hal mampu dan mengetahui tingkat kompetensi yang secara maksimal dapat dicapai. Pemerintah lebih pada peran regulasi dan fasilitasi (memecahkan atau mengatasi permasalahan dan kendala yang tidak mampu lagi dilakukan oleh widyaiswara, masyarakat, dan pengusaha). <br />
<br />
Dengan wewenang dan tanpa campur tangan yang ketat maka widyaiswara diharapkan akan mampu memecahkan permasalahan yang dihadapi yang tentunya akan memberikan pengalaman guna pengembangan-pengembangan baik dari sisi tingkat kompetensi dan standarisasi minimal widyaiswara agar menjadi lebih baik. Pengalaman-pengalaman tersebut akan membuat widyaiswara menjadi lebih mandiri dan berkembang sesuai kretifitas dan inovasi widyaiswara yang akan membuat percaya diri dalam berkompetisi dan berdaya saing global.<br />
<br />
Pemerintah Digerakkan Oleh Misi <br />
Mengubah organisasi yang digerakkan oleh peraturan (rule-driven) menjadi digerakkan oleh misi (mission-driven). Bahwa peraturan-peraturan yang mengatur tentang pengembangan widyaiswara hendaknya tidak membuat demotivasi atau membebani Widyaiswara, hal ini akan mengakibatkan kreativitas pengembangan widyaiswara akan menjadi terhambat. Dengan kreatifitas yang terhambat tersebut tentu akan menimbulkan banyak masalah yang kemungkinan bisa mematikan gerak dan langkah widyaiswara serta meruntuhkan semangat dalam bekerja. Selain itu untuk pengembangan widyaiswara menjadi profesional dan kompetitif, perlu didukung dan dijabarkan lebih lanjut dalam pengalokasian anggaran yang mendukung upaya pengembangan widyaiswara menuju profesionalisme kompetitif.<br />
<br />
Pemerintah Berorientasi Pada Pelanggan <br />
Mengandung maksud bahwa pemerintah dalam memberikan pelayanan kepada peserta dan widyaiswara harus memenuhi kebutuhan pelanggan, bukan untuk kepentingan birokrasi. Pelanggan Pemerintah bukan hanya terdiri dari para anggota legislatif dan eksekutif saja, pelanggan yang sesungguhnya adalah masyarakat dan swasta. Dalam pengembangan widyaiswara perlu dilakukan indentifikasi kebutuhan widyaiswara yang sesungguhnya, karena dalam pengembangan widyaiswara pelanggannya tidak hanya memfasilitasi selama proses mengajar, tetapi ruang lingkup ketugasan widyaiswara yang lain. Dengan mengidentifikasi widyaiswara yang lebih konkrit tersebut tentu akan mempermudah bagaimana membuat kebijakan dan memfasilitasi pengembangan widyaiswara secara tepat dan konkret agar mampu berkembang dan bersaing di tingkat global<br />
<br />
Pemerintah Antisipatif (Anticipatorygovernment), Bahwa Berupaya Mencegah (Prevention) Lebih Baik Daripada Mengobati (Cure). <br />
Pemerintah seharusnya tidak lagi memusatkan pada produksi pelayanan publik untuk memecahkan masalah publik dan reaktif tetapi harus bersikap proaktif dan menggunakan perencanaan strategis untuk menciptakan visi daerah. Seharusnya Pemerintah harus lebih proaktif menangkap peluang manfaat pengembangan widyaiswara untuk mengangkat citra Pemerintah pada tingkat global, khususnya dalam pengembangan sumberdaya aparatur Pemerintah. Misi Pemerintah yang mengedepankan sektor pendidikan belum teraplikasikan, khususnya dalam pengembangan sektor pendidikan dan pelatihan aparatur. Bidang pengembangan sumberdaya aparatur Pemerintah perlu segera melaksanakan program fasilitasi kesempatan studi S1, S2, dan S3 serta diklat aparatur bagi sumberdaya aparatur. <br />
<br />
Pemerintah Berorientasi Pada Mekanisme Pasar (Market Oriented Government)<br />
Mengadakan perubahan dengan mekanisme pasar (sistem insentif) dan bukan dengan mekanisme administratif (sistem prosedur dan pemaksaan). Pemerintah harus meninggalkan menggunakan mekanisme administratif, perintah dan pengendalian, mengeluarkan prosedur, dan definisi dalam uapaya pengembangan widyaiswara tetapi Pemerintah hendaknya menggunakan mekanisme pasar, tidak memerintah dan mengawasi, tetapi mengembangkan dan menggunakan sistem insentif agar tidak merugikan masyarakat.. Peran Pemerintah Daerah tersebut seharusnya diterapkan pula untuk membuat kebijakan memberikan insentif-insentif tertentu misalnya dana pembinaan widyaiswara dan transportasi, Dengan insenti-insentif tersebut akan memotivasi semangat para widyaiswara dalam bekerja secara profesional dan berdaya saing.<br />
PENUTUP<br />
Dengan melihat uraian diatas tentang latar belakang, kondisi, analisa, dan pembahasan tentang pengembangan prinsip reinventing government dalam upaya mewujudkan profesionalisme widyaiswara, maka dapat diberikan kesimpulan sebagai berikut .<br />
1. Tantangan dan kendala widyaiswara dalam peningkatan profesionalisme dan dapat mempunyai daya saing global adalah tuntutan untuk dapat memiliki kemampuan dalam transfer pengetahuan dan penguasaan teknologi mengikuti perkembangan dan arus globalisasi. Keterbatasan dalam pemberdayaan dan alokasi anggaran menjadi hambatan utama widyaiwara dalam mengembangkan potensi yang ada.<br />
2. Peran Pemerintah memberikan andil dalam menciptakan ruang lingkup ketugasan widyaiswara dalam rangka pengembangan widyaiswara menjadi profesional dan berdaya saing.<br />
3. Widyaiswara perlu meningkatkan komitmen sebagai bagian dalam organisasi yang dapat berperan secara maksimal dalam memberdayakan profesionalisme.<br />
4. Kolaborasi antarkomponen diklat yaitu sumberdaya penyelenggara diklat dan widyaiswara diperlukan untuk menciptakan program kegiatan kreatif dan inovatif yang didukung dengan sarana prasarana yang mengikuti perkembangan teknologi dalam struktur kelembagaan yang efektif dan efisien.<br />
5. Strategi dan kebijakan yang dibuat mengarah kepada peningkatan kualitas dan kuantitas widyaiswara, staf, sarana dan prasarana, serta manajemen untuk mendukung profesionalisme pelayanan, dan terwujudnya peningkatan peran diklat dalam menciptakan aparatur Pemda yang profesional, bermoral, berbudaya, akuntabel, inovatif, produktif, aspiratif, dan bebas KKN (korupsi, kolusi, dan nepotisme).<br />
REFERENSI<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; mso-pagination: none; text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 12pt; mso-bidi-font-style: italic;">Osborne, D., Gaebler, T. 1991. </span><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 12pt;">Reinventing Government: How the Entrepreneurial Spirit Is Tranforming the Public Sector</span></i><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 12pt; mso-bidi-font-style: italic;">. A Plume Book, <st1:place w:st="on"><st1:city w:st="on">Boston</st1:city></st1:place>.</span><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: 'Arial','sans-serif'; font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></i></div>
Totok Suhartohttp://www.blogger.com/profile/01414544215645206156noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8959949698854993314.post-79263040540548663982013-05-31T23:05:00.001+07:002013-05-31T23:05:55.502+07:00KETELITIAN PETA RENCANA TATA RUANG<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2013 Tentang
Ketelitian Peta Rencana Tata Ruang menjelaskan bahwa perencanaan tata ruang
dilakukan untuk menghasilkan: rencana umum tata ruang; dan rencana rinci tata
ruang.</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
Rencana umum tata ruang terdiri atas:</div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="margin: 0in 0in 0.0001pt 0.25in; text-indent: -0.25in;">
<!--[if !supportLists]-->1.<span style="font-size: 7pt;">
</span><!--[endif]-->rencana tata ruang wilayah nasional;</div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin: 0in 0in 0.0001pt 0.25in; text-indent: -0.25in;">
<!--[if !supportLists]-->2.<span style="font-size: 7pt;">
</span><!--[endif]-->rencana tata ruang wilayah provinsi; dan </div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="margin: 0in 0in 0.0001pt 0.25in; text-indent: -0.25in;">
<!--[if !supportLists]-->3.<span style="font-size: 7pt;">
</span><!--[endif]-->rencana tata ruang wilayah kabupaten dan rencana tata ruang wilayah kota.</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
Rencana rinci tata ruang terdiri atas:</div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="margin: 0in 0in 0.0001pt 0.25in; text-indent: -0.25in;">
<!--[if !supportLists]-->1.<span style="font-size: 7pt;">
</span><!--[endif]-->rencana tata ruang pulau/kepulauan;</div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin: 0in 0in 0.0001pt 0.25in; text-indent: -0.25in;">
<!--[if !supportLists]-->2.<span style="font-size: 7pt;">
</span><!--[endif]-->rencana tata ruang kawasan strategis nasional;</div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin: 0in 0in 0.0001pt 0.25in; text-indent: -0.25in;">
<!--[if !supportLists]-->3.<span style="font-size: 7pt;">
</span><!--[endif]-->rencana tata ruang kawasan strategis provinsi; </div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin: 0in 0in 0.0001pt 0.25in; text-indent: -0.25in;">
<!--[if !supportLists]-->4.<span style="font-size: 7pt;">
</span><!--[endif]-->rencana tata ruang kawasan strategis kabupaten; </div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin: 0in 0in 0.0001pt 0.25in; text-indent: -0.25in;">
<!--[if !supportLists]-->5.<span style="font-size: 7pt;">
</span><!--[endif]-->rencana tata ruang kawasan strategis kota; dan</div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="margin: 0in 0in 0.0001pt 0.25in; text-indent: -0.25in;">
<!--[if !supportLists]-->6.<span style="font-size: 7pt;">
</span><!--[endif]-->rencana detail tata ruang kabupaten/kota.</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
Rencana umum tata ruang dan
rencana rinci tata ruang termasuk rencana tata ruang kawasan perkotaan, kawasan
perdesaan, dan kawasan lainnya dituangkan dalam Peta Rencana Tata Ruang. Peta
Rencana Tata Ruang sebagaimana dimaksud meliputi:</div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="margin: 0in 0in 0.0001pt 0.25in; text-indent: -0.25in;">
<!--[if !supportLists]-->1.<span style="font-size: 7pt;">
</span><!--[endif]-->Peta Rencana Struktur Ruang; dan</div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="margin: 0in 0in 0.0001pt 0.25in; text-indent: -0.25in;">
<!--[if !supportLists]-->2.<span style="font-size: 7pt;">
</span><!--[endif]-->Peta Rencana Pola Ruang</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
Selain Peta Rencana Tata Ruang sebagaimana dimaksud dapat ditetapkan
Peta penetapan kawasan </div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
strategis sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
Peta Rencana Struktur Ruang sebagaimana dimaksud </div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
dalam Pasal 4 ayat (1) huruf a terdiri atas:</div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="margin: 0in 0in 0.0001pt 0.25in; text-indent: -0.25in;">
<!--[if !supportLists]-->1.<span style="font-size: 7pt;">
</span><!--[endif]-->Peta Rencana Struktur Ruang Wilayah nasional;</div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin: 0in 0in 0.0001pt 0.25in; text-indent: -0.25in;">
<!--[if !supportLists]-->2.<span style="font-size: 7pt;">
</span><!--[endif]-->Peta Rencana Struktur Ruang Wilayah provinsi;</div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin: 0in 0in 0.0001pt 0.25in; text-indent: -0.25in;">
<!--[if !supportLists]-->3.<span style="font-size: 7pt;">
</span><!--[endif]--> Peta
Rencana Struktur Ruang Wilayah
kabupaten; </div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="margin: 0in 0in 0.0001pt 0.25in; text-indent: -0.25in;">
<!--[if !supportLists]-->4.<span style="font-size: 7pt;">
</span><!--[endif]--> Peta
Rencana Struktur Ruang Wilayah kota.</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
Peta Rencana Pola Ruang terdiri atas:</div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="margin: 0in 0in 0.0001pt 0.25in; text-indent: -0.25in;">
<!--[if !supportLists]-->1.<span style="font-size: 7pt;">
</span><!--[endif]-->Peta Rencana Pola Ruang Wilayah nasional;</div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin: 0in 0in 0.0001pt 0.25in; text-indent: -0.25in;">
<!--[if !supportLists]-->2.<span style="font-size: 7pt;">
</span><!--[endif]-->Peta Rencana Pola Ruang Wilayah provinsi;</div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin: 0in 0in 0.0001pt 0.25in; text-indent: -0.25in;">
<!--[if !supportLists]-->3.<span style="font-size: 7pt;">
</span><!--[endif]-->Peta Rencana Pola Ruang Wilayah kabupaten; dan </div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="margin: 0in 0in 0.0001pt 0.25in; text-indent: -0.25in;">
<!--[if !supportLists]-->4.<span style="font-size: 7pt;">
</span><!--[endif]--> Peta
Rencana Pola Ruang Wilayah kota.</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
Peta Rencana Tata Ruang diselenggarakan dengan menggunakan Peta Dasar
dan Peta Tematik tertentu</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
melalui metode proses spasial yang ditentukan.</div>
Totok Suhartohttp://www.blogger.com/profile/01414544215645206156noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8959949698854993314.post-39614086806746815252013-05-31T22:39:00.001+07:002013-05-31T22:39:19.303+07:00EFEKTIVITAS KINERJA PELAYANAN PUBLIK APARATURTotok Suhartohttp://www.blogger.com/profile/01414544215645206156noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8959949698854993314.post-64638899654625392322013-05-31T22:38:00.001+07:002013-05-31T22:38:11.447+07:00EFEKTIVITAS KINERJA APARATUR DAN ORGANISASI PELAYANAN PUBLIK DALAM PENGELOLAAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN MENGHADAPI GLOBALISASITotok Suhartohttp://www.blogger.com/profile/01414544215645206156noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8959949698854993314.post-49983761512470663962013-05-31T10:30:00.000+07:002013-05-31T10:30:02.639+07:00TEMA DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT III ANGKATAN VI TAHUN 2013 BADAN DIKLAT DIY.<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://2.bp.blogspot.com/-o_HFpLwl5gY/UagZCUUleYI/AAAAAAAAAKU/oe-pJxMYJYk/s1600/tema+pim3_5+2013.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="http://2.bp.blogspot.com/-o_HFpLwl5gY/UagZCUUleYI/AAAAAAAAAKU/oe-pJxMYJYk/s320/tema+pim3_5+2013.png" width="249" yya="true" /></a></div>
Totok Suhartohttp://www.blogger.com/profile/01414544215645206156noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8959949698854993314.post-23566482997924126112013-04-30T14:45:00.002+07:002013-04-30T14:45:29.534+07:00PENINGKATAN KAPASITAS APARATUR DALAM PELAYANAN PUBLIK BERSTANDAR GLOBAL<div style="text-align: center;">
ABSTRAK</div>
<br />
<br />
Pelayanan publik dalam era globalisasi saat ini memerlukan respon yang cepat dari lembaga-lembaga penyedia pelayanan publik. Organisasi Pemerintah yang tanggap akan selalu berupaya meningkatkan pelayanannya mengikuti perkembangan zaman terutama teknologi dan informasi, hal ini dapat terwujud apabila aparatur sebagai penyelenggara pelayanan publik dapat secara profesional melayani kebutuhan-kebutuhan masyarakat secara memuaskan. Pelayanan dapat berjalan dengan optimal bila didukung dengan kapasitas aparatur yang memadai. Peningkatan kapasitas aparatur memerlukan kriteria standar kompetensi yang diakui secara global. Oleh karena untuk dapat mencapainya diperlukan strategi yang berdampak positif dari sisi pengembangan karir aparatur. Strategi melingkupi berbagai aspek dan meliputi komponen-komponen yang berpengaruh terhadap pengembangan sumberdaya manusia aparatur. Penerapan strategi memerlukan komitmen dan konsistensi yang berkelanjutan dalam setiap tahapan pengembangan karir aparatur, sehingga aparatur akan merasa nyaman dengan pembinaan dan pengembangan karir yang jelas, diberdayakan, dan sejahtera.<br />
<br />
Kata kunci: pelayanan publik, globalisasi, kapasitas, sumberdaya manusia aparatur, strategi, karir, komitmen, konsistensi.<br />
<br />
<br />
LATAR BELAKANG<br />
Pelayanan berstandar global saat ini menjadi tuntutan masyarakat terhadap Pemerintah. Pemerintah mempunyai kewajiban memenuhi tuntutan tersebut sejalan dengan perkembangan dunia global. Globalisasi terjadi di berbagai sektor perlayanan publik, sehingga mengakibatkan perubahan dan peningkatan kebutuhan masyarakat yang perlu direspon dengan cepat oleh Pemerintah. Salah satu bentuk respon tersebut adalah dengan penguatan kinerja aparatur dan kelembagaan. Program-program dalam kerangka pengembangan kapasitas aparatur dan kelembagaan Pemerintah memerlukan komitmen pejabat publik untuk segera merealisasikannya dengan kegiatan-kegiatan dalam bentuk investasi jangka panjang, misalnya peningkatan pendidikan formal aparatur sampai ke jenjang strata satu, dua, tiga (S1, S2, dan S3), pengembangan diklat khusus aparatur pemerintah yang terpadu dan berkelanjutan, serta merealisasikan sertifikasi ISO (International Organization for Standardization) pada lembaga-lembaga Pemerintah.<br />
<br />
Peningkatan kapasitas aparatur dalam pelayanan publik berstandar global, menjadi salah satu titik tolak yang wajib dilaksanakan dalam rangka pengembangan kapasitas aparatur sekaligus peningkatan kapasitas suatu organisasi. Organisasi yang baik adalah yang selalu memperhatikan prestasi kerja karyawannya, reward dan punishment dijalankan secara konsekuen, memberdayakan setiap personil dalam organisasi, menjalin kerjasama yang terpadu dengan manajemen pola terpadu (total quality management), antara karyawan terjalin keterbukaan, kebersamaan, kepekaan, dan toleransi. Selain hal tersebut ada banyak faktor yang mendasari dalam upaya peningkatan efektivitas kinerja aparatur. Faktor-faktor dasar dan penentu tersebut diantaranya adalah lingkungan, perilaku manajemen, job description, desain dan analisis jabatan, analisis beban kerja, penilaian kinerja, umpan balik, kesejahteraan dan lain sebagainya.<br />
<br />
Keberhasilan suatu organisasi dalam melaksanakan pelayanan publik berstandar global sangat tergantung pada aparatur yang memberikan pelayanan dalam organisasi tersebut. Organisasi yang dinamis dan visioner akan selalu mengikuti perkembangan dunia global dan mensikapinya dengan perubahan dalam upaya memenuhi tuntutan globalisasi. Aparatur sebagai pelayan publik senantiasa dituntut untuk selalu siap dalam menghadapi arus globalisasi dengan cara selalu meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dimilikinya. Kesiapan aparatur akan sangat menentukan citra lembaga atau organisasinya, citra lembaga selain dipengaruhi oleh sistem manajemen, juga sangat dipengaruhi oleh hasil atau kualitas pelayanan publik yang telah dilaksanakan, bisa atau tidak memberikan kepuasan kepada masyarakat yang dilayaninya.<br />
<br />
STRATEGI PENINGKATAN KAPASITAS APARATUR DALAM PELAYANAN PUBLIK BERSTANDAR GLOBAL<br />
Aparatur Pemerintah yang tanggap terhadap situasi dan kondisi sekarang ini tentu merasa prihatin akan efektivitas kerja dan kualitas kinerja pelayanan beberapa lembaga penyelenggara pelayanan publik. Dalam UU. No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 dijelaskan bahwa pelaksanaan program pembangunan aparatur negara masih menghadapi berbagai permasalahan dalam penyelenggaraan negara dan pemerintahan. Permasalahan tersebut, antara lain masih terjadinya praktik-praktik penyalahgunaan kewenangan dalam bentuk KKN dan belum terwujudnya harapan masyarakat atas pelayanan yang cepat, murah, manusiawi, dan berkualitas. Upaya yang sungguh-sungguh untuk memberantas KKN dan meningkatkan kualitas pelayanan publik sebenarnya telah banyak dilakukan. Walaupun demikian, hasil yang dicapai belum cukup menggembirakan. Kelembagaan pemerintah, baik di pusat maupun di daerah, masih belum terlihat efektif dalam membantu pelaksanaan tugas dan sistem manajemen pemerintahan juga belum efisien dalam menghasilkan dan menggunakan sumber-sumber daya. Upaya-upaya untuk meningkatkan profesionalisme birokrasi masih belum sepenuhnya dapat teratasi mengingat keterbatasan dana pemerintah. <br />
<br />
Oleh karena itu untuk mengatasi permasalahan dan untuk mewujudkan Indonesia sebagai Bangsa yang berdaya saing tinggi dan siap menghadapi tantangan-tantangan globalisasi dan mampu memanfaatkan peluang yang ada, maka Pemerintah merencanakan pembangunan aparatur negara dilakukan melalui reformasi birokrasi untuk meningkatkan profesionalisme aparatur negara dan untuk mewujudkan tata pemerintahan yang baik, di pusat maupun di daerah agar mampu mendukung keberhasilan pembangunan di bidang-bidang lainnya (RPJPN 2005-2025). <br />
<br />
Dari hasil penelitian dan survei yang dilakukan oleh para peneliti, diperoleh hasil yang sangat memprihatinkan bahwa rata-rata efektivitas kerja sehari-hari seorang PNS hanya sebesar dua sampai tiga jam efektif kerja atau dua belas sampai delapan belas jam setiap minggu. Kalau dibuat hitungan kasar masih berkisar 40%-60% dari kewajiban beban jam kerja yaitu 37,5 jam kerja setiap minggu. Hal ini menandakan banyak waktu yang belum dioptimalkan para aparatur dalam pelayanan publik, sehingga masih banyak waktu yang terbuang diluar jam efektif tersebut. Sinyalemen tersebut perlu segera disikapi dengan terbuka dan introspeksi diri bagi para aparatur penyelenggara negara agar selalu berupaya meningkatkan kapasitasnya dan menjadikan tantangan bagi aparatur runtuk segera melakukan perbaikan kinerja. <br />
<br />
Banyak faktor serta aspek-aspek yang mendasari mengapa seorang aparatur, yang seharusnya bertugas sebagai abdi negara dan berkewajiban melayani keperluan-keperluan masyarakat sesuai dengan ketugasan pokok dan fungsinya. Kewajiban yang harusnya dilaksanakan seoptimal mungkin tetapi karena berbagai macam alasan hanya dilaksanakan setengah-setengah, atau ada kemungkinan terjadi pada aparatur bahwa yang terpenting bagi mereka rajin datang ke kantor setiap hari, absen pagi dan sore tanpa melihat kualitas dan kuantitas hasil pekerjaan yang seharusnya dihasilkan. Faktor-faktor yang sering dikeluhakan biasanya berkisar padi gaji kecil, penghasilan pas-pasan, fasilitas kurang, kesenjangan pendapatan yang jauh antara atasan dan bawahan, dikotomi instansi kering dan basah, aspek manajerial kurang proporsional dan profesional, aspek daftar urut menjadi pejabat atas dasar kedekatan bukan kepangkatan, dan sebagainya. <br />
<br />
Aspek-aspek tersebut satu dengan yang lain saling mempengaruhi sehingga berdampak kurang baik dalam upaya peningkatan efisiensi kerja aparatur. Seorang yang PNS yang kreatif tentu tidak akan membiarkan waktu luang yang ada berlalu begitu saja dengan tanpa menghasilkan sesuatu yang berguna. Mereka tentu akan mencoba menjabarkan lebih lanjut job description yang telah ada ke dalam program-program serta kegiatan-kegiatan dalam rangka pengembangan kualitas diri serta bagi perkembangan dan kemajuan organisasi atau lebih khusus lagi instansi dimana PNS tersebut bekerja.<br />
<br />
Menurut James F. Bolt dan Geary A. Rummler, 1992 (dalam A. Dale Timpe, 2000) mengatakan bahwa orang dapat bekerja seefektif mungkin, apabila terpenuhi keadaan berikut:<br />
1. Tugas atau pekerjaan jelas. Mereka mengetahui apa yang diharapkan dari mereka.<br />
2. Sumber daya yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan mudah diperoleh, yang termasuk disini diantaranya adalah informasi, waktu, uang dan peralatan yang tepat.<br />
3. Individu mempunyai kapasitas, ketrampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan tersebut.<br />
4. Individu sering menerima umpan balik tentang seberapa baik dia bekerja dibandingkan dengan harapan-harapan pekerja.<br />
5. Individu merasa puas dengan konsekuensi atau penghargaan yang mengikuti keberhasilan pelaksanaan tugas.<br />
Keadaan tersebut dapat menjadi acuan pengembangan kapasitas aparatur. Pada akhirnya yang terpenting dalam upaya peningkatan kapasitas aparatur pemerintah dalam pelayanan publik berstandar global adalah penentuan serta penetapan strategi yang tepat dengan disertai konsekuensi serta komitmen yang kuat dalam pelaksanaannya. Strategi tersebut dapat dengan cara meminimalisasi faktor-faktor negatif serta optimalisasi faktor-faktor positif yang berpengaruh terhadap upaya peningkatan kapasitas aparatur berstandar global. Berikut ini adalah contoh strategi yang banyak dijumpai aplikasinya di lapangan:<br />
1. Peraturan-peraturan yang berkaitan dengan peningkatan kapasitas aparatur dilaksanakan dengan konsisten, terpadu, dan berkelanjutan dalam setiap pengembangan karir pegawai, sehingga dapat selalu dijadikan landasan dalam menentukan kebijakan penentuan jabatan, promosi, dan proses pengembangan karir aparatur selanjutnya.<br />
2. Menyempurnakan bentuk-bentuk kelembagaan beserta uraian tugas dan fungsi organisasi sesuai dengan kebutuhan pelayanan yang diharapkan oleh masyarakat. <br />
3. Analisis kebutuhan pegawai berdasarkan beban kerja dan kebutuhan organisasi sesuai dengan kapasitas tugas dan fungsi kelembagaan yang ada.<br />
4. Sistem rekrutmen pegawai berdasarkan kompetensi dan kebutuhan di lapangan atas dasar analisis kebutuhan dan beban kerja pegawai. <br />
5. Penempatan dan penataan personil dalam jabatan perlu disesuaikan dengan standard kompetensi jabatan disertai dengan spesifikasi jabatan yang jelas dan benar-benar diperlukan atas dasar kemampuan dan beban kerja dalam rangka meningkatkan pelayanan publik. <br />
6. Menyederhanakan struktur organisasi, sehingga lebih mengedepankan fungsinya dibandingkan dengan memperluas struktur yang ada.<br />
7. Menerapkan sistem aplikasi pelaksanaan penilaian prestasi kerja pegawai, sehingga setiap prestasi dan data pegawai dapat terdata dengan baik, mulai dari tingkat kedisiplinan, pendidikan formal, diklat aparatur yang pernah diikuti, penilaian pimpinan, dan sebagainya.<br />
8. Pendidikan dan pelatihan pegawai yang berbasis kompetensi jabatan atau kebutuhan organisasi dikembangkan dan berdampak dalam pengembangan karir selanjutnya.<br />
9. Sistem penyesuaian ijazah belum menjamin kesesuaian dengan kompetensi dan kebutuhan organisasi.<br />
10. Pedoman pola karier dan pola rotasi pegawai mengarah pada peningkatan kompetensi pegawai.<br />
11. Meningkatkan tunjangan kinerja atas dasar efektivitas kinerja, beban kerja, dan prestasi kerja.<br />
12. Menentukan pimpinan organisasi secara terbuka, profesional, adil, dan tidak diskriminatif sesuai dengan kompetensi yang dimiliki.<br />
13. Peningkatan sarana dan prasarana yang lengkap dan mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi dalam upaya mendukung pelayanan publik berstandar global.<br />
14. Menjalin jejaring kerjasama dengan pihak ke tiga yang dapat membantu peningkatan kapasitas aparatur.<br />
15. Bekerja dengan profesional dan menghindari pengaruh intervensi politik yang tidak kondusif.<br />
<br />
PENUTUP<br />
Para pimpinan dan aparatur pengawas instansi pemerintah atau melalui sistem pengendalian internal instansi pemerintah, sangat menentukan tingkat komitmen para aparatur dalam upaya meningkatkan kapasitas aparatur serta kinerja pelayanan. Selain itu para aparatur yang berkualitas perlu berusaha dan selalu berupaya untuk mengembangkan kapasitasnya dalam bentuk peningkatan pengetahuan, ketrampilan, serta sikap dan perilaku. Hal tersebut akan dapat terwujud apabila didukung pula dengan kemampuan meminimalisasi kondisi negatif faktor-faktor eksternal dan internal yang membebani kinerja pelayanan publik. Menghadapi globalisasi yang terus berjalan ini, para aparatur perlu selalu disiapsiagakan untuk mengantisipasi setiap keadaan di berbagai sektor pelayanan publik. Kemampuan akan teknologi dan informasi menjadi prioritas dari setiap program kegiatan pengembangan sumberdaya manusia dan penguatan kelembagaan publik.<br />
<br />
Pada akhirnya peningkatan kapasitas aparatur dalam pelayanan publik berstandar global memerlukan upaya kerja keras di seluruh sitem birokrasi. Standar global memerlukan kemampuan untuk melaksanakan setiap beban tugas dan tanggung jawab dengan standar yang tinggi dan yang terbaik yang bisa dilakukan oleh setiap aparatur, melebihi dari sekedar standar pelayanan minimal. Dukungan situasi politik yang kondusif, para pemimpin atau policy maker yang bijaksana dan bisa dijadikan teladan, sumberdaya manusia aparatur yang kompeten dan profesional, pemberdayaan aparatur dan penempatan personil yang sesuai keahliannya, disertai dukungan sarana dan prasarana yang memadai dan sesuai dengan teknologi terkini, maka diharapkan efektivitas kinerja aparatur pemerintah dapat tertingkatkan, pelayanan publik akan memuaskan semuanya, dan terwujudnya kondisi kepemerintahan yang baik. <br />
<br />
Referensi<br />
1. UU. No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025.<br />
2. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 61 Tahun 2012 tentang Road Map Reformasi Birokrasi Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Tahun 2012-2014.<br />
3. Timpe, A. Dale. 2000, Seri Manajemen Sumber Daya Manusia, Kinerja. Cetakan Kelima : PT Elex Media Komputindo.Totok Suhartohttp://www.blogger.com/profile/01414544215645206156noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8959949698854993314.post-10991457281879342882013-04-24T08:21:00.000+07:002013-04-24T08:21:16.905+07:00TEMA DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT III ANGKATAN IV TAHUN 2013 BADAN DIKLAT DIY<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://4.bp.blogspot.com/-OayzSlRBU8o/UXczTCT8knI/AAAAAAAAAJo/epiC9YaR1Sg/s1600/isu+aktual+pim3_4+2013.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://4.bp.blogspot.com/-OayzSlRBU8o/UXczTCT8knI/AAAAAAAAAJo/epiC9YaR1Sg/s1600/isu+aktual+pim3_4+2013.png" dua="true" height="320" width="247" /></a></div>
Totok Suhartohttp://www.blogger.com/profile/01414544215645206156noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8959949698854993314.post-88335088730778217192013-03-31T16:47:00.001+07:002013-03-31T16:47:20.265+07:00EFEKTIVITAS KELEMBAGAAN PEMERINTAH DAERAH DALAM STRUKTUR ORGANISASI LOKAL<div style="text-align: center;">
ABSTRAK</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
Kelembagaan organisasi pada pemerintah daerah yang terjadi saat ini antara daerah yang satu dengan daerah lainnya sering dijumpai susunan organisasi yang bervariasi. Banyak nama-nama kelembagaan, penggabungan antarsektor, dan tingkat eselon yang berbeda padahal kewenangannya yang sama, sehingga menyulitkan masyarakat dalam mengenali nama lembaga, dinas, badan, kantor yang mereka perlukan. Bahkan terkadang di kalangan masyarakat merasa asing dengan singkatan nama-nama organisasi publik tersebut. Perbedaan yang terjadi di berbagai daerah tersebut dilatarbelakangi oleh pemahaman persepsi yang berbeda-beda dengan peraturan yang ada, unsur-unsur dan muatan-muatan politis, sarana tempat penampungan transisi bagi pejabat publik, ego sektoral, serta sarana pencairan dana Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Alokasi Khusus (DAK) dari Pemerintah Pusat. Hal tersebut tentu bertentangan dengan makna desentralisasi kewenangan yang sebenarnya diharapkan oleh masyarakat. Pemantauan dan evaluasi kelembagaan organisasi pemerintah daerah mutlak perlu dilakukan, akan ketapi yang terpenting sebenarnya adalah konsistensi dan komitmen para pejabat publik dan stakeholders yang terkait dengan penataan kelembagaan pemerintah daerah dalam menempatkan pelayanan publik sebagai tujuan utama dari dibentuknya struktur organisasi lokal pemerintah daerah.<br />
<br />
Kata kunci: Kelembagaan, bervariasi, desentralisasi kewenangan, komitmen, pejabat publik, struktur organisasi lokal<br />
<div>
</div>
LATAR BELAKANG<br />
Masyarakat melihat citra pemerintah daerah dari kualitas layanan publik suatu lembaga organisasi yang ada. Citra organisasi dapat terangkat dengan kerja keras yang dilakukan oleh setiap satuan organisasi perangkat daerah (SOPD) dalam melayani kebutuhan-kebutuhan pelayanan yang diperlukan oleh masyarakat. Sehingga kuantitas atau jumlah serta bentuk-bentuk kelembagaan yang dibentuk oleh pemerintah daerah harus berdasarkan kepada kebutuhan-kebutuhan yang ada dan diperlukan oleh masyarakat di wilayah pemerintah daerah.<br />
<div>
</div>
Pendekatan akan pemenuhan kebutuhan pelayanan yang efektif dan efisien bagi masyarakat di wilayah Republik Indonesia ditindaklanjuti oleh Pemerintah Pusat dan DPR dengan melaksanakan pemekaran di berbagai daerah atau wilayah yang ada baik tingkat provinsi maupun kabupaten. Pada tahun 2012 terbentuk beberapa pemerintah daerah baru diantarannya Provinsi Kalimantan Utara, Kabupaten Pangandaran Jawa Barat, Kabupaten Pesisir Barat Lampung, Kabupaten Manokwari Selatan Papua Barat, dan Kabupaten Pegunungan Arfak Papua Barat. Menyusul pada awal tahun 2013 terbentuk kembali Kabupaten Mahakan Hulu Kalimantan Timur, Kabupaten Malaka Nusa Tenggara Timur, Kabupaten Mamuju Tengah Sulawesi Barat, Kabupaten Banggai Laut Sulawesi Tengah, Kabupaten Pulau Taliabu Maluku Utara, Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir Sumatera Selatan, dan Kabupaten Kolaka Timur Sulawesi Tenggara. Banyaknya daerah pemekaran tersebut diharapkan dapat memperpendek jarak pelayanan publik masyarakat, sehingga pemerintah daerah melalui satuan organisasi perangkat daerah dapat lebih efektif, reponsif, dan kebutuhan masyarakat cepat terpenuhi.<br />
<div>
</div>
Menurut PPKOD LANRI, Organisasi Perangkat Daerah menunjukkan kecenderungan-kecenderungan :<br />
<ol>
<li>Muncul variasi bentuk kelembagaan atau organisasi perangkat daerah, sehingga sering mengakibatkan kesulitan dalam hubungan kerjasama antar daerah maupun antar pemerintah pusat dengan daerah, dimana dalam bidang tertentu ternyata penanganannya antara satu pemerintah daerah dengan pemerintah daerah lain berbeda level eselon yang mengelolanya. </li>
<li>Penyusunan Kelembagaan daerah selama ini lebih dikarenakan pertimbangan politis sebagai wujud intervensi lembaga politik dan DPRD atau munculnya anggapan politisasi jabatan di daerah.</li>
<li>Penataan Kelembagaan di daerah mengedepankan solusi transisi dalam rangka menampung limpahan jabatan struktural dari instansi pusat ke daerah, sehingga kecenderungan yang terjadi banyak organisasi perangkat daerah yang demikian besar.</li>
<li>Konsekuensi lain adalah terdapat organisasi perangkat daerah yang tidak memiliki kejelasan tugas dan fungsinya atau terjadi tumpang tindih tugas dengan perangkat lainnya, apalagi dikaitkan dengan pelaksanaan pelayanan kepada masyarakat.</li>
<li>Adanya kecenderungan inefisiensi alokasi anggaran yang tersedia pada masing-masing daerah. Dana Alokasi Umum (DAU) yang semestinya selain digunakan untuk belanja pegawai juga diperuntukkan bagi pembangunan dan pemeliharaan sarana dan prasarana untuk kepentingan pelayanan publik, sebagian besar tersedot untuk membiayai birokrasi atau belanja pegawai di daerah.</li>
</ol>
<div>
PEDOMAN KELEMBAGAAN PEMERINTAH DAERAH</div>
<div>
Setelah diberlakukannya Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 2003 tentang Pedoman Organisasi Perangkat Daerah ternyata belum cukup memberikan pedoman yang menyeluruh bagi penyusunan dan pengendalian organisasi perangkat daerah yang dapat menangani seluruh urusan pemerintahan, sehingga diperlukan evaluasi kelembagaan kembali dengan mencabut Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 2003 tentang Pedoman Organisasi Perangkat Daerah dan memberlakukan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007 Tentang Organisasi Perangkat Daerah.</div>
<div>
</div>
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2003 tentang Pedoman Organisasi Perangkat Daerah memberikan penjelasan bahwa organisasi perangkat daerah dibentuk berdasarkan pertimbangan kewenangan pemerintah yang dimiliki oleh Daerah, karakteristik, potensi, dan kebutuhan Daerah, kemampuan keuangan Daerah, ketersediaan sumber daya aparatur, dan pengembangan pola kerja sama antar Daerah dan/atau dengan pihak ketiga. Selain itu memberi batasan maksimal kepada Pemerintah Daerah untuk membentuk Organisasi Perangkat Daerah paling banyak 14 Dinas dan 8 Lembaga Teknis Daerah berdasarkan bidang pemerintahan yang memenuhi skor tertentu dan kurang memberikan pedoman dalam hal pengembangkan pola karier pegawai dan kinerja organisasi. Hal tersebut dievaluasi dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007 Tentang Organisasi Perangkat Daerah, dimana besaran Organisasi Perangkat Daerah didasarkan variable yang ril, yaitu variabel jumlah penduduk, luas wilayah, dan jumlah APBD masing-masing daerah. yang kemudian ditetapkan pembobotan masing-masing variabel yaitu 40% (empat puluh persen) untuk variabel jumlah penduduk, 35% (tiga puluh lima persen) untuk variabel luas wilayah dan 25% (dua puluh lima persen) untuk variabel jumlah APBD, serta menetapkan variabel tersebut dalam beberapa kelas interval. Demikian juga mengenai jumlah susunan organisasi disesuaikan dengan beban tugas masing-masing perangkat daerah.<br />
<div>
</div>
Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007 Tentang Organisasi Perangkat Daerah, perumpunan urusan pemerintahan diberlakukan ketentukan-ketentuan hal-hal sebagai berikut.<br />
<div>
</div>
1. Penyusunan organisasi perangkat daerah berdasarkan pertimbangan adanya urusan pemerintahan yang perlu ditangani.<br />
2. Penanganan urusan tidak harus dibentuk ke dalam organisasi tersendiri.<br />
3. Dalam hal beberapa urusan yang ditangani oleh satu perangkat daerah, maka penggabungannya sesuai dengan perumpunan urusan pemerintahan yang dikelompokkan dalam bentuk dinas dan lembaga teknis daerah.<br />
4. Perumpunan urusan yang diwadahi dalam bentuk dinas terdiri dari:<br />
a. bidang pendidikan, pemuda dan olahraga;<br />
b. bidang kesehatan;<br />
c. bidang sosial, tenaga kerja dan transmigrasi;<br />
d. bidang perhubungan, komunikasi dan informatika;<br />
e. bidang kependudukan dan catatan sipil;<br />
f. bidang kebudayaan dan pariwisata;<br />
g. bidang pekerjaan umum yang meliputi bina marga, pengairan, cipta karya dan tata ruang;<br />
h. bidang perekonomian yang meliputi koperasi dan usaha mikro, kecil dan menengah, industri dan perdagangan;<br />
i. bidang pelayanan pertanahan;<br />
j. bidang pertanian yang meliputi tanaman pangan, peternakan, perikanan darat, kelautan dan perikanan, perkebunan dan kehutanan;<br />
k. bidang pertambangan dan energi; dan<br />
l. bidang pendapatan, pengelolaan keuangan dan aset.<br />
5. Perumpunan urusan yang diwadahi dalam bentuk badan, kantor, inspektorat, dan rumah sakit, terdiri dari:<br />
a. bidang perencanaan pembangunan dan statistik;<br />
b. bidang penelitian dan pengembangan;<br />
c. bidang kesatuan bangsa, politik dan perlindungan masyarakat;<br />
d. bidang lingkungan hidup;<br />
e. bidang ketahanan pangan;<br />
f. bidang penanaman modal;<br />
g. bidang perpustakaan, arsip, dan dokumentasi;<br />
h. bidang pemberdayaan masyarakat dan pemerintahan desa;<br />
i. bidang pemberdayaan perempuan dan keluarga berencana;<br />
j. bidang kepegawaian, pendidikan dan pelatihan;<br />
k. bidang pengawasan; dan<br />
l. bidang pelayanan kesehatan.<br />
6. Perangkat daerah yang dibentuk untuk melaksanakan urusan pilihan, berdasarkan pertimbangan adanya urusan yang secara nyata ada sesuai dengan kondisi, kekhasan dan potensi unggulan daerah.<br />
7. Pelaksanaan tugas dan fungsi staf, pelayanan administratif serta urusan pemerintahan umum lainnya yang tidak termasuk dalam tugas dan fungsi dinas maupun lembaga teknis daerah dilaksanakan oleh sekretariat daerah.<br />
<br />
Ketentuan-ketentuan tersebut memberikan peluang bagi Pemerintah Daerah untuk menyusun struktur organisasi dan tata laksana sesuai dengan kebutuhannya masing-masing. Dampak yang terjadi akan membuat variasi nomenklatur instansi-instansi di Pemerintah Daerah. Ada kemungkinan terjadi ketidakkonsistensian antara tujuan organisasi dibentuk dengan kepentingan-kepentingan tertentu. Dapat juga terjadi karena intervensi politik, ego sektoral, dan adu argumentasi sesuai dengan kepentingan masing-masing. Sehingga dapat mengakibatkan kurangnya efektivitas susunan kelembagaan yang terbentuk.<br />
<div>
</div>
PENINGKATAN KINERJA KELEMBAGAAN DALAM STRUKTUR ORGANISASI LOKAL<br />
Menurut Muttaqin dari PKP2A II LAN Tahun 2010, dari kajian implikasi penataan organisasi perangkat daerah berdasarkan PP 41/2007 yang dilaksanakan di 6 (enam) Kabupaten/Kota yaitu Kota Manado, Kabupaten Sorong, Kota Palu, Kota Mataram, Kota Ternate dan Kabupaten Jembrana, dijelaskan sebagai berikut <br />
<div>
</div>
1. Penataan organisasi perangkat daerah berdasarkan PP Nomor 41/2007, membuat organisasi semakin besar/gemuk dan bertentangan dengan asaz miskin struktur kaya fungsi.<br />
2. Perumpunan OPD dalam PP Nomor 41/2007 tidak sesuai kebutuhan pemerintah daerah dan bertentangan fakta dan praktek penyelenggaraan pemerintahan.<br />
3. Perumpunan OPD dalam PP Nomor 41/2007 memberi kontribusi pada makin besarnya OPD yang dibentuk.<br />
4. Sulit berkembang jabatan fungsional, karena dalam PP Nomor 41/2007, cenderung lebih fokus pada pengembangan jabatan struktural.<br />
5. Banyak pembentukan OPD berdasarkan kebutuhan pemerintah pusat, yang mengakibatkan semakin besarnya OPD Pemerintah daerah.<br />
6. Terdapat daerah yang tidak mengikuti penetapan besaran organisasi tetapi ada yang berdasarkan kebutuhan Pemda ada juga yang berdasarkan kepentingan aparatur.<br />
7. Penambahan jumlah OPD tidak selalu diikuti oleh penambahan jumlah jabatan.<br />
<div>
</div>
Dari kajian tersebut direkomendasikan beberapa hal sebagai berikut:<br />
1. Pembentukan OPD hendaknya berdasarkan kebutuhan pemerintah Daerah.<br />
2. Hedaknya peraturan pemerintah terkait dengan penataan OPD Pemerintah daerah memperhatikan Pengembangan jabatan fungsional.<br />
3. Pengaturan pembentukan OPD sebaiknya tidak berdasarkan pengelompokan rumpun Dinas dan LTD akan tetapi berdasarkan fungsi pemerintahan yang dilaksanakan Perbaikan perumpunan.<br />
4. Kebijakan pemerintah selain PP Nomor 41/2007, terkait dengan pembentukan OPD, sebaiknya ditinjau ulang sebab untuk menhindari pembentukan OPD Pemerintah daerah yang hanya berdasarkan pada kepentingangan pusat.<br />
<div>
</div>
Kelembagaan atau organisasi pemerintah saat ini memerlukan peningkatan kualitas kinerja dalam setiap perencanaan maupun pelaksanaan program dan kegiatan secara terpadu dan berkelanjutan. Keterlibatan bersama antarsektor dan bidang urusan penyelenggaraan pemerintahan dalam pembangunan akan mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat. Setiap lembaga organisasi pemerintah bertanggung jawab meningkatkan kualitas kinerja, sehingga pada setiap akhir periode tahun anggaran dapat mewujudkan azas akutabilitas dari program dan kegiatan pembangunan yang telah direncanakan. Peningkatan kualitas kinerja akan terlihat dari seberapa jauh tercapainya indikator kinerja penyelenggaraan pemerintahan pada fokus bidang urusan penyelengaraan pemerintahan. Indikator kinerja tersebut merupakan kriteria yang merupakan ukuran batas minimal tingkat pencapaian atau prestasi kerja setiap lembaga sesuai dengan kewenangan, tugas pokok, dan fungsinya.<br />
<div>
</div>
Keterpaduan menjadi prioritas utama untuk dapat mewujudkan kinerja yang maksimal, antarlembaga pemerintah saling mengkolaborasikan antara kerjasama dengan kebutuhan yang menjadi tugas pokok dan fungsi instansi dan diperlukan untuk segera dilaksanakan dalam bentuk program kegiatan suatu lembaga pemeritah. Sejak otonomi daerah berlangsung daerah dituntut untuk dapat mandiri mengelola pemerintahannya secara optimal.. Kemandirian ini diperlukan untuk mengurangi ketergantungan dari pemerintah pusat, baik dari segi anggaran, sumberdaya aparatur, maupun sarana dan prasarana lainnya.<br />
<div>
</div>
Beberapa kewenangan pemerintahan sudah ditangani oleh Pemerintah Daerah baik oleh Pemerintah Provinsi, Kabupaten, dan Kota. Kewenangan tersebut mempunyai konsekuensi baru bagi pemerintah daerah untuk dapat mengelola kewenangan tersebut secara profesional. Sehingga banyak hal yang perlu dilakukan sebagai persiapan untuk menghadapi tugas dan tanggung jawab pemerintah daerah berkenaan dengan tuntutan otonomi daerah. Tentu saja dalam penanganannya tidak dapat secara langsung dilakukan proses peralihan tersebut, proses perlu dilakukan secara bertahap, mulai dari bagaimana sumberdaya aparatur, pendanaan atau anggaran biaya, aset-aset institusi, bentuk kelembagaan, tatalaksana mekanisme koordinasi, pembinaan, serta kerjasama.<br />
<div>
</div>
<div>
KESIMPULAN</div>
<div>
Efektivitas kelembagaan atau organisasi pemerintah daerah saat ini memerlukan pembuktian pelayanan organisasi yang terbaik dari setiap Pemerintah Daerah. Hal tersebut memerlukan upaya peningkatan kualitas kinerja dalam setiap perencanaan maupun pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan secara terpadu dan berkelanjutan. Peningkatan kualitas kinerja kelembagaan pemerintah yang terpadu memerlukan kerjasama yang harus dilakukan antarpemerintah daerah dan dengan pemerintah pusat, kemudian secara bersama mengkaji pengembangan kelembagaan secara konseptual maupun aplikatif. Keterpaduan menjadi prioritas utama untuk dapat mewujudkan kinerja yang maksimal, antarlembaga pemerintah saling mengkolaborasikan antara kerjasama dengan kebutuhan yang menjadi tugas pokok dan fungsi instansi.</div>
<div>
</div>
Efektivitas kelembagaan Pemerintah Daerah dalam struktur dan organisasi lokal akan terwujud apabila struktur organisasi dibuat atas dasar komitmen para stakeholders pembuat kebijakan publik untuk mengedepankan kepentingan pemenuhan kebutuhan masyarakat dan internalnya secara efektif dan efisien. Citra Pemerintah Daerah akan terangkat bila pelayanan publik dapat dilakukan dengan optimal dan memuaskan. Miskin struktur tetapi kaya akan fungsi-fungsi untuk memenuhi kebutuhan publik secara tepat, cepat, efektif, dan efisien.<br />
<div>
</div>
<div>
REFERENSI </div>
Muttaqin. 2010. Implikasi Penerapan PP 41/2007 pada Organisasi Perangkat Daerah. PKP2A II LAN RI Makassar. http://lanmakassar.info/gambar/uploadpenelitian/implikasi-penerapan-pp-412007-pada-organisasi-perangkat-daerah--30-5.pdf, diakses 3-3-2013.<br />
<div>
PKKOD LAN RI. Penataan Kelembagaan Pemerintah Daerah dalam rangka Pengelolaan Pemerintahan Yang Baik. http://www.pkkod.lan.go.id/index.php?mod=5&det=1 . diakses 3 maret 2013</div>
<div>
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007 Tentang Organisasi Perangkat Daerah</div>
<div>
Bappenas RI. http://otda.bappenas.go.id/images/stories/data_kelembagaan_daerah/data_kelembagaan_daerah_2.pdf. Diakses 3-3-2013.</div>
<div>
Bappenas RI. http://otda.bappenas.go.id/images/stories/data_kelembagaan_daerah/data_kelembagaan_daerah_3.pdf. Diakses 3-3-2013.</div>
Totok Suhartohttp://www.blogger.com/profile/01414544215645206156noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8959949698854993314.post-36972431130873392102013-02-28T17:28:00.000+07:002013-02-28T17:29:41.010+07:00TEMA DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT III ANGKATAN II 2013 BADAN DIKLAT D.I.Y.<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://1.bp.blogspot.com/-SIuMiPlib7c/US8w1pB2ZcI/AAAAAAAAAJY/w78Wx4HgAuE/s1600/2013.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" gsa="true" height="320" src="http://1.bp.blogspot.com/-SIuMiPlib7c/US8w1pB2ZcI/AAAAAAAAAJY/w78Wx4HgAuE/s320/2013.jpg" width="257" /></a></div>
Totok Suhartohttp://www.blogger.com/profile/01414544215645206156noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8959949698854993314.post-52898963365297210262013-02-28T17:05:00.000+07:002013-02-28T17:05:03.007+07:00IMPLEMENTASI KECERDASAN SPIRITUALImplementasi kecerdasan spiritual dalam kehidupan berorganisasi, khususnya di kalangan birokrasi akan berdampak positif bagi setiap aparatur penyelenggara negara dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya. Aparatur yang sadar terhadap perubahan sikap dan perilaku akan meningkatkan integritas dengan berperilaku jujur, konsisten, dan tegas sesuai dengan kode etik PNS.<br />
<br />
<br />
Penerapan Kecerdasan Spiritual dalam rangka peningkatan organisasi memerlukan rencana tindak lanjut yang terprogram. Program dibuat untuk perencanaan target-target perubahan yang perlu dilakukan untuk meningkatkan prestasi kerja dari organisasi. Program dapat dibuat oleh masing-masing individu atau per kelompok kerja dalam organisasi aparatur pemerintah. Penerapan kecerdasan spiritual dalam menjalankan pemerintahan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi aparatur tersebut bekerja memerlukan penanaman pentingnya perubahan yang tulus dari dalam hati, perubahan yang konsisten memenuhi komitmen, dan pembiasaan yang terus menerus dilakukan. <br />
<br />
Menurut AA Gym dalam Sovia Emmy (2011) perlu 4 hal dalam pola pembinaan SDM, yaitu.<br />
1. Adanya keteladanan<br />
2. Adanya pendidikan yang berkesinambungan.<br />
3. Adanya sistem yang kondusif.<br />
4. Dilandasi dengan kekuatan ibadah. <br />
<br />
Tanda-tanda dari SQ yang telah berkembang dengan baik menurut Danah Zohar (2002) mencakup hal-hal sebagai berikut.<br />
1. Kemampuan bersikap fleksibel (adaptif secara spontan dan aktif).<br />
2. Tingkat kesadaran yang tinggi.<br />
3. Kemampuan untuk menghadapi dan memanfaatkan penderitaan.<br />
4. Kemampuan untuk menghadapi dan melampaui rasa sakit.<br />
5. Kualitas hidup yang diilhami oleh visi dan nilai-nilai.<br />
6. Keengganan untuk menyebabkan kerugian yang tidak perlu.<br />
7. Kecenederungan untuk melihat keterkaitan antara berbagai hal (berpandangan holistik).<br />
8. Kecenederungan nyata untuk bertanya mengapa? Atau bagaimana jika? Untuk mencari jawaban-jawaban yang mendasar.<br />
9. Menjadi apa yang disebut oleh para psikolog sebagai bidang mandiri yaitu memiliki kemudahan untuk bekerja melawan konvensi.<br />
Totok Suhartohttp://www.blogger.com/profile/01414544215645206156noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-8959949698854993314.post-77454300990664773692013-01-31T07:53:00.003+07:002013-01-31T07:55:59.290+07:00INTERNALISASI KECERDASAN SPIRITUALCara melatih untuk menerapkan hasil rencana tindak lanjut proses perubahan Kecerdasan Spiritual yang diinginkan dapat dilakukan dengan beberapa metode sebagai berikut.<br />
<ol>
<li>Merubah Imprint, yaitu peristiwa masa lalu yang terekam dalam pikiran seseorang sehingga membawa dampak yang buruk dalam sikap dan perilaku.</li>
<li>Mengikuti program atau pelatihan ESQ.</li>
<li>Soft touch melalui: lagu, film, dan doa-doa yang menyentuh perasaan dan hati.</li>
<li>Refleksi/pembelajaran dari pengalaman.</li>
<li>Perenungan.</li>
<li>Meningkatkan keruhanian.</li>
<li>Berserah diri kepada Tuhan Yang Maha Kuasa.</li>
</ol>
<div>
</div>
Tahapan internalisasi akan berjalan sesuai dengan harapan apabila aparatur menyadari hal-hal sebagai berikut.<br />
<ol>
<li>Kesadaran akan pentingnya perubahan untuk menjadi lebih baik.</li>
<li>Motivasi kuat untuk melakukan perubahan.</li>
<li>Disiplin diri terhadap komitmen yang ingin dijalankan.</li>
<li>Merefleksikan setiap pengalaman sebagai suatu proses pembelajaran.</li>
<li>Merenungkan dengan sepenuh hati setiap umpan balik atau saran untuk perubahan.</li>
<li>Mensyukuri setiap tahapan perubahan yang terjadi.</li>
</ol>
Totok Suhartohttp://www.blogger.com/profile/01414544215645206156noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8959949698854993314.post-31107711414263442432012-12-31T09:56:00.000+07:002012-12-31T09:56:13.280+07:00BUKTI ILMIAH KECERDASAN SPIRITUAL DALAM PEMBERDAYAAN SDM ORGANISASIMenurut Peter Senge (2006) “pada intinya, setiap organisasi adalah produk dari bagaimana anggotanya berfikir dan berinteraksi satu sama lain. Organisasi tidak dapat lagi dipandang seperti benda”. Organisasi yang baik kinerjanya tergantung dari pemikiran bersama dari setiap anggota-anggota yang ada di dalamnya. Dari partisipasi masing-masing anggota secara aktif berkontribusi positif terhadap organisasinya akan membawa organisasi menjadi lebih berkinerja secara optimal.<br />
Perilaku para aparatur yang berhasil mendapatkan sentuhan kecerdasan spiritual akan terlihat pada konsep diri yang dimilikinya, cermin diri dari aparatur tersebut akan terlihat keikhlasan yang luar biasa dalam bersikap dan berperilaku. Bekerja sepertinya tanpa pamrih, lebih mengedepankan kewajiban dibandingkan haknya, rajin beribadah, jujur, dan selalu bekerja dengan penuh semangat. Bukti ilmiah kecerdasan spiritual dalam pemberdayaan sumberdaya manusia organisasi dapat terlihat pada aktivitas aparatur pada lembaga dimana mereka bekerja.<br />Banyak bukti ilmiah mengenai SQ, penelitian-penelitian yang diantaranya dilakukan oleh: (1) neuropsikologi Michael Persinger di awal 1990-an, dan 1997 oleh neurolog Ramachandran bersama timnya di Universitas California mengenai adanya “titik Tuhan” (God Spot) dalam otak manusia. Melalui pengamatan terhadap otak dengan topograpi emisi positron, area-area saraf tersebut akan bersinar tatkala subyek penelitian diarahkan untuk mendiskusikan topik spiritual atau agama. (2) penelitian neurolog Austria Wolf Singer di tahun 1990-an tentang “problem ikatan” membuktikan adanya proses saraf dalam otak yang dicurahkan untuk menyatukan dan memberi makna pada pengalaman kita, semacam proses saraf yang benar-benar “mengikat” pengalaman kita. Penelitian ini menawarkan isyarat tentang adanya model kecerdasan ketiga yaitu SQ. (3) Terrance Deacon membuktikan dalam penelitiannya bahwa bahasa adalah sesuatu yang unik pada manusia, suatu aktivitas yang pada dasarnya bersifat simbolik dan berpusat pada makna, yang berkembang bersama dengan perkembangan yang cepat dalam cuping-cuping depan otak. Seluruh program penelitian Deacon mengenai evolusi imajinasi simbolis dan perannya dalam evolusi sosial dan otak mendukung kemampuan kecerdasan yang kita sebut SQ (Zulkifli Sidiq, dalam http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_BIASA/196010151987101-ZULKIFLI_SIDIQ/SPIRITUAL_QUOTIENT.pdf diakses tanggal 5-10-2012).<br />
<br />
Totok Suhartohttp://www.blogger.com/profile/01414544215645206156noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8959949698854993314.post-84919897549129198302012-11-30T20:37:00.003+07:002012-11-30T20:38:11.802+07:00KONTRIBUSI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TRAINING OF TRAINERS (TOT) TERHADAP KINERJA ALUMNI<div style="text-align: center;">
ABSTRAK</div>
<br />
<br />
Kontribusi alumni Diklat Training of Trainers (TOT) dapat dilihat dari 3 (tiga) unsur indikator, yaitu indikator tingkat perbaikan kinerja alumni, indikator pendayagunaan alumni, dan indikator tingkat kesesuaian pengetahuan dan ketrampilan selama diklat dengan kebutuhan kompetensi di lapangan. Hasil penelitian dari jawaban 13 (tiga belas) responden yang terdiri dari, 4 orang atasan, 1 orang teman sejawat, dan 8 orang alumni Diklat Training of Trainers (TOT) yang diselenggarakan oleh Badan Diklat Provinsi DIY. secara analisis kuantitatif diperoleh kecenderungan responden hasil perbaikan tingkat kinerja alumni yang baik (46,20%) dan dari hasil rerata keseluruhan skor responden didapatkan angka 3,71 termasuk dalam kategori baik. Tingkat pendayagunaan alumni menurut kecenderungan terbesar responden diperoleh hasil yang sedang (61,50%), hasil rerata keseluruhan skor responden didapatkan angka 2,98 termasuk dalam kategori sedang. Sedangkan tingkat kesesuaian pengetahuan dan ketrampilan selama diklat dengan kebutuhan kompetensi di lapangan diperoleh kecenderungan terbesar yang memuaskan (76,92%), hasil rerata keseluruhan skor responden didapatkan angka 3,78 termasuk dalam kategori baik. Secara umum hasil analisis kualitatif para peserta menginginkan adanya program diklat dapat dilanjutkan, praktek diperbanyak dibandingkan teori, sarana dan prasarana diklat perlu ditingkatkan, Widyaiswara pengampu materi dapat dijadikan contoh dalam proses pembelaaran, dan pemilihan calon peserta dengan standar kompetensi yang sesuai dengan tujuan yang diharapkan dalam pelatihan.<br />
<br />
Kata kunci: kinerja alumni, pendayagunaan alumni, kebutuhan kompetensi, analisis kuantitatif, kecenderungan terbesar respondeni, rerata skor responden, analisis kualitatif.<br />
<br />
BAB I<br />
PENDAHULUAN<br />
<br />
A. Latar Belakang<br />
Pendidikan dan pelatihan aparatur yang dikenal dengan sebutan diklat aparatur saat ini merupakan suatu upaya untuk meningkatkan kompetensi seorang aparatur. Aparatur terdiri dari pejabat struktural Eselon IV, Eselon III, Eselon II, Eselon I, pejabat fungsional tertentu, dan staf pelaksana atau fungsional umum. Kompetensi tersebut terdiri dari aspek kognisi, afeksi, dan psikomotoris, sehingga diharapkan dengan terselenggaranya diklat aparatur tersebut para birokrat/aparatur/pegawai negeri sipil (PNS) akan menjadi profesional dalam melaksanakan pelayanan publik maupun tugas dan fungsinya dalam kelembagaan birokrasi.<br />
Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 101 Tahun 2000 Tentang Pendidikan Dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 198 Pasal 2 menyebutkan bahwa Diklat bertujuan:<br />
1. meningkatkan pengetahuan, keahlian, keterampilan, dan sikap untuk dapat melaksanakan tugas jabatan secara profesional dengan dilandasi kepribadian dan etika PNS sesuai dengan kebutuhan instansi;<br />
2. menciptakan aparatur yang mampu berperan sebagai pembaharu dan perekat persatuan dan kesatuan bangsa;<br />
3. memantapkan sikap dan semangat pengabdian yang berorientasi pada pelayanan, pengayoman, dan pemberdayaan masyarakat;<br />
4. menciptakan kesamaan visi dan dinamika pola pikir dalam melaksanakan tugas pemerintahan umum dan pembangunan demi terwujudnya kepemerintahan yang baik.<br />
<br />
Mengingat pentingnya tujuan diklat aparatur tersebut, maka proses penyelenggaraan suatu diklat aparatur perlu mendapatkan perhatian secara khusus dalam setiap unsur-unsur kediklatan aparatur. Unsur-unsur kediklatan aparatur terdiri dari komponen kelembagaan diklat, widyaiswara, sumberdaya manusia penyelenggara diklat, dan program diklat. Widyaiswara merupakan salah satu komponen dalam diklat aparatur yang memerlukan pembekalan secara teknis dan fungsional. Salah satu cara untuk meningkatkan kompetensi adalah dengan menyelenggarakan Diklat Training of Trainers (TOT). Diklat TOT ini diharapkan dapat membekali peserta dalam proses pembelajaran.<br />
<br />
Proses pembelajaran dalam diklat aparatur memerlukan persiapan para pengajar, pemateri, penyaji, instruktur, narasumber, fasilitator, dan widyaiswara dalam banyak hal diantaranya metode pembelajaran, memilih model-model pembelajaran, mengelola suasana kelas, dan lain-lain. Selain itu penguasaan substansi materi yang akan diajarkan kepada para peserta memerlukan dukungan kompetensi dari para aparatur yang mendapatkan tugas untuk menyampaikan suatu materi pelatihan.<br />
<br />
Mengingat pentingnya Diklat Training of Trainers (TOT) dan untuk mengetahui seberapa jauh tujuan dari diklat ini sudah tercapai, maka diperlukan evaluasi pascadiklat. Evaluasi pascadiklat berguna untuk mengetahui perkembangan pelaksanaan dan tingkat capaian kinerja penyelenggaraan Diklat.<br />
<br />
B. Identifikasi Masalah<br />
Pendidikan dan pelatihan Training of Trainers (TOT) akan berdampak terhadap kinerja alumni. Seberapa jauh pengaruh diklat terhadap kinerja alumni perlu diteliti lebih lanjut. Beberapa permasalahan dalam upaya melihat pengaruh tersebut diantaranya adalah.<br />
<br />
1. Belum adanya tolok ukur yang jelas terhadap kinerja alumni pascadiklat Training of Trainers (TOT).<br />
2. Tingkat pemahaman peserta diklat yang bervariasi.<br />
3. Permasalahan penerapan materi diklat di dalam pelaksanaan tugas proses pembelajaran di kelas.<br />
4. Keterbatasan pemahaman aparatur dalam menguasai perkembangan ilmu pendidikan orang dewasa (andragogi).<br />
<br />
C. Batasan Masalah<br />
Mengingat terlalu komprehensifnya masalah dalam menentukan indikator penilaian dampak kinerja alumni, maka diperlukan pembatasan masalah dalam indikator dalam menilai kontribusi Diklat Training of Trainers (TOT) terhadap kinerja alumni. Permasalahan kontribusi diklat Training of Trainers (TOT) dibatasi dalam pengaruh diklat terhadap hal perbaikan kinerja, pendayagunaan alumni, dan tingkat kesesuaian pengetahuan dan ketrampilan selama diklat dengan kebutuhan kompetensi di lapangan.<br />
<br />
D. Rumusan Masalah<br />
Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah, maka dapat dirumuskan masalah penelitian evaluasi pascadiklat Training of Trainers (TOT) adalah ”bagaimana kontribusi pendidikan dan pelatihan Training of Trainers (TOT) terhadap kinerja alumni?”.<br />
<br />
E. Tujuan<br />
Tujuan pelaksanaan penelitian evaluasi pascadiklat Training of Trainers (TOT) untuk mengetahui seberapa jauh kontribusi pendidikan dan pelatihan Training of Trainers (TOT) terhadap kinerja alumni, adapun tujuan penelitian evaluasi pascadiklat ini adalah sebagai berikut.<br />
1. Untuk mengetahui tingkat perbaikan kinerja alumni, yaitu perbaikan tindak kerja alumni yang berkaitan dengan tujuan program Diklat Training of Trainers (TOT).<br />
2. Untuk mengetahui tingkat pendayagunaan alumni, yaitu seberapa jauh pelibatan alumni dalam kegiatan-kegiatan yang ada hubungannya dengan pengetahuan dan ketrampilan yang diperolehnya dalam pelatihan.<br />
3. Untuk mengetahui tingkat kesesuaian pengetahuan dan ketrampilan selama diklat dengan kebutuhan kompetensi di lapangan, yaitu seberapa jauh kesesuaian materi pelajaran untuk dapat menunjang peningkatan kinerja instansi.<br />
<br />
F. Manfaat<br />
Manfaat evaluasi pascadiklat Training of Trainers (TOT) adalah sebagai berikut.<br />
1. Mendapatkan informasi tingkat kinerja alumni, tingkat pemberdayaan alumni, serta penerapan pengetahuan yang diperoleh alumni selama diklat.<br />
2. Umpan balik dalam rangka perbaikan program kediklatan terutama diklat yang diselenggarakan Badan Diklat Provinsi DIY.<br />
3. Mendapatkan Informasi sebagai bahan penentuan kebijakan pengembangan sumberdaya manusia aparatur Pemerintah Provinsi D.I.Y.<br />
<br />
BAB II <br />
TINJAUAN PUSTAKA<br />
Tingkat keberhasilan suatu pelatihan memerlukan feed back atau umpan balik dari berbagai pihak. Hal inilah yang melandasi pentingnya kegiatan evaluasi pascadiklat dilakukan. Efektifitas dan efisiensi suatu pelatihan perlu dilakukan evaluasi yang dilakukan secara konsisten dan terus menerus. Selain itu, evaluasi pelatihan juga dipergunakan sebagai dasar untuk memperbaiki segala kekurangan yang ada baik dalam aspek materi pelatihan, aspek penyelenggaraan, proses belajar maupun aspek lain yang berhubungan dengan kegiatan pelatihan tersebut. Untuk itu, ada berbagai cara evaluasi yang dapat dipergunakan, baik untuk mengetahui "suasana pelatihan", efektifitas metoda dan media, kemampuan fasilitator, maupun efektifitas penyelenggaraan pelatihan itu sendiri. Dalam Pendidikan Orang Dewasa, evaluasi pelatihan lebih banyak ditekankan pada aspek "perubahan tingkah laku" daripada yang bersifat peningkatan pemahaman. Oleh karena itu, evaluasi pelatihan lebih banyak dilakukan secara partisipatif yang melibatkan seluruh komponen pelatihan.<br />
<br />
A. Pengertian Evaluasi<br />
Beberapa peristilahan yang sepadan tetapi berbeda maknanya sehubungan dengan pengertian evaluasi dapat ditinjau dari pemahaman pengertian evaluasi, yaitu ditinjau dari pengertian “evaluasi” (evaluation), “pengukuran” (measurement), dan “penilaian” (assessment). Ketiga peristilahan tersebut dalam penelitian ini mengandung makna dan maksud yang sama, dan tahapannya dilakukan semuanya.<br />
<br />
Evaluasi merupakan salah satu tahapan dalam manajemen: "Controlling". Menurut Blaire R. Worthen (1986) "… Evaluation is one of the most widely discussed but little used…". Untuk dapat mengevaluasi suatu program perlu Penguasaan Teknik Evaluasi dan menghilangkan "Culture Barrier". Diantaranya adalah mampu melakukan kegiatan evaluasi terhadap kegiatan sesuai tupoksi serta mengubah mental set yang resisten terhadap kegiatan evaluasi menjadi pendorong perbaikan program.<br />
<br />
Evaluasi didefinisikan sebagai upaya yang seksama untuk mengumpulkan, menyusun dan mengolah fakta, data dan informasi untuk menyimpulkan harga, nilai, kegunaan, kinerja dan lain-lain mengenai sesuatu (barang, program, kegiatan, organisasi, pekerjaan dan lain-lain) serta menggunakan kesimpulan itu dalam proses pengambilan keputusan dan perencanaan (Sarbini, 1995).<br />
<br />
Evaluasi adalah kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk menentukan alternative yang tepat dalam mengambil sebuah keputusan (Arikunto dan Safrudin, 2009).<br />
<br />
Evaluasi adalah proses kegiatan atas tindakan atau tindakan yang dilakukan oleh Lembaga Diklat Instansi Pemerintah yang dilakukan secara teratur dan sistematis, dengan menerapkan prosedur ilmiah, dimulai dengan penentuan tujuan, perencanaan pengembangan instrumen, mengumpulkan data.informasi yang valid dan reliabel, penganalisisan data/informasi, dan menafsirkan dengan tujuan untuk menentukan nilau sesuatu dengan cara membandingkan dengan standar penilaian yang sudah disepakati untuk membuat keputusan tentang program pendidikan dan pelatihan (LAN, 2006).<br />
<br />
B. Tahapan Evaluasi<br />
Tahapan evaluasi menurut Blain R. Sanders & James R. Sanders, 1984 adalah sebagai berikut:<br />
1. Pemfokusan Evaluasi (Delineating)<br />
• Subyek Evaluasi<br />
• Jenis Data yang akan diambil<br />
• Cara pengambilan data<br />
2. Pengumpulan dan Analisa Data (Obtaining)<br />
• Sumber data<br />
• Jenis data<br />
• Populasi dan metode sampling<br />
• Cara/metode serta instrumen pengumpulan data<br />
3. Penyimpulan, Perumusan dan Penyajian Informasi Hasil Evaluasi (Providing)<br />
• Kinerja program/kegiatan beserta komponennya<br />
• Rumusan alternatif<br />
<br />
C. Metoda Evaluasi<br />
Metode evaluasi dapat digolongkan menjadi dua bagian, yaitu.<br />
1. Metode Kuantitatif, yaitu metode yang berbasis data kuantitatif dengan teknik analisis data berdasarkan kalkulasi statistik.<br />
2. Metode Kualitatif, yaitu metode yang berbasis data kualitatif.<br />
Fokus pada obyek evaluasi melalui variabel-variabel kegiatan dan informasi kegiatan. Penentuan rencana kerja meliputi penetapan rencana pelaporan, penetapan prioritas kegiatan, penetapan anggota tim dan ketugasannya, dan Penetapan jadwal.<br />
Pengumpulan data dilakukan secara langsung dari sumber data, Pengumpulan data melalui data sekunder, pengumpulan dari sumber data yang lain, dan data dari pengalaman evaluator. Pada tahapan pengumpulan data yang perlu diperhatikan adalah durasi waktu, sebaran lokasi sumber data, biaya yang tersedia, dan hambatan dari responden.<br />
Analisa data dilakukan dengan mengggunakan pendekatan yang tepat dan mudah pengoperasiannya, alokasikan waktu yang panjang, konsultasi dengan ahli, konsultasi dengan user.<br />
Dalam penyimpulan dan perumusan rekomendasi harus link and match dengan tujuan semula, rumusan alternatif rekomendasi harus jelas, skala prioritas terhadap hasil rekomendasi, rekomendasi bersifat operasional baik dari aspek teknis maupun anggaran.<br />
Evaluasi input meliputi kesiapan bahan, kesiapan peralatan, kesiapan tenaga kerja. Evaluasi proses yaitu cara/metoda, sekuensi/pentahapan, alokasi waktu. Evaluasi output untuk mengetahui sesuatu apa yang langsung dapat diperoleh dari pelaksanaan kegiatan. Evaluasi outcome menekankan terhadap kinerja/produk sesuai standarisasi yang ada.<br />
<br />
BAB III<br />
METODE PENELITIAN<br />
Metode penelitian melingkupi deskripsi obyek evaluasi, kriteria evaluasi penilaian metode kuantitatif, serta kriteria evaluasi penilaian metode kualitatif. Metode tersebut merupakan bentuk pendekatan analisis terhadap permasalahan yang ada, dengan mempergunakan parameter-parameter yang berkaitan dengan proses selama pendidikan dan pelatihan dan penerapannya di instansi.<br />
<br />
A. Deskripsi Obyek Evaluasi<br />
1. Obyek Evaluasi<br />
Obyek evaluasi pascadiklat adalah adalah Alumni/mantan Peserta Diklat Training of Trainers (TOT) yang pernah diselenggarakan di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Istimewa Yogyakarta pada tahun 2011, yang diambil sebagai responden secara random sampling terhadap alumni dan Atasan/Bawahan/Teman Sejawat/Pengguna Alumni Diklat Training of Trainers (TOT) Tahun 2012.<br />
<br />
2. Peserta Pelatihan<br />
Peserta pelatihan adalah pegawai negeri sipil di lingkungan Pemerintah DIY, Kabupaten-kabupaten di Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta. Persyaratan peserta sebagai berikut.<br />
a. Minimal Sarjana Strata 1<br />
b. Ditugaskan oleh Kepala Instansi yang bersangkutan.<br />
c. Memenuhi kriteria administratif yang telah ditentukan oleh Penyelenggara.<br />
<br />
3. Pengajar<br />
Materi pelajaran disampaikan oleh para pengajar atau penceramah yang berasal dari.<br />
a. Pejabat Struktural dari LAN RI. <br />
b. Widyaiswara dari LAN RI dan Badan Diklat DIY.<br />
<br />
B. Kriteria Evaluasi Penilaian Metode Kuantitatif<br />
Data yang diambil dari responden adalah data penilaian responden terhadap alumni, sehingga pengukuran yang dihasilkan merupakan pengukuran kinerja yang sesungguhnya tetapi lebih merupakan persepsi responden terhadap kinerja alumni. Skor jawaban dengan menggunakan skala Likert (5 pilihan) dengan skor minimal = 1 dan skor maksimal = 5.<br />
Jawaban responden terhadap kuesioner yang telah diberikan kepada alumni Diklat Training of Trainers (TOT), kemudian disusun dan diklasifikasikan ke dalam 3 (tiga) indikator atau variabel, yaitu indikator tingkat perbaikan kinerja alumni, indikator pendayagunaan alumni, dan indikator tingkat kesesuaian pengetahuan dan ketrampilan selama diklat dengan kebutuhan kompetensi di lapangan. <br />
Masing-masing variabel diberikan penilaian atau skor pada tiap-tiap bagian pertanyaan. Total skor yang dicapai masing-masing responden kemudian diklasifikasikan ke dalam 5 kategori yaitu sangat kurang, kurang, sedang, baik, dan memuaskan.<br />
Jumlah pertanyaan menentukan dalam penentuan kategori yang dipergunakan untuk mengukur variabel. Jumlah pertanyaan yang ada dalam tiap variabel yang terdapat dalam kuesioner yang ditujukan kepada responden alumni diklat, adalah sebagai berikut.<br />
1. Pertanyaan Pilihan Berganda (Multiple Choice).<br />
a. Untuk variabel tingkat perbaikan kinerja alumni : 10 soal.<br />
b. Untuk variabel pendayagunaan alumni: 10 soal.<br />
c. Variabel tingkat kesesuaian pengetahuan dan ketrampilan selama diklat dengan kebutuhan kompetensi di lapangan: 25 soal.<br />
<br />
2. Pertanyaan Terbuka sebanyak 6 buah pertanyaan.<br />
Dari jumlah pertanyaan tersebut kriteria penilaian yang dapat dijadikan sebagai kategori penilaian adalah sebagai berikut.<br />
1. Jumlah pertanyaan yang diajukan kepada responden sebanyak 10 buah.<br />
Jawaban pertanyaan keseluruhan untuk satu responden mempunyai skor maksimum = 50 dan skor minimum = 10. Interval skor dapat dihitung dengan mempergunakan perhitungan sebagai berikut.<br />
Interval yang diperoleh dipergunakan untuk menggolongkan kategori adalah sebagai berikut.<br />
a. Kategori Sangat Kurang : ≤ 18<br />
b. Kategori Kurang : 19 - 26<br />
c. Kategori Sedang : 27 - 34<br />
d. Kategori Baik : 35 - 42<br />
e. Kategori Memuaskan : > 42<br />
2. Jumlah pertanyaan yang diajukan kepada responden sebanyak 24 buah. <br />
Jawaban pertanyaan keseluruhan untuk satu responden mempunyai skor maksimum = 125 dan skor minimum = 24. Interval skor dapat dihitung dengan mempergunakan perhitungan sebagai berikut.<br />
Interval yang diperoleh dipergunakan untuk menggolongkan kategori adalah sebagai berikut.<br />
a. Kategori Sangat Kurang : ≤ 20<br />
b. Kategori Kurang : 21 - 40<br />
c. Kategori Sedang : 41 - 60<br />
d. Kategori Baik : 61 - 80<br />
e. Kategori Memuaskan : > 80<br />
3. Kriteria Penilaian Hasil Rerata Keseluruhan<br />
Kriteria penilaian kuantitatif yang lain didasarkan pada hasil rerata dari seluruh skor penilaian setiap variabel. Nilai atau skor hasil dari jawaban responden dirata-rata setiap variabel, kemudian hasil rata-rata tersebut kesimpulan hasil evaluasi dapat dilihat dari kriteria penggolongan kategori sebagai berikut.<br />
a. Kategori Sangat Kurang : 0 - 1<br />
b. Kategori Kurang : ≥ 1 - 2<br />
c. Kategori Sedang : ≥ 2 - 3<br />
d. Kategori Baik : ≥ 3 - 4<br />
e. Kategori Memuaskan: >4<br />
C. Kriteria Evaluasi Penilaian Metode Kualitatif<br />
Evaluasi penilaian dengan metode kualitatif didasarkan dari hasil jawaban responden atas pertanyaan terbuka di dalam kuesioner. Beberapa jawaban yang sama dirangkum menjadi kesimpulan. Jawaban yang berbeda-beda tetap menjadi bahan kesimpulan evaluasi pascadiklat. Meskipun jawaban orang-perorang dari responden diakui mempunyai kelemahan yang berkecenderungan subyektif, tetapi jawaban tersebut tetap diinventarisasi dengan tujuan ke arah penyempurnaan proses penyelenggaraan Diklat Training of Trainers (TOT). Untuk menghindari isian yang subyektif, jawaban yang sifatnya kualitatif dilakukan klarifikasi dengan metode Focus Group Discussion, sehingga dapat menjadi kesimpulan bersama hasil evaluasi pascadiklat Training of Trainers (TOT). <br />
Evaluasi penilaian dengan metode kualitatif tersebut dideskripsikan untuk membuat gambaran secara obyektif, sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat, serta hubungan antarvariabel yang diselidiki yan berkaitan dengan dengan peristiwa atau situasi dan kondisi selama pelatihan. Fenomena atau peristiwa yang terjadi yang berkaitan dengan proses pelaksanaan diklat tersebut berkaitan dengan tindaklanjut Diklat Training of Trainers (TOT), kualitas bahan ajar, sarana dan prasarana belajar, materi pelajaran, widyaiswara, nara sumber, instruktur, panitia, pendamping, dan konsumsi.<br />
<br />
BAB IV<br />
HASIL PENELITIAN<br />
A. Jumlah Data yang Terkumpul<br />
Dari jumlah 35 orang alumni Diklat Training of Trainers (TOT), dengan cara random sampling diperoleh data dari 8 orang alumni Diklat Training of Trainers (TOT).<br />
Responden yang diundang dalam pertemuan Focus Group Discussion sebanyak 20 orang terdiri dari 15 orang alumni dan 5 orang atasan/bawahan/teman sejawat/pengguna. Dari target responden yang diundang tersebut yang hadir terdiri dari 8 orang alumni, 4 orang atasan langsung sebagai pengguna dari alumni dan 1 orang teman sejawat.<br />
<br />
B. Variabel Perbaikan Kinerja Alumni <br />
1. Jumlah Pertanyaan<br />
Untuk mengetahui tingkat perbaikan kinerja alumni diberikan kuesioner yang berisi 10 pertanyaan untuk diisi atasan, teman sejawat, dan alumni Diklat Training of Trainers (TOT). Pertanyaan tersebut menggambarkan pengaruh diklat terhadap tingkat kompetensi alumni yang berkaitan dengan Training of Trainers (TOT). <br />
2. Kecenderungan Penilaian<br />
Perlu dijelaskan bahwa responden tidak diberikan prediktor masing-masing item kuesioner untuk menentukan besaran penilaian, oleh karena itu kualitas jawaban sangat tergantung dari kemampuan atau sikap responden hasil pelatihan. Namun dari peta jawaban dapat dilihat bahwa kecenderungan jawaban responden dari alumni dapat dikatakan sama. Secara rinci kecenderungan jawaban responden dapat dilihat sebagai berikut.<br />
Dari hasil analisa rerata keseluruhan skor responden didapatkan angka 3,71, hal ini menunjukkan tingkat perbaikan kinerja alumni Diklat Training of Trainers (TOT) dalam kategori baik.<br />
<br />
C. Variabel Pendayagunaan Alumni<br />
1. Jumlah Pertanyaan<br />
Untuk mengetahui tingkat perbaikan kinerja alumni diberikan kuesioner yang berisi 10 pertanyaan untuk diisi alumni Diklat Training of Trainers (TOT). Pertanyaan tersebut menggambarkan pengaruh diklat terhadap tingkat pendayagunaan alumni yang berkaitan dengan Training of Trainers (TOT). <br />
2. Kecenderungan Penilaian<br />
Dari hasil analisa rerata keseluruhan skor responden didapatkan angka 2,98. Hal ini menunjukkan tingkat pendayagunaan alumni Diklat Training of Trainers (TOT) dalam kategori sedang.<br />
<br />
D. Variabel Tingkat Kesesuaian Pengetahuan dan Ketrampilan selama Diklat dengan Kebutuhan Kompetensi di Lapangan.<br />
1. Jumlah Pertanyaan<br />
Untuk mengetahui tingkat kesesuaian pengetahuan dan ketrampilan selama diklat dengan kebutuhan kompetensi di lapangan, responden diberikan kuesioner yang berisi 24 (dua puluh empat) pertanyaan untuk diisi. Pertanyaan tersebut menggambarkan penilaian pada materi pada setiap mata pelajaran dalam Diklat Training of Trainers (TOT). <br />
2. Kecenderungan Penilaian<br />
Dari hasil analisa terdapat dua hasil kesimpulan yang berbeda, pertama dari hasil analisa kecenderungan responden didapatkan hasil yang memuaskan dari kecenderungan 10 orang responden dengan persentasi 76,92. Kedua dari hasil analisa rerata keseluruhan skor responden didapatkan angka 3,78. Hal ini menunjukkan tingkat kesesuaian pengetahuan dan ketrampilan selama diklat dengan kebutuhan kompetensi di lapangan termasuk dalam kategori Baik.<br />
<br />
E. Hasil Evaluasi Penilaian Metode Kualitatif<br />
Evaluasi penilaian metode kualitatif dianalisis berdasarkan hasil dari Focus Group Discussion yang diselenggarakan pada tanggal 9 November 2012 di Badan Diklat DIY., yang diikuti 13 orang peserta. Para responden mengisi atau memberikan jawaban Jawaban atas pertanyaan terbuka. Kemudian hasil jawaban dari para peserta FGD didiskusikan untuk divalidasikan dengan saling memberikan masukan, tambahan, dan klarifikasi hasil jawaban kepada peserta yang lain, kemudian mendiskusikannya untuk diambil suatu kesimpulan.<br />
Hasil dari Focus Group Discussion evaluasi pascadiklat training of trainers adalah sebagai berikut.<br />
1. Jarak waktu yang relatif lama antara evaluasi pascadiklat dengan selesainya diklat (tahun 2011) sehingga menjadi hambatan dalam pengisian kuesioner (faktor lupa karena sudah relatif lama)<br />
2. Peserta yang diikutkan Diklat TOT Umum sebaiknya adalah orang - orang yang terlibat langsung melakukan sosialisasi kebijakan.<br />
3. Materi pembelajaran sebaiknya lebih banyak prakteknya daripada teori. <br />
4. Sebaiknya lebih banyak melibatkan narasumber dari kalangan akademisi kampus, sehingga dapat mentransferkan teori-teori dan keilmuannya yang telah teruji efektivitasnya di lapangan.<br />
5. Aplikasinya Diklat TOT Umum di instansi masing-masing tidak langsung dapat diterapkan dalam waktu singkat, namun akan selalu menyesuaikan dengan momen di instansi dan tupoksi dimana PNS yang bersangkutan.<br />
6. Hasil Kinerja alumni diklat TOT Umum belum dapat langsung secepatnya dapat dilihat, sehingga memerlukan waktu yang cukup untuk mengaplikasikannya<br />
7. Mohon waktu pelaksanaan yang 2 minggu diklat TOT Umum tersebut sebaiknya diperpanjang supaya pelaksanaannya tidak terkesan terburu-buru (mengingat materi yang cukup banyak). Perlu sebuah perencanaan yang tepat tentang siapa saja yang akan menjadi peserta diklat TOT Umum sesuai dengan Tupoksinya.<br />
8. Sarana dan Prasarana sudah cukup memadai. <br />
9. Sebaiknya materi pembelajaran diarahkan kepada Tupoksi dan bersifat aplikatif. Ada ilmu - ilmu yang spesifik yang akhirnya mengarah ke Tupoksi peserta diklat.<br />
10. Waktu pelaksanaan diklat TOT Umum mohon diperpanjang sehingga hasilnya maksimal.<br />
11. Sarana dan Prasarana perlu ditingkatkan.<br />
12. Pengajar harus mampu mengarahkan semua peserta supaya memiliki skill bagaimana menjadi Trainer yang profesional. Kadang - kadang pengajar kurang dapat membimbing peserta meskipun sebenarnya pengajar yang bersangkutan memiliki pengetahuan tentang TOT dan ”knowledge” yang memadai, namun kurang dapat komunikatif.<br />
13. Diklat Training of Trainers (TOT) ini pengaruhnya sangat positif di instansi. Perlu diteruskan program ini, namun perlu lebih spesifik.<br />
14. Sarana dan prasarana cukup baik, tidak ada hambatan/masalah yang signifikan.<br />
15. Petugas pendamping cukup baik.<br />
16. Perlu pemantauan secara periodik terhadap kinerja alumni. Misalnya setiap 6 bulan sekali.<br />
17. Materi Diklat TOT Umum sudah relevan diterapkan di instansi. Saran : sebaiknya seluruh PNS diajarkan materi ini, karena PNS harus mampu mentransferkan ilmu, kebijakan, pengetahuan umum, dan lain-lain.<br />
18. Pendidikan Karakter perlu dimasukkan ke dalam materi Diklat TOT Umum.<br />
19. Diklat Training of Trainers (TOT) sangat bermanfaat dalam menambah bekal mengikuti diklat – diklat kewidyaiswaraan lainnya.<br />
20. Peserta Diklat TOT Umum belum seluruhnya mendapat kesempatan praktek di dalam pembelajaran tersebut. Mohon kiranya diperpanjang waktu untuk prakteknya. <br />
21. Pengajar cukup baik dalam memberikan materi dan membimbing peserta.<br />
22. Dari segi waktu, bukan masalah pelaksanaan diklatnya yang diperpanjang, namun dengan waktu yang telah ditentukan dapat menuntaskan materi dan memberikan manfaat yang maksimal bagi peserta Diklat Training of Trainers (TOT).<br />
23. Para peserta Diklat Training of Trainers (TOT) rata-rata telah memiliki pengalaman bertahun-tahun di dalam profesinya, namun Diklat Training of Trainers (TOT) ini lebih mengarahkan peserta supaya menjadi trainer yang terstruktur di dalam performance-nya di instansi masing-masing.<br />
24. Badan Diklat DIY selalu berkoordinasi dengan BKD terkait di dalam proses perencanaan Diklat TOT Umum supaya tepat dalam menentukan siapa yang mengikutinya.<br />
25. Masukan dari peserta akan dituangkan ke dalam draft guna peningkatan pelaksanaan Diklat Training of Trainers (TOT) maupun sarana dan prasarananya di Badan Diklat DIY.<br />
26. Diklat Training of Trainers (TOT) perlu selalu dilaksanakan mengingat manfaatnya yang amat banyak bagi PNS<br />
27. Tindak lanjut Diklat Training of Trainers (TOT) ini hendaknya diseminarkan, sehingga tidak hanya sebatas di- Rakor-kan<br />
<br />
BAB V<br />
PENUTUP<br />
A. KESIMPULAN<br />
Hasil evaluasi pascadiklat Training of Trainers (TOT) didasarkan dari hasil kuesioner terhadap atasan, dan teman sejawat, dan alumni diklat Diklat Training of Trainers (TOT). Dari data dan uraian dalam analisis dan pembahasan, maka dalam upaya mengetahui kontribusi pendidikan dan pelatihan Training of Trainers (TOT) terhadap kinerja alumni dapat disimpulkan sebagai berikut.<br />
1. Responden mempunyai kecenderungan terbesar pada perbaikan tingkat kinerja alumni yang baik (46,20%). Hasil rerata keseluruhan skor responden didapatkan angka 3,71 termasuk dalam kategori baik.<br />
2. Responden mempunyai kecenderungan terbesar pada pendayagunaan alumni yang sedang (61,50%). Hasil rerata keseluruhan skor responden didapatkan angka 2,98 termasuk dalam kategori sedang.<br />
3. responden mempunyai kecenderungan terbesar mengenai tingkat kesesuaian pengetahuan dan ketrampilan selama diklat dengan kebutuhan kompetensi di lapangan yang memuaskan (76,92%). Hasil rerata keseluruhan skor responden didapatkan angka 3,78 termasuk dalam kategori baik.<br />
4. Hasil analisa kualitatif menunjukkan perlunya tindaklanjut Diklat Training of Trainers (TOT) dalam bentuk penyelenggaraan diklat lanjutan. Diklat dilaksanakan secara berkala disesuaikan dengan hasil analisis kebutuhan diklat yang diperlukan oleh instansi-instansi di lingkungan wilayah DIY.<br />
5. Perumusan tujuan dan sasaran diklat tidak diarahkan secara langsung untuk menjadi widyaiswara, mengingat proses rekruitmen widyaiswara sudah ada panduan secara khusus dari LAN RI. Tujuan dan sasaran sebaiknya diarahkan kepada penyiapan peserta diklat sebagai calon fasilitator yang dapat memberikan pembelajaran dengan metode andragogi.<br />
6. Beberapa jawaban responden atas pertanyaan terbuka dan hasil FGD terhadap bahan ajar perlu ditingkatkan secara lebih lengkap lagi, tidak hanya dalam bentuk bahan tayang tetapi perlu disiapkan modul dan materi pelengkap modul sebagai referensi dan pengembangan substansi materi. Di dalam penyampaian materi diharapkan praktek lebih diperbanyak dibandingkan teori. <br />
Pemilihan calon peserta disesuaikan dengan standar kompetensi yang sesuai dengan tujuan diklat.<br />
Sarana prasarana sudah cukup tetapi perlu ditingkatkan dari sisi ketersediaan mick dalam bentuk wireless, sehingga diharapkan pengajar dan peserta bisa bergerak leluasa tanpa ada hambatan keterbatasan panjang kabel mick. Mengenai bangku dan meja perlu didisain agar setiap saat bisa diatur dengan cepat dan mudah, sehingga setting ruangan kelas selalu dnamis yang selalu disesuaiakan dengan metode pembelajaran.<br />
Pengajar merupakan widyaiswara yang berpengalaman dalam proses pembelajaran dan mampu menjadi contoh secara langsung proses pembelajaran dengan metode andragogi.<br />
Penyelenggara diklat baik sebagai petugas piket, pengamat, atau pendamping selalu aktif mengontrol ketersediaan sarana dan prasarana yang diperlukan oleh peserta dan widyaiswara.<br />
Konsumsi sudah baik tetapi perlu peningkatan dari sisi variasi menu dan rasa.<br />
<br />
B. SARAN<br />
1. Melihat hasil evaluasi yang menunjukkan adanya peningkatan kompetensi alumni diklat yang baik, diharapkan Diklat Training of Trainers (TOT) dapat dipertahankan penyelenggaraannya secara berkala disesuaiakan dengan hasil analisis kebutuhan diklat instansi-instansi di wilayah DIY.<br />
2. Simulasi dan praktek perlu ditambah prosentasenya dalam proses pembelajaran untuk menambah ketrampilan aplikatif dalam perencanaan dan pelaksanaan proses pembelajaran.<br />
3. Dukungan dari para top manajer untuk memprogramkan pelaksanaan Diklat secara berjenjang mulai dari tingkat dasar, lanjutan, dan tinggi sesuai dengan Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor: 14 Tahun 2011 Tentang Pedoman Penyusunan Pola Penjenjangan Pendidikan Dan Pelatihan Teknis. Proses pemrograman diklat tersebut dilaksanakan oleh Badan Diklat Provinsi DIY bekerjasama dengan Instansi teknis terkait di Tingkat Pusat dan instansi teknis lingkungan Pemda Provinsi DIY, guna menambah eksistensi Diklat Training of Trainers (TOT) di jajaran aparatur Pemda Provinsi D.I.Y.<br />
4. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan Training of Trainers (TOT) diharapkan dapat berlangsung secara terpadu dan berkesinambungan, antara pilar-pilar diklat yaitu kelembagaan diklat, program diklat, sumberdaya penyelenggara diklat, dan widyaiswara dengan dukungan penuh seluruh instansi dan policy maker dalam rangka pengembangan sumberdaya manusia aparatur Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.<br />
<br />
DAFTAR PUSTAKA<br />
Pratista, A. 2005. Aplikasi SPSS10.05 dalam Statistik dan Rancangan Percobaan. CV. Alfabeta. Bandung.<br />
Deliveri Organization. 2006. Modul 15 Evaluasi Program Pelatihan. www.deliveri.org/guidelines/training/tm15/tm15_modul15i.htm. 27-6-2006.<br />
Djarwanto, P.S., Subagyo, P.1985. Statistik Induktif. BPFE. Yogyakarta.<br />
Lembaga Administrasi Negara RI. 2006. Evaluasi Purna Diklat, Modul Diklat Kewidyaiswaraan Tingkat Madya. LAN RI. Jakarta. Hal 20.<br />
Nazir, M. 2003. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Jakarta. Hal. 151.<br />
Arikunto, A., Safrudin A.J., C. 2010. Evaluasi Program Pendidikan, Pedoman Teoretis Praktis bagi Mahasiswa dan Praktisi Pendidikan. Bumi Aksara. Edisi 2. Jakarta.<br />
<br />
<br />
<br />
<br />Totok Suhartohttp://www.blogger.com/profile/01414544215645206156noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8959949698854993314.post-11533458864047073892012-10-30T15:07:00.000+07:002012-10-30T15:08:41.254+07:00PENGERTIAN, HAKEKAT, DAN MAKNA KECERDASAN SPIRITUALBeberapa pengertian tentang kecerdasan spiritual dari berbagai sumber sebagai berikut.<br />
Kecerdasan spiritual atau yang biasa dikenal dengan SQ (bahasa Inggris: spiritual quotient) adalah kecerdasan jiwa yang membantu seseorang untuk mengembangkan dirinya secara utuh melalui penciptaan kemungkinan untuk menerapkan nilai- nilai positif. SQ merupakan fasilitas yang membantu seseorang untuk mengatasi persoalan dan berdamai dengan persoalannya itu. Ciri utama dari SQ ini ditunjukkan dengan kesadaran seseorang untuk menggunakan pengalamannya sebagai bentuk penerapan nilai dan makna. Kecerdasan spiritual yang berkembang dengan baik akan ditandai dengan kemampuan seseorang untuk bersikap fleksibel dan mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan, memiliki tingkat kesadaran yang tinggi, mampu menghadapi penderitaan dan rasa sakit, mampu mengambil pelajaran yang berharga dari suatu kegagalan, mampu mewujudkan hidup sesuai dengan visi dan misi, mampu melihat keterkaitan antara berbagai hal, mandiri, serta pada akhirnya membuat seseorang mengerti akan makna hidupnya (http://id.wikipedia.org/wiki/Kecerdasan_spiritual, diakses tanggal 5-10-2012).<br />
<br />
Menurut Ary Ginanjar Agustian (2003) menjelaskan bahwa Spiritual Quotient (SQ) berisi suara hati dan hati adalah bagian dari aspek spiritualitas. Emosi adalah getaran pada kalbu yang terjadi akibat tersentuhnya spiritualitas seseorang. God Spot berisi kekuatan spiritual manusia yang tertutup oleh berbagai belenggu, paradigma atau cover.<br />
<br />
Menurut Harjani Hefni (2008) menerangkan bahwa suara hati adalah suara kebenaran yang ditiupkan Allah kepada manusia bersamaan dengan peniupan ruh pada jasad. Suara hati tidak bisa dibohongi dan berkata apa adanya. Suara hati mempunyai berbagai pengaruh positif terhadap jiwa. Untuk lebih memahami suara hati memerlukan pemahaman dan pengenalan nama-nama dan sifat-sifat Allah, sebab konsekwensi dari tuntutan nama-nama dan sifat-sifat Allah itulah ditiupkan kepada kita dan menjadi suara hati yang tertancap kokoh di alam sanubari. <br />
<br />
Manusia dikarunia Tuhan Yang Maha Kuasa potensi luar biasa berupa pikiran yang perlu dikelola dengan baik. Dalam pikiran tersebut ada dua hal yang melandasi sifat, sikap, dan perilaku seseorang, yaitu pikiran yang negatif dan positif. Dalam kehidupan nyata sifat positif dan negatif tersebut tercermin dalam perbuatan baik dan buruk.<br />
<br />
Pikiran yang dapat terkelola dengan baik akan berdampak positif dalam kehidupan, orang yang cerdas mempunyai kelebihan dalam mengolah dan menggunakan informasi yang terekam dalam otaknya. Akan tetapi dalam kehidupan tidak hanya cukup dengan kecerdasan otak (Intelektual Quotient disingkat dengan IQ), perlu diseimbangkan dengan Kecerdasan Spiritual (Emotional Quotient disingkat dengan EQ), dan kecerdasan spiritual (Spiritual Quotient disingkat dengan SQ). Sehingga dengan pengelolaan pikiran yang seimbang terhadap ketiga kecerdasan tersebut yaitu IQ, EQ, dan SQ maka kehidupan yang diharapkan oleh semua orang (paripurna) atau suksesnya seseorang dalam berkarir akan mudah didapatkan.Totok Suhartohttp://www.blogger.com/profile/01414544215645206156noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-8959949698854993314.post-15689173850725262852012-09-29T12:59:00.000+07:002012-09-29T12:59:09.998+07:00TUNTUTAN PERUBAHAN POLA PIKIR APARATUR PEMERINTAH DALAM PELAYANAN PUBLIK<div align="center" class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: center;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-size: 12pt;"><span style="font-family: Verdana;">ABSTRAK</span></span></b></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: center;">
<br /></div>
<span style="font-size: 12pt;"><div class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; tab-stops: .25in; text-indent: 0in;">
<span style="font-size: 12pt;">Pelayanan birokrasi pemerintahan saat ini banyak mendapatkan kritikan tajam dari berbagai lapisan masyarakat, terutama kinerja aparatur pemerintah yang <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>masih belum dapat memenuhi standar harapan yang diinginkan publik. Masyarakat menginginkan prestasi kerja aparatur yang maksimal sesuai dengan kapasitas yang dimiliki para pegawai negeri sipil. Akan tetapi pola pikir aparatur pemerintah dalam pelayanan publik tetap saja belum ada perubahan yang signifikan. Para aparatur pemerintah berkecenderungan mempunyai pola pikir negatif dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya. Dampaknya masyarakat mempunyai persepsi yang kurang baik terhadap aparatur pemerintah, aparatur pemerintah dinilai lamban, kurang responsif, tidak disiplin, korup, dan citra-citra negatif lainnya, walaupun sebenarnya tidak semua aparatur <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>pemerintah melakukan hal-hal negatif tersebut. Untuk mengatasi tuntutan kualitas pelayanan publik tersebut, maka semangat mengaktualkan agenda reformasi birokrasi dalam setiap kebijakan pengembangan sumberdaya manusia aparatur perlu segera direlisasikan. Pembentukan pola pikir positif bagi setiap aparatur pemerintah merupakan salah satu agenda manajemen stratejik yang mendesak untuk dilaksanakan dalam setiap sektor atau bidang pelayanan publik. Kreativitas dan inovasi dalam memahami dan melayani masyarakat sesuai tugas pokok dan fungsi aparatur sesuai dengan kewenangan lembaganya harus dilaksanakan secara ikhlas dan bertanggungjawab. Aparatur memerlukan pola pikir dalam setiap melaksanakan pekerjaannya sebagai pelayan abdi negara dan masyarakat. Dukungan kompetensi dari sisi kemampuan menyerap ilmu pengetahuan dan teknologi, ketrampilan dalam berkarya, dan sikap perilaku yang baik akan dapat meningkatkan citra pelayanan publik menjadi semakin baik, amanah, dan profesional.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; tab-stops: .25in; text-indent: 0in;">
<br /></div>
<div class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; tab-stops: .25in; text-indent: 0in;">
<span><strong>Kata kunci</strong>: pelayanan publik, kinerja, citra negatif, masyarakat, pola pikir, aparatur pemerintah, profesional</span></div>
<span><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 0in 0pt; tab-stops: .25in; text-indent: 0in;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 200%;">LATAR BELAKANG<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 6pt 0in 0pt; tab-stops: .25in;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 200%;">Tuntutan perubahan pola pikir para aparatur pemerintah dalam pelayanan publik perlu segera ditindaklanjuti<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>dan disikapi secara positif dalam rangka mengontrol terhadap upaya peningkatan kinerja aparatur. Prestasi kerja aparatur akan tercermin dari seberapa jauh para abdi negara dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Citra pelayanan birokrasi akan semakin terpuruk apabila keluhan, kritik, dan saran masyarakat diabaikan begitu saja. Apabila hal tersebut dibiarkan begitu saja secara terus menerus tanpa ada upaya perbaikan, tentu akan dapat berdampak kepada pencitraan kondisi kepemerintahan saat ini. Jalannya kepemerintahan akan terkesan buruk di mata masyarakat, pemerintah akan dinilai lamban dalam bertindak dalam merespon setiap kebutuhan publik.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 6pt 0in 0pt; tab-stops: .25in;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 200%;">Kondisi kepemerintahan yang buruk sangat bertentangan dengan semangat reformasi birokrasi yang saat ini sedang didengung-dengungkan. Oleh karena itu perlu ditumbuhkembangkan pola pikir kepemimpinan aparatur yang bertanggung jawab dan inovatif terhadap tugas pokok dan fungsi masing-masing aparatur sebagai penyelenggara negara melalui lembaga dimana aparatur tersebut berkarya. Kreativitas dan inovasi aparatur sebagai pelayan masyarakat sangat diharapkan oleh masyarakat. Masyarakat menginkan pelayanan birokrasi yang prima, ramah, mudah, cepat, tepat, dan inovasi-inovasi yang terus menerus sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 6pt 0in 0pt; tab-stops: .25in; text-indent: 0in;">
<br /></div>
<div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 6pt 0in 0pt; tab-stops: .25in;">
<br /></div>
<div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 0in 0pt; tab-stops: .25in; text-indent: 0in;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 200%;">TUNTUTAN PERUBAHAN POLA PIKIR APARATUR PEMERINTAH<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 0in 0pt; tab-stops: .25in; text-indent: 0in;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 200%;"><span style="mso-tab-count: 2;"> </span>Pelayanan birokrasi pemerintahan saat ini banyak mendapatkan sorotan dan kritikan tajam dari berbagai lapisan masyarakat. Masyarakat menuntut pelayanan publik yang ramah dengan senyum, salam, dan sapa, transparan, bertanggungjawab, adil, dan<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>akuntabel. Banyaknya perilaku-perilaku negatif para aparatur pemerintah membuat masyarakat menjadi kurang percaya lagi pada pemerintahnya. Hal ini perlu segera disikapi dengan serius dan ditindaklanjuti dengan agenda-agenda yang jelas dan mengenai sasaran, terutama dari sisi proses pengembangan sumberdaya manusia aparatur.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 0in 0pt; tab-stops: .25in; text-indent: 0in;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 200%;"><span style="mso-tab-count: 2;"> </span>Berikut ini beberapa cuplikan pernyataan-pernyataan yang merupakan contoh-contoh kasus aktual yang banyak diperbincangkan di berbagai media, dan menggambarkan kondisi pola pikir aparatur pemerintah saat ini, yang memerlukan tindak lanjut dan sikap yang responsi dari pemerintah, sebagai berikut.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 0in 0pt; tab-stops: .25in; text-indent: 0in;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 200%;">Kasus 1.<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: 12pt;"><span style="font-family: Verdana;">“</span></span><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: 'Times New Roman','serif'; font-size: 12pt;">"Mayoritas disebabkan oleh sumber daya manusia yakni pola pikir yang masih ingin dilayani. Padahal seharusnya dia menjadi pelayan bagi masyarakat," ujar Wiharto di sela-sela diskusi penilaian pelayanan publik di Jakarta, Kamis, 9-8-2012.PNS yang mempunyai pola pikir seperti itu, lanjut dia, memperburuk pelayanan publik meskipun sarana dan prasarana sudah baik. "Kalau pola pikirnya sebagai pelayan masyarakat, pasti tidak akan begitu terpengaruh jika sarana dan prasarana belum baik," ujarnya. Oleh karena itu, Kemenpan terus mendorong terciptanya reformasi birokrasi, tata laksana, dan prosedur yang mulai digulirkan pada tahun ini. Kemenpan menilai pelayanan publik di Tanah Air masih lemah di berbagai sektor. Misalnya masyarakat mengeluhkan tidak tepat waktunya seperti yang terjadi di Puskesmas, pungutan liar dalam pembuatan sertifikat tanah dan lainnya. "Kemenpan terus mendorong agar setiap instansi publik menerapkan UU 25/2009 tentang pelayanan publik. Jika itu diterapkan, maka akan mengurangi terjadinya penyimpangan," katanya</span></i><span style="font-family: 'Times New Roman','serif'; font-size: 12pt;">”. (Sumber: <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Kemenpan : pola pikir PNS masih ingin dilayani</i>. http://www.depdagri.go.id/news/2012/08/10/kemenpan-pola-pikir-pns-masih-ingin-dilayani, diakses 25-9-2012)<o:p></o:p></span></div>
<div align="left" class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; tab-stops: .25in; text-align: left; text-indent: 0in;">
<br /></div>
<div align="left" class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; tab-stops: .25in; text-align: left; text-indent: 0in;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-size: 12pt;">Kasus 2<o:p></o:p></span></b></div>
<div align="left" class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; tab-stops: .25in; text-align: left; text-indent: 0in;">
<v:shapetype coordsize="21600,21600" filled="f" id="_x0000_t75" o:preferrelative="t" o:spt="75" path="m@4@5l@4@11@9@11@9@5xe" stroked="f"><v:stroke joinstyle="miter"></v:stroke><v:formulas><v:f eqn="if lineDrawn pixelLineWidth 0"></v:f><v:f eqn="sum @0 1 0"></v:f><v:f eqn="sum 0 0 @1"></v:f><v:f eqn="prod @2 1 2"></v:f><v:f eqn="prod @3 21600 pixelWidth"></v:f><v:f eqn="prod @3 21600 pixelHeight"></v:f><v:f eqn="sum @0 0 1"></v:f><v:f eqn="prod @6 1 2"></v:f><v:f eqn="prod @7 21600 pixelWidth"></v:f><v:f eqn="sum @8 21600 0"></v:f><v:f eqn="prod @7 21600 pixelHeight"></v:f><v:f eqn="sum @10 21600 0"></v:f></v:formulas><v:path gradientshapeok="t" o:connecttype="rect" o:extrusionok="f"></v:path><o:lock aspectratio="t" v:ext="edit"></o:lock></v:shapetype><v:shape alt="http://assets.kompas.com/data/photo/2012/05/03/0948561620X310.jpg" id="Picture_x0020_7" o:spid="_x0000_s1026" strokecolor="windowText" stroked="t" style="height: 131.15pt; margin-left: 73.95pt; margin-top: 9pt; mso-position-horizontal-relative: text; mso-position-horizontal: absolute; mso-position-vertical-relative: text; mso-position-vertical: absolute; mso-wrap-distance-bottom: 0; mso-wrap-distance-left: 9pt; mso-wrap-distance-right: 9pt; mso-wrap-distance-top: 0; mso-wrap-style: square; position: absolute; visibility: visible; width: 260.2pt; z-index: 1;" type="#_x0000_t75"><v:imagedata o:title="0948561620X310" src="file:///C:\Users\ComPaQ\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image001.jpg"></v:imagedata></v:shape><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; tab-stops: .25in; text-indent: 0in;">
<i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-size: 12pt;">“Birokrasi yang kronis terlihat dari membudayanya perilaku korup dan rendahnya pelayanan publik. Tata kelola pemerintahan yang baik hanya sebatas wacana. Untuk mengatasi kondisi birokrasi seperti itu, maka pola pikir pegawai negeri sipil harus diubah, dan itensifkan pengawasan serta transparansi agar tidak terus terjadi pembusukan.”Birokrasi mengalami pembusukan dari dalam ketika intervensi politik berlangsung intensif serta perselingkuhan politik dan birokrasi meningkat,” tutur peneliti kebijakan publik LIPI, Siti Zuhro, di Jakarta, Jumat (4/5/2012)</span></i><span style="font-size: 12pt;">”<i style="mso-bidi-font-style: normal;">. </i>(Sumber: <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Pola Pikir PNS Mesti Berubah</i>. Kompas.com. http://bangka.tribunnews.com/2012/05/05/pola-pikir-pns-mesti-berubah. Diakses 25-9-2012)<i style="mso-bidi-font-style: normal;"><o:p></o:p></i></span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 0in 0pt; tab-stops: .25in; text-indent: 0in;">
<br /></div>
<div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 0in 0pt; tab-stops: .25in; text-indent: 0in;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 200%;">ANALISIS DAN STRATEGI PEMBENTUKAN <i style="mso-bidi-font-style: normal;">MIND SETTING</i> APARATUR<span style="mso-tab-count: 2;"> </span></span></b><span style="font-size: 12pt; line-height: 200%;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Dari kedua kasus tersebut terlihat sorotan publik terhadap birokrasi, tercermin keinginan masyarakat terhadap para pegawai negeri sipil untuk meningkatkan kinerjanya. Aparatur pemerintah masih belum dapat memenuhi standar harapan yang diinginkan publik. Masyarakat menginginkan prestasi kerja aparatur yang maksimal sesuai dengan kapasitas yang dimiliki para pegawai negeri sipil. Akan tetapi pola pikir aparatur pemerintah dalam pelayanan publik tetap saja belum ada perubahan yang signifikan. Pola pikir masih ingin dilayani kecenderungannya lebih besar dibandingkan dengan yang seharusnya melaksanakan pelayanan sebaik mungkin.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 0in 0pt; tab-stops: .25in; text-indent: 0in;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 200%;"><span style="mso-tab-count: 2;"> </span>Para aparatur pemerintah berkecenderungan mempunyai pola pikir negatif dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya. Dampaknya masyarakat mempunyai persepsi yang kurang baik terhadap aparatur pemerintah, aparatur pemerintah dinilai lamban, kurang responsif, tidak disiplin, korup, dan citra-citra negatif lainnya, walaupun sebenarnya tidak semua aparatur<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>pemerintah melakukan hal-hal negatif tersebut<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><o:p></o:p></b></span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 0in 0pt; tab-stops: .25in;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 200%;">Responsivitas terhadap perkembangan keperluan hajat hidup masyarakat yang berkencenderungan terus meningkat tersebut, memerlukan penerapan secara nyata dalam pelaksanaan ketugasan pokok dan fungsi setiap aparatur pemerintah. Pensikapan secara nyata tersebut akan tercermin dalam setiap proses pelayanan publik yang diberikan. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 6pt 0in 0pt; tab-stops: .25in;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 200%;">Penanaman pola pikir positif dalam diri setiap aparatur akan mendorong upaya semaksimal mungkin dalam meningkatkan kinerja dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan publik. </span><span style="font-size: 12pt; line-height: 200%; mso-no-proof: no;">Pola pikir akan membentuk konsep diri seorang aparatur yang bekerja sebagai pelayan masyarakat. Adapun konsep diri yang diharapkan terjadi pada setiap birokrat menurut antara lain dapat dilihat dalam tabel konsep diri pola pikir aparatur pemerintah, yang menggambarkan antara kondisi pola pikir yang seharusnya dan yang tidak diharapkan dalam pelayanan publik (hasil analisis dan modifikasi penulis dari sumber LAN, 2011).<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; tab-stops: .25in; text-indent: 0in;">
<span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: 'Times New Roman'; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: 'Times New Roman'; mso-fareast-language: EN-US;"><br clear="all" style="mso-special-character: line-break; page-break-before: always;" /></span> </div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; tab-stops: .25in; text-align: center; text-indent: 0in;">
<span style="font-size: 12pt; mso-no-proof: no;">Tabel Perbandingan Konsep Diri dan Aktualisasi Kegiatan <o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; tab-stops: .25in; text-align: center; text-indent: 0in;">
<span style="font-size: 12pt; mso-no-proof: no;">Pembentukan Pola Pikir Aparatur Pemerintah dalam Pelayanan Publik<o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: normal; margin: 6pt 0in 0pt; tab-stops: .25in; text-align: center; text-indent: 0in;">
<br /></div>
<div class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; tab-stops: .25in; text-indent: 0in;">
<table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0" class="MsoTableGrid" style="border-bottom: medium none; border-collapse: collapse; border-left: medium none; border-right: medium none; border-top: medium none; mso-border-alt: solid black .5pt; mso-border-themecolor: text1; mso-padding-alt: 0in 5.4pt 0in 5.4pt; mso-table-layout-alt: fixed; mso-yfti-tbllook: 1184;"><tbody>
<tr style="mso-yfti-firstrow: yes; mso-yfti-irow: 0;"><td style="background-color: transparent; border-bottom: black 1pt solid; border-left: black 1pt solid; border-right: black 1pt solid; border-top: black 1pt solid; mso-border-alt: solid black .5pt; mso-border-themecolor: text1; padding-bottom: 0in; padding-left: 5.4pt; padding-right: 5.4pt; padding-top: 0in; width: 0.45in;" valign="top" width="43"><div align="center" class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; tab-stops: .25in; text-align: center; text-indent: 0in;">
<span style="font-size: 12pt;">No.<o:p></o:p></span></div>
</td><td style="background-color: transparent; border-bottom: black 1pt solid; border-left: #f0f0f0; border-right: black 1pt solid; border-top: black 1pt solid; mso-border-alt: solid black .5pt; mso-border-left-alt: solid black .5pt; mso-border-left-themecolor: text1; mso-border-themecolor: text1; padding-bottom: 0in; padding-left: 5.4pt; padding-right: 5.4pt; padding-top: 0in; width: 135pt;" valign="top" width="180"><div align="center" class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; tab-stops: .25in; text-align: center; text-indent: 0in;">
<span style="font-size: 12pt;">Pola Pikir Negatif<o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; tab-stops: .25in; text-align: center; text-indent: 0in;">
<span style="font-size: 12pt;">Kondisi yang tidak diharapkan<o:p></o:p></span></div>
</td><td style="background-color: transparent; border-bottom: black 1pt solid; border-left: #f0f0f0; border-right: black 1pt solid; border-top: black 1pt solid; mso-border-alt: solid black .5pt; mso-border-left-alt: solid black .5pt; mso-border-left-themecolor: text1; mso-border-themecolor: text1; padding-bottom: 0in; padding-left: 5.4pt; padding-right: 5.4pt; padding-top: 0in; width: 1.75in;" valign="top" width="168"><div align="center" class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; tab-stops: .25in; text-align: center; text-indent: 0in;">
<span style="font-size: 12pt;">Pola Pikir Positif<o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; tab-stops: .25in; text-align: center; text-indent: 0in;">
<span style="font-size: 12pt;">Kondisi yang diharapkan<o:p></o:p></span></div>
</td><td style="background-color: transparent; border-bottom: black 1pt solid; border-left: #f0f0f0; border-right: black 1pt solid; border-top: black 1pt solid; mso-border-alt: solid black .5pt; mso-border-left-alt: solid black .5pt; mso-border-left-themecolor: text1; mso-border-themecolor: text1; padding-bottom: 0in; padding-left: 5.4pt; padding-right: 5.4pt; padding-top: 0in; width: 130.5pt;" valign="top" width="174"><div align="center" class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; tab-stops: .25in; text-align: center; text-indent: 0in;">
<span style="font-size: 12pt;">Aktualisasi Kegiatan Pembentukan Pola Pikir Aparatur Pemerintah<o:p></o:p></span></div>
</td></tr>
<tr style="mso-yfti-irow: 1;"><td style="background-color: transparent; border-bottom: black 1pt solid; border-left: black 1pt solid; border-right: black 1pt solid; border-top: #f0f0f0; mso-border-alt: solid black .5pt; mso-border-themecolor: text1; mso-border-top-alt: solid black .5pt; mso-border-top-themecolor: text1; padding-bottom: 0in; padding-left: 5.4pt; padding-right: 5.4pt; padding-top: 0in; width: 0.45in;" valign="top" width="43"><div align="left" class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; tab-stops: .25in; text-align: left; text-indent: 0in;">
<span style="font-size: 12pt;">1.<o:p></o:p></span></div>
</td><td style="background-color: transparent; border-bottom: black 1pt solid; border-left: #f0f0f0; border-right: black 1pt solid; border-top: #f0f0f0; mso-border-alt: solid black .5pt; mso-border-bottom-themecolor: text1; mso-border-left-alt: solid black .5pt; mso-border-left-themecolor: text1; mso-border-right-themecolor: text1; mso-border-themecolor: text1; mso-border-top-alt: solid black .5pt; mso-border-top-themecolor: text1; padding-bottom: 0in; padding-left: 5.4pt; padding-right: 5.4pt; padding-top: 0in; width: 135pt;" valign="top" width="180"><div align="left" class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; tab-stops: .25in; text-align: left; text-indent: 0in;">
<span style="font-size: 12pt;">Bekerja sebagai beban, dan pamrih yang berlebihan<o:p></o:p></span></div>
</td><td style="background-color: transparent; border-bottom: black 1pt solid; border-left: #f0f0f0; border-right: black 1pt solid; border-top: #f0f0f0; mso-border-alt: solid black .5pt; mso-border-bottom-themecolor: text1; mso-border-left-alt: solid black .5pt; mso-border-left-themecolor: text1; mso-border-right-themecolor: text1; mso-border-themecolor: text1; mso-border-top-alt: solid black .5pt; mso-border-top-themecolor: text1; padding-bottom: 0in; padding-left: 5.4pt; padding-right: 5.4pt; padding-top: 0in; width: 1.75in;" valign="top" width="168"><div align="left" class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; tab-stops: .25in; text-align: left; text-indent: 0in;">
<span style="font-size: 12pt; mso-no-proof: no;">Bekerja sebagai Ibadah</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
</td><td style="background-color: transparent; border-bottom: black 1pt solid; border-left: #f0f0f0; border-right: black 1pt solid; border-top: #f0f0f0; mso-border-alt: solid black .5pt; mso-border-bottom-themecolor: text1; mso-border-left-alt: solid black .5pt; mso-border-left-themecolor: text1; mso-border-right-themecolor: text1; mso-border-themecolor: text1; mso-border-top-alt: solid black .5pt; mso-border-top-themecolor: text1; padding-bottom: 0in; padding-left: 5.4pt; padding-right: 5.4pt; padding-top: 0in; width: 130.5pt;" valign="top" width="174"><div align="left" class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; tab-stops: .25in; text-align: left; text-indent: 0in;">
<span style="font-size: 12pt; mso-no-proof: no;">Meningkatkan kecerdasan spiritual, penuh rasa syukur, tawakal, dan ikhlas<o:p></o:p></span></div>
</td></tr>
<tr style="mso-yfti-irow: 2;"><td style="background-color: transparent; border-bottom: black 1pt solid; border-left: black 1pt solid; border-right: black 1pt solid; border-top: #f0f0f0; mso-border-alt: solid black .5pt; mso-border-themecolor: text1; mso-border-top-alt: solid black .5pt; mso-border-top-themecolor: text1; padding-bottom: 0in; padding-left: 5.4pt; padding-right: 5.4pt; padding-top: 0in; width: 0.45in;" valign="top" width="43"><div align="left" class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; tab-stops: .25in; text-align: left; text-indent: 0in;">
<span style="font-size: 12pt;">2.<o:p></o:p></span></div>
</td><td style="background-color: transparent; border-bottom: black 1pt solid; border-left: #f0f0f0; border-right: black 1pt solid; border-top: #f0f0f0; mso-border-alt: solid black .5pt; mso-border-bottom-themecolor: text1; mso-border-left-alt: solid black .5pt; mso-border-left-themecolor: text1; mso-border-right-themecolor: text1; mso-border-themecolor: text1; mso-border-top-alt: solid black .5pt; mso-border-top-themecolor: text1; padding-bottom: 0in; padding-left: 5.4pt; padding-right: 5.4pt; padding-top: 0in; width: 135pt;" valign="top" width="180"><div align="left" class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; tab-stops: .25in; text-align: left; text-indent: 0in;">
<span style="font-size: 12pt;">Perilaku koruptif, manipulatif, sombong, dan egois<o:p></o:p></span></div>
</td><td style="background-color: transparent; border-bottom: black 1pt solid; border-left: #f0f0f0; border-right: black 1pt solid; border-top: #f0f0f0; mso-border-alt: solid black .5pt; mso-border-bottom-themecolor: text1; mso-border-left-alt: solid black .5pt; mso-border-left-themecolor: text1; mso-border-right-themecolor: text1; mso-border-themecolor: text1; mso-border-top-alt: solid black .5pt; mso-border-top-themecolor: text1; padding-bottom: 0in; padding-left: 5.4pt; padding-right: 5.4pt; padding-top: 0in; width: 1.75in;" valign="top" width="168"><div align="left" class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; tab-stops: .25in; text-align: left; text-indent: 0in;">
<span style="font-size: 12pt; mso-no-proof: no;">Menghindari sikap tidak terpuji</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
</td><td style="background-color: transparent; border-bottom: black 1pt solid; border-left: #f0f0f0; border-right: black 1pt solid; border-top: #f0f0f0; mso-border-alt: solid black .5pt; mso-border-bottom-themecolor: text1; mso-border-left-alt: solid black .5pt; mso-border-left-themecolor: text1; mso-border-right-themecolor: text1; mso-border-themecolor: text1; mso-border-top-alt: solid black .5pt; mso-border-top-themecolor: text1; padding-bottom: 0in; padding-left: 5.4pt; padding-right: 5.4pt; padding-top: 0in; width: 130.5pt;" valign="top" width="174"><div align="left" class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; tab-stops: .25in; text-align: left; text-indent: 0in;">
<span style="font-size: 12pt; mso-no-proof: no;">Jujur, Sopan, mudah menolong, menjadi pendengar yang baik, dan selalu menjaga perkataan dan perbuatan yang baik<o:p></o:p></span></div>
</td></tr>
<tr style="mso-yfti-irow: 3;"><td style="background-color: transparent; border-bottom: black 1pt solid; border-left: black 1pt solid; border-right: black 1pt solid; border-top: #f0f0f0; mso-border-alt: solid black .5pt; mso-border-themecolor: text1; mso-border-top-alt: solid black .5pt; mso-border-top-themecolor: text1; padding-bottom: 0in; padding-left: 5.4pt; padding-right: 5.4pt; padding-top: 0in; width: 0.45in;" valign="top" width="43"><div align="left" class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; tab-stops: .25in; text-align: left; text-indent: 0in;">
<span style="font-size: 12pt;">3.<o:p></o:p></span></div>
</td><td style="background-color: transparent; border-bottom: black 1pt solid; border-left: #f0f0f0; border-right: black 1pt solid; border-top: #f0f0f0; mso-border-alt: solid black .5pt; mso-border-bottom-themecolor: text1; mso-border-left-alt: solid black .5pt; mso-border-left-themecolor: text1; mso-border-right-themecolor: text1; mso-border-themecolor: text1; mso-border-top-alt: solid black .5pt; mso-border-top-themecolor: text1; padding-bottom: 0in; padding-left: 5.4pt; padding-right: 5.4pt; padding-top: 0in; width: 135pt;" valign="top" width="180"><div align="left" class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; tab-stops: .25in; text-align: left; text-indent: 0in;">
<span style="font-size: 12pt;">Bekerja malas-malasan, tidak menghargai waktu dan beban kerja<o:p></o:p></span></div>
</td><td style="background-color: transparent; border-bottom: black 1pt solid; border-left: #f0f0f0; border-right: black 1pt solid; border-top: #f0f0f0; mso-border-alt: solid black .5pt; mso-border-bottom-themecolor: text1; mso-border-left-alt: solid black .5pt; mso-border-left-themecolor: text1; mso-border-right-themecolor: text1; mso-border-themecolor: text1; mso-border-top-alt: solid black .5pt; mso-border-top-themecolor: text1; padding-bottom: 0in; padding-left: 5.4pt; padding-right: 5.4pt; padding-top: 0in; width: 1.75in;" valign="top" width="168"><div align="left" class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; tab-stops: .25in; text-align: left; text-indent: 0in;">
<span style="font-size: 12pt; mso-no-proof: no;">Bekerja secara profesional</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
</td><td style="background-color: transparent; border-bottom: black 1pt solid; border-left: #f0f0f0; border-right: black 1pt solid; border-top: #f0f0f0; mso-border-alt: solid black .5pt; mso-border-bottom-themecolor: text1; mso-border-left-alt: solid black .5pt; mso-border-left-themecolor: text1; mso-border-right-themecolor: text1; mso-border-themecolor: text1; mso-border-top-alt: solid black .5pt; mso-border-top-themecolor: text1; padding-bottom: 0in; padding-left: 5.4pt; padding-right: 5.4pt; padding-top: 0in; width: 130.5pt;" valign="top" width="174"><div align="left" class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; tab-stops: .25in; text-align: left; text-indent: 0in;">
<span style="font-size: 12pt; mso-no-proof: no;">Disiplin, selalu berupaya meningkatkan kompetensi dengan mengikuti pendidikan lanjutan, diklat, seminar, dan kelompok ilmiah<o:p></o:p></span></div>
</td></tr>
<tr style="mso-yfti-irow: 4;"><td style="background-color: transparent; border-bottom: black 1pt solid; border-left: black 1pt solid; border-right: black 1pt solid; border-top: #f0f0f0; mso-border-alt: solid black .5pt; mso-border-themecolor: text1; mso-border-top-alt: solid black .5pt; mso-border-top-themecolor: text1; padding-bottom: 0in; padding-left: 5.4pt; padding-right: 5.4pt; padding-top: 0in; width: 0.45in;" valign="top" width="43"><div align="left" class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; tab-stops: .25in; text-align: left; text-indent: 0in;">
<span style="font-size: 12pt;">4.<o:p></o:p></span></div>
</td><td style="background-color: transparent; border-bottom: black 1pt solid; border-left: #f0f0f0; border-right: black 1pt solid; border-top: #f0f0f0; mso-border-alt: solid black .5pt; mso-border-bottom-themecolor: text1; mso-border-left-alt: solid black .5pt; mso-border-left-themecolor: text1; mso-border-right-themecolor: text1; mso-border-themecolor: text1; mso-border-top-alt: solid black .5pt; mso-border-top-themecolor: text1; padding-bottom: 0in; padding-left: 5.4pt; padding-right: 5.4pt; padding-top: 0in; width: 135pt;" valign="top" width="180"><div align="left" class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; tab-stops: .25in; text-align: left; text-indent: 0in;">
<span style="font-size: 12pt;">Apatis terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi<o:p></o:p></span></div>
</td><td style="background-color: transparent; border-bottom: black 1pt solid; border-left: #f0f0f0; border-right: black 1pt solid; border-top: #f0f0f0; mso-border-alt: solid black .5pt; mso-border-bottom-themecolor: text1; mso-border-left-alt: solid black .5pt; mso-border-left-themecolor: text1; mso-border-right-themecolor: text1; mso-border-themecolor: text1; mso-border-top-alt: solid black .5pt; mso-border-top-themecolor: text1; padding-bottom: 0in; padding-left: 5.4pt; padding-right: 5.4pt; padding-top: 0in; width: 1.75in;" valign="top" width="168"><div align="left" class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; tab-stops: .25in; text-align: left; text-indent: 0in;">
<span style="font-size: 12pt; mso-no-proof: no;">Berusaha meningkatkan kompetensi dirinya secara terus menerus</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
</td><td style="background-color: transparent; border-bottom: black 1pt solid; border-left: #f0f0f0; border-right: black 1pt solid; border-top: #f0f0f0; mso-border-alt: solid black .5pt; mso-border-bottom-themecolor: text1; mso-border-left-alt: solid black .5pt; mso-border-left-themecolor: text1; mso-border-right-themecolor: text1; mso-border-themecolor: text1; mso-border-top-alt: solid black .5pt; mso-border-top-themecolor: text1; padding-bottom: 0in; padding-left: 5.4pt; padding-right: 5.4pt; padding-top: 0in; width: 130.5pt;" valign="top" width="174"><div align="left" class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; tab-stops: .25in; text-align: left; text-indent: 0in;">
<span style="font-size: 12pt; mso-no-proof: no;">Melanjutkan studi lanjutan, diklat, dan memperbanyak jejaring<o:p></o:p></span></div>
</td></tr>
<tr style="mso-yfti-irow: 5;"><td style="background-color: transparent; border-bottom: black 1pt solid; border-left: black 1pt solid; border-right: black 1pt solid; border-top: #f0f0f0; mso-border-alt: solid black .5pt; mso-border-themecolor: text1; mso-border-top-alt: solid black .5pt; mso-border-top-themecolor: text1; padding-bottom: 0in; padding-left: 5.4pt; padding-right: 5.4pt; padding-top: 0in; width: 0.45in;" valign="top" width="43"><div align="left" class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; tab-stops: .25in; text-align: left; text-indent: 0in;">
<span style="font-size: 12pt;">5.<o:p></o:p></span></div>
</td><td style="background-color: transparent; border-bottom: black 1pt solid; border-left: #f0f0f0; border-right: black 1pt solid; border-top: #f0f0f0; mso-border-alt: solid black .5pt; mso-border-bottom-themecolor: text1; mso-border-left-alt: solid black .5pt; mso-border-left-themecolor: text1; mso-border-right-themecolor: text1; mso-border-themecolor: text1; mso-border-top-alt: solid black .5pt; mso-border-top-themecolor: text1; padding-bottom: 0in; padding-left: 5.4pt; padding-right: 5.4pt; padding-top: 0in; width: 135pt;" valign="top" width="180"><div align="left" class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; tab-stops: .25in; text-align: left; text-indent: 0in;">
<span style="font-size: 12pt;">Bertindak sebagai bos yang selalu minta dilayani dan sewenang-wenang terhadap masyarakat<o:p></o:p></span></div>
</td><td style="background-color: transparent; border-bottom: black 1pt solid; border-left: #f0f0f0; border-right: black 1pt solid; border-top: #f0f0f0; mso-border-alt: solid black .5pt; mso-border-bottom-themecolor: text1; mso-border-left-alt: solid black .5pt; mso-border-left-themecolor: text1; mso-border-right-themecolor: text1; mso-border-themecolor: text1; mso-border-top-alt: solid black .5pt; mso-border-top-themecolor: text1; padding-bottom: 0in; padding-left: 5.4pt; padding-right: 5.4pt; padding-top: 0in; width: 1.75in;" valign="top" width="168"><div align="left" class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; tab-stops: .25in; text-align: left; text-indent: 0in;">
<span style="font-size: 12pt; mso-no-proof: no;">Pelayan dan pengayom masyarakat</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
</td><td style="background-color: transparent; border-bottom: black 1pt solid; border-left: #f0f0f0; border-right: black 1pt solid; border-top: #f0f0f0; mso-border-alt: solid black .5pt; mso-border-bottom-themecolor: text1; mso-border-left-alt: solid black .5pt; mso-border-left-themecolor: text1; mso-border-right-themecolor: text1; mso-border-themecolor: text1; mso-border-top-alt: solid black .5pt; mso-border-top-themecolor: text1; padding-bottom: 0in; padding-left: 5.4pt; padding-right: 5.4pt; padding-top: 0in; width: 130.5pt;" valign="top" width="174"><div align="left" class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; tab-stops: .25in; text-align: left; text-indent: 0in;">
<span style="font-size: 12pt; mso-no-proof: no;">Senyum, salam, sapa, santun, responsif, meningkatkan intergritas dan amanah pada pekerjaan<o:p></o:p></span></div>
</td></tr>
<tr style="mso-yfti-irow: 6;"><td style="background-color: transparent; border-bottom: black 1pt solid; border-left: black 1pt solid; border-right: black 1pt solid; border-top: #f0f0f0; mso-border-alt: solid black .5pt; mso-border-themecolor: text1; mso-border-top-alt: solid black .5pt; mso-border-top-themecolor: text1; padding-bottom: 0in; padding-left: 5.4pt; padding-right: 5.4pt; padding-top: 0in; width: 0.45in;" valign="top" width="43"><div align="left" class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; tab-stops: .25in; text-align: left; text-indent: 0in;">
<span style="font-size: 12pt;">6.<o:p></o:p></span></div>
</td><td style="background-color: transparent; border-bottom: black 1pt solid; border-left: #f0f0f0; border-right: black 1pt solid; border-top: #f0f0f0; mso-border-alt: solid black .5pt; mso-border-bottom-themecolor: text1; mso-border-left-alt: solid black .5pt; mso-border-left-themecolor: text1; mso-border-right-themecolor: text1; mso-border-themecolor: text1; mso-border-top-alt: solid black .5pt; mso-border-top-themecolor: text1; padding-bottom: 0in; padding-left: 5.4pt; padding-right: 5.4pt; padding-top: 0in; width: 135pt;" valign="top" width="180"><div align="left" class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; tab-stops: .25in; text-align: left; text-indent: 0in;">
<span style="font-size: 12pt;">Bekerja atas dasar kemauan sendiri yang dinilai menguntungkan pribadi<o:p></o:p></span></div>
</td><td style="background-color: transparent; border-bottom: black 1pt solid; border-left: #f0f0f0; border-right: black 1pt solid; border-top: #f0f0f0; mso-border-alt: solid black .5pt; mso-border-bottom-themecolor: text1; mso-border-left-alt: solid black .5pt; mso-border-left-themecolor: text1; mso-border-right-themecolor: text1; mso-border-themecolor: text1; mso-border-top-alt: solid black .5pt; mso-border-top-themecolor: text1; padding-bottom: 0in; padding-left: 5.4pt; padding-right: 5.4pt; padding-top: 0in; width: 1.75in;" valign="top" width="168"><div align="left" class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; tab-stops: .25in; text-align: left; text-indent: 0in;">
<span style="font-size: 12pt; mso-no-proof: no;">Bekerja berdasarkan peraturan yang berlaku </span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
</td><td style="background-color: transparent; border-bottom: black 1pt solid; border-left: #f0f0f0; border-right: black 1pt solid; border-top: #f0f0f0; mso-border-alt: solid black .5pt; mso-border-bottom-themecolor: text1; mso-border-left-alt: solid black .5pt; mso-border-left-themecolor: text1; mso-border-right-themecolor: text1; mso-border-themecolor: text1; mso-border-top-alt: solid black .5pt; mso-border-top-themecolor: text1; padding-bottom: 0in; padding-left: 5.4pt; padding-right: 5.4pt; padding-top: 0in; width: 130.5pt;" valign="top" width="174"><div align="left" class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; tab-stops: .25in; text-align: left; text-indent: 0in;">
<span style="font-size: 12pt; mso-no-proof: no;">Bijaksana, mau mengerti, tanggung jawab, dan tegas.<o:p></o:p></span></div>
</td></tr>
<tr style="mso-yfti-irow: 7; mso-yfti-lastrow: yes;"><td style="background-color: transparent; border-bottom: black 1pt solid; border-left: black 1pt solid; border-right: black 1pt solid; border-top: #f0f0f0; mso-border-alt: solid black .5pt; mso-border-themecolor: text1; mso-border-top-alt: solid black .5pt; mso-border-top-themecolor: text1; padding-bottom: 0in; padding-left: 5.4pt; padding-right: 5.4pt; padding-top: 0in; width: 0.45in;" valign="top" width="43"><div align="left" class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; tab-stops: .25in; text-align: left; text-indent: 0in;">
<span style="font-size: 12pt;">7.<o:p></o:p></span></div>
</td><td style="background-color: transparent; border-bottom: black 1pt solid; border-left: #f0f0f0; border-right: black 1pt solid; border-top: #f0f0f0; mso-border-alt: solid black .5pt; mso-border-bottom-themecolor: text1; mso-border-left-alt: solid black .5pt; mso-border-left-themecolor: text1; mso-border-right-themecolor: text1; mso-border-themecolor: text1; mso-border-top-alt: solid black .5pt; mso-border-top-themecolor: text1; padding-bottom: 0in; padding-left: 5.4pt; padding-right: 5.4pt; padding-top: 0in; width: 135pt;" valign="top" width="180"><div align="left" class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; tab-stops: .25in; text-align: left; text-indent: 0in;">
<span style="font-size: 12pt;">Menolak perbaikan perubahan dan tertutup, serta tidak realistis<o:p></o:p></span></div>
</td><td style="background-color: transparent; border-bottom: black 1pt solid; border-left: #f0f0f0; border-right: black 1pt solid; border-top: #f0f0f0; mso-border-alt: solid black .5pt; mso-border-bottom-themecolor: text1; mso-border-left-alt: solid black .5pt; mso-border-left-themecolor: text1; mso-border-right-themecolor: text1; mso-border-themecolor: text1; mso-border-top-alt: solid black .5pt; mso-border-top-themecolor: text1; padding-bottom: 0in; padding-left: 5.4pt; padding-right: 5.4pt; padding-top: 0in; width: 1.75in;" valign="top" width="168"><div align="left" class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; tab-stops: .25in; text-align: left; text-indent: 0in;">
<span style="font-size: 12pt; mso-no-proof: no;">Tidak rentan terhadap perubahan dan terbuka serta bersikap realistis.</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
</td><td style="background-color: transparent; border-bottom: black 1pt solid; border-left: #f0f0f0; border-right: black 1pt solid; border-top: #f0f0f0; mso-border-alt: solid black .5pt; mso-border-bottom-themecolor: text1; mso-border-left-alt: solid black .5pt; mso-border-left-themecolor: text1; mso-border-right-themecolor: text1; mso-border-themecolor: text1; mso-border-top-alt: solid black .5pt; mso-border-top-themecolor: text1; padding-bottom: 0in; padding-left: 5.4pt; padding-right: 5.4pt; padding-top: 0in; width: 130.5pt;" valign="top" width="174"><div align="left" class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; tab-stops: .25in; text-align: left; text-indent: 0in;">
<span style="font-size: 12pt; mso-no-proof: no;">Sikap selalu terbuka, responsif, dan menerima apa adanya.<o:p></o:p></span></div>
</td></tr>
</tbody></table>
</div>
<div align="left" class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 6pt 0in 0pt; tab-stops: .25in; text-align: left;">
<br /></div>
<div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 6pt 0in 0pt; text-indent: 0in;">
<br /></div>
<div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 6pt 0in 0pt; text-indent: 0in;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 200%;">PENUTUP<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin: 6pt 0in 0pt; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">
<span style="font-family: 'Times New Roman','serif'; font-size: 12pt; line-height: 200%;">Pola pikir positif perlu ditanamkan pada setiap aparatur pemerintah atau pegawai negeri sipil. Tuntutan perubahan pola pikir aparatur pemerintah dalam pelayanan publik diharapkan akan menjadi pemicu segera dilaksanakannya reformasi birokrasi di berbagai sektor pelayanan publik. Dengan demikian kinerja aparatur menjadi meningkat dan membawa pengaruh keberhasilan pencapaian visi dan misi organisasi. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin: 6pt 0in 0pt; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">
<span style="font-family: 'Times New Roman','serif'; font-size: 12pt; line-height: 200%; mso-no-proof: no;">Aparatur yang mempunyai pola pikir positif dalam pelayanan publik, artinya aparatur tersebut ramah, disiplin, semangat, pekerja keras, terampil, dan cerdas dalam melaksanakan setiap tahapan pelayanan publik akan berdampak terhadap lingkungan kerjanya. Lingkungan organisasi yang baik yang menumbuhkembangkan budaya kerja tidak lepas dari pengaruh pola pikir masing-masing aparatur dalam organisasi tersebut. Begitu juga budaya kerja yang sudah terbiasa dilakukan dalam organisasi akan mempengaruhi pola pikir seseorang dalam bekerja. Kondisi lingkungan yang positif dan dinamis akan membawa perubahan dalam pelayanan instansi kepada masyarakat dan <i style="mso-bidi-font-style: normal;">stakeholders</i> yang berkaitan dengan tugas dan kewenangan instansi tersebut.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt;">
<br /></div>
<div class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: 150%; margin: 6pt 0in 0pt; text-indent: 0in;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%;">RUJUKAN<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 6pt 0in 0pt 45pt; text-align: justify; text-indent: -45pt;">
<span lang="SV" style="font-family: 'Times New Roman','serif'; font-size: 12pt; mso-ansi-language: SV;">LAN. 2011. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Pembentukan Pola Pikir. Modul Diklat Kepemimpinan Tingkat IV</i>.<i style="mso-bidi-font-style: normal;"> </i>LAN RI, Jakarta. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 6pt 0in 0pt 45pt; text-align: justify; text-indent: -45pt;">
<span lang="FI" style="font-family: 'Times New Roman','serif'; font-size: 12pt; mso-ansi-language: FI;">LAN, 2011. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Peraturan Kepala LAN No. 9 Tahun 2011 Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat IV</i>.</span><span style="font-family: 'Times New Roman','serif'; font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 6pt 0in 0pt 45pt; text-align: justify; text-indent: -45pt;">
<span style="font-family: 'Times New Roman','serif'; font-size: 12pt;">www.Bangka.tribunenews.com. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Pola Pikir PNS Mesti Berubah</i>. Kompas.com. http://bangka.tribunnews.com/2012/05/05/pola-pikir-pns-mesti-berubah. Diakses 25-9-2012</span><span lang="SV" style="font-family: 'Times New Roman','serif'; font-size: 12pt; mso-ansi-language: SV;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 6pt 0in 0pt 45pt; text-align: justify; text-indent: -45pt;">
<span style="font-family: 'Times New Roman','serif'; font-size: 12pt;">www.depdagri.go.id. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Kemenpan : pola pikir PNS masih ingin dilayani</i>. http://www.depdagri.go.id/news/2012/08/10/kemenpan-pola-pikir-pns-masih ingin-dilayani. Diakses 25-9-2012.</span><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="SV" style="font-family: 'Calibri','sans-serif'; font-size: 14pt; mso-ansi-language: SV;"><o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; tab-stops: .25in; text-indent: 0in;">
</div>
</span> </span><div class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0pt; tab-stops: .25in; text-indent: 0in;">
<br /></div>
<div align="justify" class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: center;">
</div>
Totok Suhartohttp://www.blogger.com/profile/01414544215645206156noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8959949698854993314.post-6024175609630515612012-09-25T20:36:00.000+07:002012-09-25T20:38:15.789+07:00TEMA DIKLAT KEPEMIMPINAN TK. IV ANGKATAN 6 2012 BADAN DIKLAT PROVINSI DIY.<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://4.bp.blogspot.com/-AmY5T_DzrGg/UGGzERmtTiI/AAAAAAAAAIs/czxr5ctpvLQ/s1600/tema+pim+3_6+2012.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" hea="true" height="320" src="http://4.bp.blogspot.com/-AmY5T_DzrGg/UGGzERmtTiI/AAAAAAAAAIs/czxr5ctpvLQ/s320/tema+pim+3_6+2012.jpg" width="254" /></a></div>
Totok Suhartohttp://www.blogger.com/profile/01414544215645206156noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8959949698854993314.post-7249716495814963032012-08-02T11:37:00.001+07:002012-08-02T12:35:19.792+07:00BELAJAR PENGELOLAAN PARIWISATA DARI NEGERI SEBERANGPariwisata merupakan potensi sumberdaya pembangunan bagi setiap pemerintah daerah di Indonesia. Potensi tersebut akan menjadi aset utama dan membangkitkan perekonomian lokal apabila pemerintah secara konsekuen membuat program pengelolaan pariwisata dan melaksanakan program tersebut secara terpadu dan berkelanjutan. Lingkup pengelolaan pariwisata saat ini perkembangannya sangat luas dan menyangkut peranan dan fungsi masing-masing <em>stakesholders </em>yang langsung maupun tidak langsung terlibat dalam pengelolaan pariwisata. Artinya setiap pengelolaan destinasi wisata perlu melibatkan sektor-sektor yang terkait. Pemerintah, swasta, dan masyarakat perlu duduk bersama membahas prospeksi ke depan dari setiap destinasi wisata yang ada di wilayah pemerintah daerah masing-masing, sehingga akan diperoleh bentuk komitmen bersama dalam pengelolaan pariwisata suatu daerah. Prospeksi ke depan suatu kawasan wisata menjadi tolok ukur keberhasilan perlu dan tidaknya kawasan tersebut dikembangkan potensi pariwisatanya, karena tanpa perencanaan ke depan yang jelas ke depan akan menimbulkan kesan memaksakan kawasan wisata tersebut untuk dikembangkan. Sebab tidak setiap potensi wisata akan berhasil menjadi prospektif, dan tidak setiap potensi wisata dikembangkan, perlu dilihat terlebih dahulu studi kelayakannya terutama dari sisi rencana tata ruang wilayah yang ada. Pemerintah perlu mempelopori penetapan kawasan-kawasan mana yang prospek dan tidak dengan regulasi-regulasi yang diperlukan.<br />
Investasi dengan dukungan peraturan-peraturan yang legal formalnya jelas akan memberikan rasa aman dan ketenangan bagi para investor untuk tidak tanggung-tanggung menanamkan modalnya dalam upaya pengembangan destinasi wisata suatu kawasan. Banyak contoh destinasi wisata yang berhasil dikembangkan di Indonesia, dan menjadi daya tarik wisatawan-wisatawan baik domestik maupun non domestik. Misalnya kawasan-kawasan wisata di Bali, Yogyakarta, Jakarta, Bandung, Taman Nasional Komodo, Taman Nasional Bunaken, Danau Toba, Taman Laut Raja Ampat dan banyak lagi destinasi-destinasi wisata di Indonesia. Akan tetapi tidak salah apabila dalam pengembangan wisata ke depan Pemerintah perlu juga belajar pengelolaan wisata ke depan dari negeri seberang, misalnya Malaysia, yang saat ini mereka sudah merasa bahwa asia atau melayu yang asli itu adalah Malaysia dengan <em>brand image </em>yang dikenalkan yaitu <em>"Malaysia Truly Asia".</em> Sementara Singapura mengenalkan pariwisatanya dengan <em>brand image "Uniquely Singapore",</em> Thailand dengan<em> "Amazing Thailand". </em>Dengan brand image tersebut seolah-olah menunjukkan jati diri bangsa mereka sebagai bangsa yang nomer satu dari keasliannya, keunikannya, dan kehebatannya. Sehingga brand image "<em>Visit Indonesia</em>" perlu dikaji lagi agar lebih membawa dampak atau imajinasi tentang keluarbiasaan dari Indonesia dalam pariwisatanya. Kekonsistensian dalam penggunaan <em>brand image </em>perlu juga ditekankan, sehingga tidak berubah-ubah setiap tahunnya atau setiap ganti pemimpin sebagai pejabat publik yang baru.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://4.bp.blogspot.com/-hv4wCsRqrIo/UBoFP4Y4RJI/AAAAAAAAAIY/RXA5sHbCKV0/s1600/DSCF0749.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" eda="true" height="200" src="http://4.bp.blogspot.com/-hv4wCsRqrIo/UBoFP4Y4RJI/AAAAAAAAAIY/RXA5sHbCKV0/s200/DSCF0749.jpg" width="150" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
Kelemahan mendasar dalam pengelolaan destinasi pada setiap kawasan wisata di Indonesia adalah menata masalah kedisiplinan dari berbagai hal, mulai dari penataan pedagang kaki lima, pengelolaan kebersihan dan pembuangan sampah, transportasi dan aksesibilitas yang sulit, serta penggunaan jalan raya yang terasa sempit sehingga menimbulkan kemacetan, sulitnya mengatur antrian para wisatawan domestik, penataan lahan yang tidak pas dengan peruntukannya, minimnya sarana MCK, dan lain-lain. </div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
Banyaknya masalah tersebut mengingatkan perlunya segera dilakukan pembenahan-pembenahan dan ketegasan dari Pemerintah, kalau konsekuen ingin menata destinasi wisatanya sehingga dapat berkelas dunia dan menjadi favorit di mata dunia internasional. Misalnya masalah penataan pedagang, di Singapura dan Malaysia jarang sekali di sepanjang kanan kiri jalan menuju tempat wisata atau di jalan-jalan umum biasa dijumpai para pedagang yang mempergunakan jalan tempat pejalan kaki. Para pedagang ditempatkan pada suatu kawasan khusus yang ditata rapi dengan tertib disertai sarana dan prasarana yang ada. Sangat jarang bahkan bisa dikatakan sulit dijumpai adanya pedagang asongan. Mereka tertib dan mendisiplinkan diri berjualan pada tempatnya, dan tentu saja dengan kontrol yang terus menerus dalam penegakan aturan yang tegas dari aparat keamanan.</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
Hampir di setiap tempat mudah dijumpai tempat-tempat pembuangan sampah, bahkan di Jepang tempat pembuangan sampah terbagi menjadi beberapa kotak sampah yang membedakan antara sampah plastik, botol plastik, sampah dapat dibakar, barang-barang yang beracun misalnya baterai. Tempat pembuangan sampah tersebut tersusun rapi dan bersih serta tidak ada yang berani merusaknya.</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
Banyak hal yang perlu dipelajari dari negeri seberang dalam pengelolaan pariwisata di Indonesia. Hal tersebut dapat dipergunakan sebagai tolok ukur keberhasilan pengelolaan pariwisata di Indonesia. Oleh karena itu program, target, dan capaian kinerja yang berstandar internasional dari berbagai <em>stakeholders</em> yang terkait dengan pengelolaan pariwisata di Indonesia perlu segera berbenah diri untuk mendisiplinkan semua pihak yang memanfaatkan industri pariwisata sebagai mata pencaharian yang prospek untuk dikembangkan. Pemerintah perlu mempelopori semuanya ini dengan konsekuensi dan tindakan yang tegas sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang telah diberlakukan. Dengan demikian diharapkan pariwisata di Indonesia dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan kearifan lokal masing-masing daerah dengan tetap mengedepankan rasa kenyamanan dan kepuasan para wisatawan.</div>Totok Suhartohttp://www.blogger.com/profile/01414544215645206156noreply@blogger.com0